***** Amanda nampak gusar sudah dua hari belakang ini. Wajah tampan Darko selalu terngiang-ngiang di pikirannya. Tidak hanya wajah, tapi suara dan sentuhannya pun, ikut serta menjadi fantasi yang menyenangkan juga menegangkan untuk Amanda. Sial. Amanda berjalan mondar-mandir di depan meja kerja dan menggigiti ujung pena yang ada di tangannya. Mungkin ini salah satu karma bagi dirinya karena sering kali mengejek bahkan terang-terangan menghina sahabat karibnya, Nana. "Astaga! Bisa gila aku kalau terus begini. Dia pakai guna-guna apa sehingga otakku tampaknya hanya terpaku pada dia. Ah~ sial!" gerutu Amanda. Meja kerja Amanda berserakan kertas-kertas, wanita cantik itu bahkan sudah tidak peduli lagi dengan deadline pekerjaannya. Setelah kejadian ciuman panas yang terciduk dua hari lalu