Tanda tangan

1251 Words
                Sembari menunggu pesanannya tiba, sesekali Celine menunggu telfon dari Al, ia bahkan mengecek last seen w******p pria itu hanya ingin tahu kapan pria itu terakhir kali aktif. Sesekali Celine memancing respon pria itu dengan cara meneleponnya, namun tak satupun panggilan Celine yang di jawab, bahkan teleponnya pun mati. Celine tersenyum senang, ia berasumsi bahwa mungkin hal tersebut merupakan salah satu respon dari Al, bahwa ia telah mundur dari perjodohan konyol mereka.                 “Cel?” Panggil seseorang yang sukses membuat Celine mendongkakan kepalanya, menatap sang pemilik suara. Celine hampir saja kabur kalau ia tidak mengingat bahwa ia belum mengambil cemilan untuk makan siang nya.                 “Apa?” Jawab Celine dengan ekspresi wajah yang begitu datar.                 “What are you doin here? Sama siapa?” Tanya Aldo, wajah nya tersenyum senang ketika melihat Celine dari kejauhan. Gadis itu paling mencolok dari gadis yang lain, kulit nya yang putih pucat sangat kontras dengan baju berwarna gelap yang ia kenakan, rambutnya pirang peek a boo dengan campuran biru dan cokelat.                 “Not your business.” Balas Celine tanpa menatap Aldo. Ia masih kesal dengan kejadian semalam, bagaimana mungkin pria itu membiarkan jalang seperti Vani memaki nya di depan umum sementara yang penggoda adalah dirinya? Ya walaupun Vani adalah pacarnya sekarang, setidaknya Aldo harus menenangkan Vani sebelum ia mempermalukan Celine dengan segala macam fitnah nya.                 “Aku minta maaf soal kejadian semalam… sumpah aku gak-”                 “Oke, then tell your f*****g girlfriend to take a mirror. Udahlah, capek.” Ucap Celine ketika pesanannya sudah selesai, ia buru-buru mengambil sebungkus sandwich yang telah ia pesan beserta dengan segelas americano dingin untuk membantunya agar tidak mengantuk di saat meeting nanti. Aldo berusaha mengejar Celine, namun gadis itu secara terang-terangan menghindar, ia tidak mau di permalukan lagi seperti semalam, apalagi jika Vani lihat. Celine bukannya takut, namun sekarang adalah jam kerja nya, kalau saja ia membuat keributan di kantor orang, mungkin nama baik nya akan tercoreng dengan jelas. *****                 Al baru saja keluar dari ruang operasi, pasien dengan usia lanjut memang selalu membuat Al takut untuk menjalankan tugas nya, takut jika membuat pasien dan keluarga pasien jadi kecewa terhadap dirinya. Namun untung nya ia selalu berhasil, dan membuat keluarga pasien yang menunggu nya tersenyum senang ketika melihatnya keluar dari ruang kritis itu. Al segera membersihkan badannya ketika kembali ke ruang kerja, hal pertama yang ia lakukan setelah ganti baju adalah, mencari map dari Celine yang di kirim tadi pagi untuk nya. Al membaca satu demi satu poin tersebut, lalu mengambil pulpen di saku jas nya dan menandatangani kedua surat itu tanpa pikir panjang, sekarang, hal selanjutnya yang ia akan lakukan adalah, mengembalikan surat itu kepada Celine.                 “Mas Al sudah mau pulang?” Tanya seseorang dari belakang, Al kenal dengan suaranya, pria itu lantas berbalik dan mendapati Cena sedang berdiri di belakangnya, lengkap dengan tas selempang yang selalu menemani nya bekerja.                 “Iya.” Jawab Al seadanya, seperti yang kalian ketahui, bahwa Al selalu kehabisan bahan obrolan setiap kali bersama Cena, mungkin karena Cena sama pendiam nya dengan dirinya sehingga tak satupun dari mereka bisa mencairkan suasana sama seperti Celine yang selalu bisa mencairkan suasana.                 “Boleh minta tolong?” Tanya Cena, lagi. Al mengangguk.                 “Hmm… saya mau minta tolong antar pulang, soalnya saya gak bawa mobil.” Ucap Cena. Al mengangguk di susul oleh senyum mengembang dari wajah Cena. “Tapi kita ketemu Celine dulu ya sebentar? Baru nanti saya antar pulang.” Ucap Al.                 Cena mematung di tempatnya, bukan ini yang ia harapkan, ia hanya ingin pulang berdua dengan Al, tanpa Celine. Cena jadi berpikir dua kali, ia tidak mau Celine tahu tentang perasaannya dengan Al, namun di lain sisi, ia juga ingin menikmati waktu pulang kerja dengan pria di hadapannya saat ini, Cena jadi tidak tahu harus bersikap seperti apa, ia ingin Al tahu tentang perasaannya, namun tidak sekarang, Cena masih perlu waktu.                 “Cena?” Panggil Al. gadis itu diam saja sejak tadi.                 “Iya mas? O-oh iya mas tidak apa-apa, saya terserah mas saja.” Jawab Cena, Al mengangguk lalu berjalan mendahului gadis itu.                 Cena duduk di depan, namun tidak ada perbincangan yang tercipta di antara keduanya. Keadaan mobil begitu hening, tanpa adanya suara dari mereka maupun suara dari tape mobil Al. Cena berinisiatif untuk memutar lagu melalui tape mobil tersebut, namun ketika ia menyalakannya, lagu yang ia dengar adalah lagu yang berjudul cigaratte after s*x, keduanya saling bertatapan, namun Al biasa saja, sebab lagu itu adalah lagu pilihan Cena semalam.                 “Mas suka lagu yang seperti ini?” Tanya Cena. Al mengangguk. Padahal ia saja baru dengar lagu itu semalam, dari Celine pula. Tapi entah kenapa apapun yang Celine lakukan di hadapannya selalu membuat Al tertarik, Al bahkan jadi takut, kalau saja ia jatuh cinta dengan gadis itu. “Kenapa?” Balas Al.                 “Hmmm tidak apa-apa.” Balas Cena.                 “Lagu itu saya dengar dari Celine, ternyata bagus.” Sambung Al.                 “Celine?” Tanya Cena. Raut wajah nya seketika berubah ketika mendengar nama kembarannya di sebut oleh pria yang sudah berhasil merebut hati nya itu. terkadang Cena berpikir bahwa ia lah yang Al cari setiap melihat pria itu berada di rumah nya, namun ternyata tidak, lagi-lagi Celine lah yang selalu di cari.                 “Loh, dia gak bilang? Semalam dia keluar buat makan sama saya, saya juga yang antar pulang, atau kalian belum ketemu ya dari kemarin sore?” Jawab Al, Cena menggeleng, sebab sore kemarin memang ia tidak bertemu dengan Celine, mereka baru bertemu ketika pagi tadi, itu pun hanya sekilas ketika Celine berlari ke arah garasi mobil dan Cena baru keluar dari dapur, mereka pun bahkan tak bertegur sapa karena tidak sempat, Celine terlalu berangkat terlalu pagi tadi.                 “Kok gak sekalian ngajak saya mas?” Tanya Cena, ia berusaha memberanikan diri untuk memancing perhatian pria itu, yang Al bisa lakukan hanyalah diam, ia juga tidak tahu harus jawab apa, kalau ia menjawab urusan pribadi, Cena mana tahu? Yang tahu bagaimana ia ke Celine hanya lah orang tua nya dan orang tua gadis itu, Cena mungkin belum tahu.                 “Sudah sampai Cena, saya turun dulu.” Ucap Al sembari memarkirkan mobil nya tepat di samping mobil Celine, dari jauh Cena bahkan dapat melihat sosok saudara kembar nya itu. Celine masih berdiri di lobby, sembari mengecek tas nya, sebenarnya Cena penasaran dengan apa yang Al lakukan dengan Celine, namun pertanyaan sesederhana tadi saja, tidak di jawab oleh pria itu, apa lagi jika pertanyaan yang lebih privasi.                 “Celine, ini dokumen perjanjian pernikahan dari kamu, sudah saya tanda tangani dan sudah saya cap basah juga di atas materai.” Ucap Al sembari menyerahkan dokumen itu kepada Celine. Celine tentu saja terkejut, bukan ini yang ia harapkan, rencananya langsung gagal begitu saja ketika ia melihat dokumen di tangannya yang berisi tanda tangan milik pria itu di pojok kanan bawah.                 “Mas… kamu serius? Ini kamu rugi semua loh?!” Desis Celine. Al mengangguk. “Seperti yang kamu bilang malam itu, kapanpun saya bisa buat kamu jatuh cinta, perjanjian ini batal. Perjanjian ini tidak ada apa-apa nya. Sekarang saya mau pulang, kebetulan di mobil ada Cena yang minta di antar pulang, Cena nya mau di antar sama saya atau ikut sama kamu saja?”                 “Eh Cena? Nggak. Kamu aja, aku masih mau mampir ke toko kue habis ini.” Balas Celine.                 “Hmm yasudah, kabari saya kalau kamu ada perlu apa-apa.” Ucap Al, ia mengusap lembut kepala Celine sebelum kembali ke mobil nya, sementara itu Celine hanya mematung, kaget dengan apa yang di lakukan oleh pria itu.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD