Bab 3

1004 Words
Mengobrol dengan waktu yang cukup lama, tiba-tiba Aluna meraih minuman yang telah di sediakannya. Teguk demi teguk minuman itu akhirnya habis, Neny dan Ike hanya bisa memandang saat minuman itu habis. Senyuman miring Ike terlihat jelas. “Aluna bagaimana makanan dan minumannya, enakkan?” “Hmm ... iya enak kok, terima kasih yang sudah mentraktir aku.” “Iya tidak apa-apa, aku sangat senang jika kalian suka.” Neny melihat Aluna yang dari tadi menguap lalu dia berkata "Kau kenapa Aluna?" “Kepala aku pusing, dan sedikit mengantuk juga. Aku harus mencuci muka agar ngantuk aku hilang. ” “Oke baiklah” Ucap Ike. Dan Akhirnya terdengar suara Aluna terjatuh dan pingsan. Neny terkejut melihat Aluna sudah tidak sadarkan diri, “Ike! kau kasih apa dia?” “Tenang aku kasih dia obat tidur dengan dosis yang tinggi, jadi masih aman-aman saja. Sekarang Bos itu sedang menunggu kita di dalam mobil, jadi kau bantu aku untuk membawa dia, yakin hidup kita bertiga akan damai dan bahagia asal Aluna mau mengikuti apa yang Bos itu minta.” Ike Berbicara dengan seseorang di balik telepon tersebut dan mereka segera membawa Aluna pergi dari ruangan itu. Sesampainya di dalam mobil Ike dan Neny berkata, “Bos jangan lupa kita!” Seorang itu duduk dan melemparkan segepok uang muka di hadapan Ike dan Neny. Neny yang terkejut melihat uang awal yang telah dia dapatkan itu. Neny melihat Aluna, ada sedikit ke khawatirkan dia saat menyerahkan Aluna kepada pria tersebut. Di dalam hati Neny ada sedikit keraguan, apa jadinya dia tahu yang menjualnya adalah teman sendiri, aku harus merahasiakannya aku terlalu harus memberikan uang yang di janjikan banyak, dan ini untuk kau juga Aluna, tidak ada pekerjaan yang membuat orang menciptakan itu menjadi sukses dan memiliki segalanya. Kau terlalu lugu Aluna sampai kau tidak tahu yang benar atau tidaknya untuk dirimu, semoga kau akan mengerti kalau kehidupan itu sangat keraskan Aluna. Aluna yang baru tersadar dari tidurnya itu langsung berkata dengan tenang, “Aku dimana?” Dia melihat di sekitar ruangan, dengan pandangan yang sedikit kabur, “Aduh ... kepalaku masih pusing, dimana Neny dan Ike? Aku sendirian di sini, salah satu pelayan masuk ke dalam ruangan dia mengantarkan pakaian untuk Aluna. “Maaf, saya hanya ingin mengantarkan pakaian yang telah disiapkan oleh Tuan Nichol, kalau begitu saya permisi.” “Tunggu? Saya ingin bertanya, saya ada dimana? Dan siapa Tuan Nichol? Tanya Aluna dengan wajah sedikit cemas. Pelayan itu tidak sedikit pun kata apa-apa dia langsung pergi meninggalkan Aluna sendirian di kamar tersebut. “Pelayan! Apakah wanita itu sudah sadar. ” “Sudah Tuan.” “Baiklah, aku akan menunggu dia sampai dia selesai menggantikan pakaiannya.” Aluna bingung apa yang telah terjadi di sini, Kemana aku harus pergi, dan untuk apa pakaian ini?, Aluna memandangi pakaian yang dia kenakan itu begitu lusuh dan akhirnya Aluna mengantikannya dengan pakaian baru dan indah. Terdengar suara orang yang sedang membuka pintu dan ternyata Tuan Nichol, “Bagaimana dengan pakaian itu kau suka?” “Kau siapa?” “Aku Nichol, sekarang kau akan tinggal bersamaku?” “Kemana teman-teman aku?” “Jangan banyak bicara! Ikuti saja perintahku. ”Teriakkan Tuan Nichol yang sangat keras. Teriakkan itu membuat Aluna terkejut dan meneteskan air mata, “Mau kau apakan aku?” “Aku akan menikahimu, memiliki anak yang sah, setelah anak itu berumur 6 bulan aku akan membebaskanmu. Silahakan kau pergi dari kehidupanku yang aku rasa hanya menganggu kebahagiaanku dan anakku nanti. ” “Aku tidak mau!” Teriak Aluna dengan kuat. “Berani kau membantah aku! Kau sudah aku beli dengan bayaran sangat besar, jadi kau tidak bisa lari dari rumah ini dan kau akan menanda tangani surat kotrak perjanjian pernikahan kita. Itu sudah aku rencanakan sejak dulu, akhirnya aku menemukan wanita yang tepat untuk aku jadikan istri sahku sementara. ” “Tolong Tuan, bebaskan aku sekarang, aku tidak mau menikah dengan syarat yang kau buat. Aku baru mengenalmu jadi aku tidak bisa mengiyakannya. ” Plak .... Tamparan mendarat di wajah Aluna dan membuat terkejut, Nichol terus mengancam dirinya, akhirnya Aluna surat kontrak itu dan harus menjalani hari-harinya bersama pria yang disukai. “Pernikahan akan di segerakan, semua telah aku siapkan untuk pernikahan. Ingat jangan sekali-kali kau berani kabur dari rumah ini jika kau ingin selamat. ” Ancaman Nichol kepada Aluna yang sudah sangat pasrah. Aluna menganggukkan kepala, pria itu langsung meninggalkan dia di kamar sendiri saja. Satu persatu pelayan itu mengantarkan semua perlengkapan untuk dia pakai saat penikahan besok. Wanita itu menangis terus menerus sampailah dia lelah dan tertidur pulas. Suasana keesokkan paginya, Aluna yang sedang duduk dengan dandanan yang begitu sangat cantik, tidak ada yang di pikirkannya, hanya saja dia harus menjalani hari-harinya menjadi seorang istri Tuan Nichol. Saat acara berlangsung semua orang berteriak SAH!!! Tuan Nichol memasangkan wajah kegembiraan saat pernikahannya berjalan dengan lancar. Berbeda dengan wajah Aluna yang dari tadi hanya murung saja, Nichol membisikkan sesuatu di telinganya dan berkata “Jangan kau pasang wajah keterpaksaan itu! perlihatkan senyuman kebahagiaanmu, jika tidak kau akan tahu akibatnya.”Aluna berusaha tersenyum di setiap tamu yang datang sampailah acara itu selesai. Suasana kamar yang sangat sunyi, Aluna yang baru saja selesai mandi dan mebersihkan dirinya yang seharian sangat lelah. “Lelah sekali aku, sepertinya aku akan tidur malam ini lebih cepat.” Tuan Nichol yang sedang duduk di ranjang kehadirannya membuat Aluna sangat terkejut, dia yang masih mengenakan handuk langsung berteriak, “Sedang apa kau di sini? Keluar!!!” Suasana kamar yang sangat sunyi, Aluna yang baru saja selesai mandi dan membersihkan dirinya yang seharian sangat lelah. “Lelah sekali aku, sepertinya aku akan tidur malam ini lebih cepat.” “Jangan berteriak! Kau bisa tidak berbicara dengan lemah lembut di hadapanku? Aku ini suamimu, jangan membantah aku, sekarang lakukan apa kewajibanmu malam ini. ” Aluna mengangguk saja dengan wajah yang sangat murung. Perlahan Nichol membuka handuk yang melingkar di d**a Aluna tangan kanannya langsung merangkul pinggang wanita itu. Aluna memejamkan matanya dan dia menarik napas panjang, di dalam hatinya berkata “Aku sangat takut, pengalaman pertamaku.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD