Satu bulan kembali berlalu dengan biasa-biasa saja. Benar-benar tidak ada yang istimewa. Tidak ada pertengkaran, pun tidak ada peningkatan. Benar-benar stuck di tempat. Baik aku ataupun Mas Iqbal sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Meski begitu, kami masih menyempatkan untuk keluar sesekali, ngobrol hal-hal random, dan berkunjung ke rumah orang tua jika diperlukan. Seperti malam ini contohnya. Mas Iqbal mengajakku untuk menginap di rumah orang tuanya. Ayah dan Ibu menyambutku dengan sangat baik, persis seperti ketika pertama kali aku datang ke rumah mereka pasca menikah. Barangkali, di satu sisi aku kurang beruntung karena harus menghadapi Mas Iqbal yang sering mebuatku bingung dan kecewa, tetapi di sisi lain aku sangat beruntung di aspek mertua. Cobaan orang berumah tangga memang