29. Morning Talk

2376 Words

Pagi ini terasa jauh berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Kalau biasanya aku bangun langsung merasa kosong, pagi ini hatiku justru membuncah bahagia. Aku sempat mencubit pipiku, barangkali ini semua hanya mimpi. Baiklah, ini agak berlebihan, tetapi itulah yang kurasakan. Satu tahun bukan waktu yang sebentar untuk terus berharap kapan aku bisa bangun tidur dalam posisi yang dekat dengan suami. Itu terasa sangat lama dan menyakitkan. Saat itu, pisah ranjang memang menjadi opsi yang paling tepat. Berharap pada hal yang tak pasti itu melelahkan. Sungguh! Aku menarik tanganku yang agak kebas. Tidak, Mas Iqbal tidak tidur di lenganku, hanya saja sejak semalam aku tidak bisa banyak gerak. Pinggangku dia peluk erat, kadang-kadang kakinya juga menimpa kakiku. Semalam aku banyak bangun, sementar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD