Day1 of them

1127 Words
Celine menapakan kaki nya di lantai, sudah pukul delapan pagi dan ia baru bangun. Mendengar keributan dari lantai bawah, Celine segera turun, untuk menemui keluarganya. Hari ini adalah hari minggu, artinya semua orang akan ada di rumah. Celine, Suami nya, dan adiknya, Cena. Dari jauh, bau masakan sudah tercium jelas oleh Celine, buru-buru wanita itu mempercepat langkah nya, tidak ingin kehabisan makanan. Ia tahu, bahwa di hari minggu seperti ini biasanya Cena, adiknya akan memasak. Gadis berusia 19 tahun itu memang pandai memasak, jauh lebih pandai di bandingkan Celine yang sudah berusia 25 tahun.                 “Pagi sayang.” Al menghampiri istrinya yang baru saja turun dari tangga. Ia memeluk istrinya hangat, mencium kening wanita itu dengan lembut.                 “Pagi mas.” Jawab Celine dengan suara yang begitu serak, khas orang yang baru saja bangun tidur.                 “Kok cepet banget bangunnya?” Tanya Al. Celine memang sudah terbiasa bangun siang. Ia tidak bekerja, karena Al mengizinkan hal itu. Celine menganggap, dengan dirinya tidak bekerja ia akan fokus menjadi seorang istri. Padahal pada kenyataannya tidak begitu, Celine bangun di saat Al sudah berangkat kerja, dan seringkali sudah terlelap ketika Al pulang.                 “Gak apa-apa, pengen aja. Kok keringetan banget mas? Habis ngapain?” Tanya Celine ketika melihat badan suaminya penuh dengan keringat, ia melirik ke arah luar jendela, hari ini sedang hujan, lantas kenapa suaminya berkeringat seperti orang yang habis berolahraga?                 “Habis workout. Tuh treadmill nya aja belum aku matiin.” Jawab Al sembari menunjuk alat olahraga nya itu kepada Celine. Istrinya tersenyum kemudian mengangguk, setelahnya ia berjalan santai menuju dapur, menghampiri Cena yang sedang memasak. Gadis itu terlihat cantik bahkan dari belakang, tubuh nya kecil, ramping namun tidak terlalu kurus, badannya berisi di bagian-bagian tertentu. Celine tersenyum ketika berpikir pria beruntung mana yang akan menikahi adiknya nanti?                 “Padahal mbak udah pengen daftarin kamu ke sekolah memasak, kenapa kamu gak mau sih? Padahal kamu jago banget masaknya.” Ucap Celine sembari bersandar di pantry, dekat Cena. Gadis itu terdengar tertawa lalu menengok ke arah kakak nya.                 “Justru karena udah jago mbak, gak usah daftar di sana, buang-buang duit tau.” Jawab Cena dengan santai. Kali ini ia mematikan kompor lalu memindahkan masakannya tadi dari panci ke sebuah piring besar. Bau nya sudah menggugah selera, setelah Cena mengangkatnya ke meja makan Celine mengekor di belakang lalu duduk di kursi, tepat di hadapan Cena.                 “Kamu gak dingin apa Cuma pakai baju kayak gitu?” Tanya Celine, ia melihat adiknya memakai baju yang sangat tipis, andai saja ia tidak memakai luaran dari baju itu mungkin saja bagian tubuh nya yang tidak bisa di lihat oleh orang lain sudah terlihat.                 “Mbak juga, gak dingin apa? aku kalau hujan kan suka gerah.” Jawab Cena. Celine tertawa sembari mengambilkan makanan untuk suaminya yang baru saja bergabung dengan mereka. Cena memang gadis yang aneh, sejak kecil badannya seringkali kepanasan sendiri ketika hujan, kalau matahari sedang panas-panasnya, ia terkadang malah tidak merasa kepanasan. Aneh, tapi menurut Cena itu menguntungkan untuknya.                 “Gimana kalau kita bikin resto aja? Cena yang jadi chef nya. Masakan Cena sama masakan restaurant bintang lima langganan mas sama mbak, lebih enak masakan Cena. Beneran deh, iya kan sayang?” Ucap Al sembari terus menikmati masakan adik iparnya itu. dengan cepat Celine mengangguk dan tersenyum manis.                 “Iya bener, jadi heran, kamu belajar darimana sih? Perasaan mbak deh yang lebih sering ada di rumah, tapi kenapa malah kamu yang jago masak?”                 “Ini namanya bakat mbak. Beda tangan beda rasa.” Jawab Cena dengan senyum lebar yang menghiasi wajah nya.                 Kalau ada yang tanya kenapa Cena bisa tinggal bersama Celine dan suaminya, jawabannya adalah karena orang tua mereka sudah berpisah. Ayah mereka berdua tinggal di Surabaya bersama dengan istri baru nya, mereka sudah punya anak dan Cena tidak mau bergabung dengan mereka. Sementara ibu nya, saat ini sedang tinggal di Swedia, ikut bersama suami bule nya. Wanita itu juga sudah punya anak lagi, dan tentu saja Cena tidak mau ikut bersama mereka. Awalnya Cena memilih untuk tinggal sendiri di rumah lama mereka setelah Celine menikah, namun lama kelamaan Celine juga masih belum bisa tinggal sendiri apalagi ketika suaminya sedang ada dinas keluar kota, jadi alhasil ia mengajak Cena untuk tinggal bersamanya.                 “Ay, kamu mau ikut kelas yoga bareng mbak gak? Bagus tau. Ikut aja ya? Biar mbak ada temennya?” Ucap Celine sembari memasang wajah penuh harap kepada adiknya itu, Celine tahu bahwa kemungkinan besar Cena akan menolak, gadis itu sangat benci dengan segala hal yang menyangkut tentang olahraga, ia tidak suka jika tubuhnya merasa lelah atau sakit.                 “Boleh deh mbak. Mau, lagian Cena juga bentar lagi libur kuliah.” Jawab Cena. Celine hampir saja meloncat senang ketika tahu bahwa adiknya itu mau. Setidaknya, Celine punya teman ketika ia ada kelas Yoga di setiap minggu nya.                 “Serius? Kamu beneran mau? Ya ampun, keajaiban dunia banget seorang Cena mau ikut yoga. Yaudah nanti sore kamu chat aja ke adminnya, daftarin paket apa yang kamu mau.” Ucap Celine lalu Cena hanya mengangguk.                 Setelah makan, Celine dan Al kembali ke kamar mereka. Sudah menjadi hal biasa bagi Cena ketika melihat kakak dan juga kakak iparnya itu bermesraan di hadapannya seperti tidak ada siapa-siapa selain mereka berdua di rumah ini. Bahkan lebih parah nya, seringkali Cena mendapati mereka berdua sedang melakukan itu di tempat-tempat sepeti dapur, ataupun ruang tamu rumah nya ketika ada Cena dan bi Asri, asisten yang membantu Celine di rumah ini.                 Walau kesal setelah makan, Cena membereskan peralatan makan mereka, memasukannya ke dishwasher  lalu meninggalkannya begitu saja. Hari ini bi Asri sedang ijin karena ia sakit,ia ijin ke puskesmas lalu menginap di rumah keponakannya selama beberapa hari. jadilah Cena kesepian di rumah itu, biasanya minggu pagi begini ia akan berada di dapur dengan bi Asri, bereksperimen dengan masakan-masakan olahan mereka, tetapi hari ini wanita paruh baya itu sedang tidak di sana, jadi Cena memutuskan untuk tidur lagi saja, mumpung cuaca sedang mendung-mendung nya. *****                 Al mencium pipi istrinya sebelum wanita itu masuk ke dalam sebuah taxi online, secara tiba-tiba, Gista, sahabat Celine yang berkuliah di Jerman berkabar bahwa ia sudah tiba di Indonesia. Buru-buru Celine mandi lalu bersiap-siap menuju apartement Gista yang letaknya cukup jauh dari rumahnya. Awalnya Al memaksa agar Celine mau di antar, namun dengan tegas Celine menolak, katanya ia akan lama di tempat Gista dan ia tidak ingin melihat suaminya itu badmood akibat terlalu lama menunggu. Setelah mobil yang di tumpangi oleh Celine menghilang dari pandangan Al, pria itu akhirnya masuk, tidak tahu harus apa di hari minggu kosong seperti itu akhirnya Al mengetuk pintu kamar milik Cena, akan seru jika mengajak gadis itu menonton film horror di cuaca yang mendung seperti itu, genre film kesukaan mereka sama, jadi setiap kali menonton film horror maka akan sangat seru jika Cena hadir.   
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD