"Hm..., masalah Bapak yang nabrak saya, sudah saya lupakan, Pak. Nggak perlu diungkit lagi...," ucap Nayra pelan. Sepertinya dia sudah menyelesaikan kerjaannya. Dia letakkan tangga lipat di sela-sela lemari buku. "Perlu saya ganti rugi?" tanya Guntur tiba-tiba. Nayra tertawa kecil. Guntur senang melihat wajah Nayra yang penuh binar. "Nggak usah, Pak...," jawab Nayra. Dia terlihat kikuk dipandang sendu oleh Guntur. "Saya liat botol-botolnya pecah, Nay. Sepeda kamu juga rusak...," Nayra tertawa lagi. "Dan kamu masih bisa senyum...," Nayra memejamkan matanya berusaha melupakan kejadian itu. Dia menggelengkan kepalanya. Hanya perlu dua hari saja Nayra menghilangkan traumanya dimarahi Guntur, setelah itu dia kembali menjajakan jamu-jamunya di sekitar komplek perumahan elit itu. "Maaf,"