PROLOG
"Kau sudah tidak lagi nikmat." Kalimat itu terdengar sangat sederhana tapi juga seolah menjadi pedang beracun di hati dan pikiran Angelina.
Setelah pergumulan panas semalaman, di tambah satu sesi pagi tadi dan Sky sudah mendapatkan klimaksnya tiga kali terhitung dari semalam hingga pagi tadi, laki-laki itu justru mengeluh tidak mendapatkan kenikmatan dari percintaan mereka malam itu.
Ada banyak memar di tubuh Angelina, bahkan di beberapa titik ada jejak gigitan membiru yang tersisa karena ulah Sky. Tidak hanya tubuh itu yang Sky lukai tapi hati, jiwa dan raga Angelina.
Rasa cinta yang dulu begitu mendominasi hati , akal dan pikiran Sky untuk Angelina entah tertinggal di mana, karena tujuh tahun berlalu Angelina semakin tidak bisa merasakan rasa indah itu dari seorang Sky. Rasa indah karena di cinta dan di puja, kini hanya tersisa rasa sakit dan penuh tekanan.
"Kalo begitu lepaskan aku, Sky. Jika aku sudah tidak lagi bisa memberikanmu kepuasan. Aku tidak apa-apa?!" Balas Angelina dengan suara dan bibir bergetar. Tubuhnya dia tekuk di bawah selimut, menahan rasa nyeri dari penyatuan mereka pagi itu, rasa sakit di punggung, pinggang dan sekujur tubuh itu masih membekas karena Sky memang menggauli dia dengan begitu kasar.
Sky langsung berbalik, mencengkram leher dan dagu Angelina, kemudian merampas paksa ciuman di bibir Angelina yang sudah semakin berisi karena serangan dia yang begitu buas.
"Kau ingin lepas dariku, hah?" Desis Sky dengan gigi bergeleluk menahan kemarahan. "Jangan bermimpi, Angelina. Aku tidak akan pernah melepaskan kamu sampai kapanpun. Karena sesuatu yang sudah menjadi milikku tidak akan pernah menjadi milik orang lain." Sambung Sky yang kini menyatukan keningnya dengan kening Angelina, dan detik yang sama Sky juga kembali mendaratkan ciuman dalam yang penuh penghayatan di kedua kelopak mata Angelina.
"Tapi kau..."
"Jangan bicara yang macem-macem, Angelina. Aku tidak suka." Potong Sky saat Angelina akan mengeluarkan kata sanggahan. "Kau adalah milikku dan sampai kapanpun kau adalah milikku, dan jikapun kau ingin melepaskan diri dariku, maka kau harus membunuhku, atau kau yang harus mati. Karena hanya kematian yang bisa melepaskan aku darimu dan kamu dariku!" Sambung Sky yang justru membuat Angelina menahan nafas di dadanya lalu memejamkan mata.
Sky bangkit dari atas ranjang, kemudian berlalu ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri, sementara Angelina hanya semakin memeluk tubuhnya dengan segala rasa sakit yang tidak hanya di tanggung oleh tubuhnya, tapi juga hati, otak dan pikirannya.