30. Rencana Iqbal

1315 Words

“Makanan siap, Mas!” aku berteriak dari arah meja makan. Mas Iqbal keluar dengan wajah yang masih basah. Dia tidak mandi, hanya sikat gigi dan cuci muka saja. Aku pun sama, mau mandi masih malas. Aku menghangatkan makanan pemberian Mama semalam untuk sarapan. Tadi aku bangun lebih dulu untuk menanak nasi. Ya, aku hanya butuh masak nasi kali ini. Lauk dari Mama sudah lebih dari cukup. “Nay, kamu bilang mau cabut gugatannya Hari Senin. Jangan nunggu Senin, kelamaan.” Aku nyengir. “Aku ingetnya hari ini hari minggu, Mas, padahal bukan. Gara-gara tanggal merah, sih.” “Besok langsung, ya? Biar aku antar.” “Siap!” Mas Iqbal mengambil air putih sementara aku sedang mengambilkan nasi serta lauk pauk untuknya. Entah ini masih bisa disebut sarapan atau tidak karena sekarang sudah pukul s

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD