"Laura! kamu datang? " sapa Vebby temannya.
"Vebby? apa yang terjadi malam itu?! kenapa aku bisa berakhir di kamar hotel?! " tanya Laura marah karena terakhir kali sebelum dia pingsan dia hanya bersama Vebby sahabatnya.
"Kenapa kamu nanya sama aku? kan kamu sendiri yang pergi sama cowok itu. Apa kamu lupa? " tanya Vebby pura-pura tidak tau.
"Cowok? cowok mana?! jangan bohong kamu Vebby!! " tanya Laura tidak mengerti.
"Aduh sudah dulu ya aku dipanggil teman-teman disana. Bye Laura!! " Vebby tidak menjawabnya dan langsung pergi menemui teman-temannya yang sudah berada di atas pelaminan. Laura melihat dengan mata kepalanya sendiri teman-temannya sendiri malah menjadi Bridesmaids nya Nora adik tirinya.
Apa yang terjadi disini? kenapa semua teman-temannya juga ikut mengkhianati dirinya. Wajah Dimas dan Nora terlihat sangat bahagia di atas pelaminan. Apa mungkin sedari lama mereka sudah memiliki hubungan?
Ditatapnya satu persatu wajah teman-temannya terutama calon suaminya dan adik tirinya. Dia akan membalas rasa sakitnya hari ini dengan bayaran yang setimpal. Setelah itu Laura berbalik pergi meninggalkan hotel itu sambil menghapus air mata yang membasahi pipinya.
Satu bulan kemudian...
Laura mulai kembali menata hidupnya yang berantakan. Mulai dari kehilangan keperawanannya, pernikahan dibatalkan, dan dia juga diusir oleh papanya dari rumah. Selama satu bulan ini juga papanya tidak pernah menghubunginya.
Tiba-tiba dia mendapatkan panggilan telepon. Laura langsung mengangkatnya siapa tau itu adalah telepon penting karena dalam dua minggu ini dia sudah menaruh lamaran di beberapa universitas.
"Halo selamat siang apa benar ini ibu Laura Baksoro? " tanya seseorang di ujung telepon.
"Halo selamat siang. Benar saya Laura Baskoro bu, " jawab Laura dengan sopan.
"Selamat anda diterima bekerja sebagai dosen di universitas Bina Nusantara. Saya mengharapkan kehadiran anda besok jam 8 pagi. "
Mata Laura berbinar saat mendapatkan kabar baik ini. Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan juga.
"Terima kasih bu atas kesempatannya. Besok saya pasti akan datang terima kasih, " ucap Laura bersyukur.
Setelah panggilan telepon berakhir Laura melompat kegirangan karena mimpinya sebagai seorang dosen akhirnya tercapai juga.
Esok paginya Laura sampai di universitas Bina Nusantara dengan setelan baju yang rapi dan sopan. Dia sudah menandatangani kontrak kerja selama satu tahun dan ditempatkan di fakultas ekonomi. Saat Laura baru saja masuk ke dalam kelasnya, semua orang yang ada disana terpanah melihat kecantikannya.
"Halo selamat pagi semua, saya Laura Baskoro dosen baru kalian di fakultas ekonomi salam kenal, " sapa Laura dengan ramah pada mereka.
Tok tok tok
"Maaf saya telat bu, " seorang pria tampan masuk ke dalam kelas dengan rambut berantakan dan mengenakan jaket kulit berwarna hitam. Mata Laura terbelalak saat melihat pria itu adalah pria yang sudah merenggut kesuciannya pada malam itu.
"Ka.. kamu... "
Pria itu juga tampak terkejut saat melihatnya. Dengan cepat Laura menetralisir perasaannya dan menyuruh pria itu untuk duduk.
"Cepat duduk disana! pelajaran akan segera dimulai! " perintah Laura. Pria itu tersenyum penuh arti lalu duduk tepat di hadapan Laura.
Sepanjang pelajaran pria itu terus menatapnya sampai membuatnya tidak nyaman. Sampai akhirnya jam pelajaran telah berakhir. Satu persatu mahasiswa dan mahasiswi telah meninggalkan kelasnya. Tapi pria itu masih berada di kelas lalu menghampirinya.
"Jadi namamu Laura? " tanyanya dengan gaya angkuh.
"Bicara yang sopan! panggil saya bu Laura! " tegur Laura tidak suka. Sampai saat ini dia sangat membenci pria itu karena sudah menghancurkan hidupnya.
"Maafkan saya bu Laura, perkenalkan nama saya Nicko Dharmawangsa. Panggil saja Nicko," ucapnya sambil menyodorkan tangannya. Tapi Laura sama sekali tidak tertarik untuk membalasnya. Nicko menarik kembali tangannya tanpa merasa tersinggung sama sekali.
"Bu Laura saya ingin tanya, apa ibu hamil? " tanya Nicko blak-blakan.
"A.. apa maksud kamu?! jaga bicara kamu Nicko!! " tegur Laura sambil melihat sekitarnya. Bisa gawat kalau ada orang lain yang mendengarnya.
"Tenang saja tidak ada siapa-siapa disini selain kita bu. Selama satu bulan ini khawatir karena terakhir kali kita bercinta saya membuangnya di dalam. Apa ibu hamil? " tanyanya lagi.
"Tutup mulutmu!! jangan pernah tanyakan itu lagi dan jangan sok akrab pada saya!! " Laura dengan cepat menyusun buku-bukunya dan segera pergi dari sana tapi Nicko malah menghalangi jalannya.
"Bu Laura saya akan bertanggung jawab soal malam itu, biarkan saya menikahimu. " ucapnya tak menyerah.
"Menyingkirlah saya ingin lewat!! " Laura mendorong tubuh Nicko lalu segera melarikan diri sebelum pria itu berbuat macam-macam padanya.
Semenjak hari itu Nicko kerap kali mengganggunya. Pria itu terus menelponnya dengan nomor yang berbeda-beda. Karena sudah lelah memblokir nomornya Laura membiarkannya begitu saja.
"Bu saya ada di depan kosanmu, " pesan Nicko di w******p nya.
Dengan jengkel Laura menemuinya untuk memperingatinya.
"Selamat malam bu Laura ini saya belikan martabak untuk ibu, " ucapnya sambil menyerahkan bungkusan martabak padanya.
"Bisa tidak kamu berhenti menggangguku?! apa kamu tidak punya harga diri?! kita tidak ada hubungan apapun dan lupakan soal malam itu!! sekarang pergi dari sini!! " usir Laura.
"Saya tidak bisa pergi bu, ibu sekarang adalah tanggung jawab saya. Bagaimana kalau ibu hamil? " tanyanya khawatir.
"Bisa gak sih kamu berhenti bahas tentang itu?! kalau saya hamil saya bakal gugurin anak itu dan kamu bilang apa tadi soal tanggung jawab? apa kamu bisa mengembalikan semuanya seperti semula?! gara-gara kamu pernikahan saya batal dan saya dibuang oleh keluarga saya!! lebih baik kamu pergi dari sini pergi!!! " teriak Laura sambil melempar martabak pemberian Nicko dan menginjak-injaknya. Setelah itu Laura kembali masuk ke dalam kosannya sambil menangis.
Bukannya kapok Nicko malah kembali lagi ke kosan Laura esok malamnya. Pria itu pantang menyerah sekali sampai membuat Laura kesal setengah mati. Diluar sedang hujan deras tapi Nicko masih setia menunggu di depan kosannya. Pria itu terlihat menggigil duduk di atas motornya.
"Kenapa lagi dia? kenapa dia tidak berhenti menggangguku? " tanyanya frustasi saat mengintip Nicko di balik jendela. Hampir saja jam Nicko berada di sana dan hujan juga tidak kunjung berhenti. Dia terpaksa keluar menemuinya sambil membawa payung.
"Ngapain kamu masih disini hah?! pergi sana!! " usir Laura.
"Bu, saya gak enak badan.. " ucap Nicko dengan tubuh menggigil.
"Lagian kenapa kamu masih keras kepala sih?! sudah saya bilang pulang sana pulang tapi otak kamu bebal sekali!! sudah ayo masuk ke kosan cepat!! " perintahnya kesal. Nicko turun dari motornya dengan langkah lunglai. Sampai akhirnya mereka berdua masuk ke dalam kamar kosan. Laura memberikan kaos kebesaran miliknya dan celana pendek yang bisa Nicko pakai untuk malam ini.
"Sebelum subuh pergilah!! saya tidak akan mengasihanimu lagi!! "
Nicko tidak menjawab dan segera mengambil pakaian yang Laura berikan dan memakainya di kamar mandi. Setelah selesai dia keluar dengan wajah malu karena celananya terlalu ketat sampai bentuk miliknya terlihat jelas.
"Tidur di sofa sana awas ya kalau kamu macam-macam!! " perintah Laura lalu berbalik memunggungi Nicko. Nicko hanya pasrah tiduran di atas sofa yang tidak terlalu nyaman. Tubuhnya masih menggigil karena kedinginan. Dia melihat Laura sudah tertidur duluan. Nicko memberanikan diri untuk tidur di sebelah Laura dan berbagi selimut dengannya.
Esok paginya Laura terkejut saat melihat Nicko sedang tertidur sambil memeluknya. Dia berteriak sambil mendorong pria itu hingga terjungkal ke bawah lantai.
"Ahkk!! sakit!! " ringis Nicko sambil memegang pantatnya yang nyeri.
"Kurang ajar sekali kamu hah?! kenapa kamu tidur disini?!! " seru Laura marah.
"Maaf semalam aku kedinginan, aku terpaksa tidur di atas ranjangmu, " jawab Nicko beralasan.
Tok tok tok tok
Pintu kamar Laura digedor dari luar. Laura mengintip dari balik jendela ternyata itu yang mengetuk pintu adalah pak RT dan beberapa warga lainnya.
"Mati aku kenapa mereka bisa sampai kemari? " Laura dengan cepat menyuruh Nicko untuk masuk ke dalam kamar mandi.
"Jangan keluar kalau saya tidak menyuruhmu keluar!! mengerti! " peringatnya sebelum dia menutup pintu kamar mandinya. Setelah itu dia segera membuka pintu kamar kosannya untuk menemui pak RT dan para warga.
"Ada apa ya pak RT kemari? " tanya Laura ketakutan.
"Semalam ada yang kasih tau saya kalau kamu memasukkan pria ke dalam kosan apa itu benar? " tanya pak RT.
"Tidak pak itu tidak benar, kalau bapak tidak percaya lihat saja kamar kosan saya, " Laura langsung membuka pintu kosannya lebar-lebar dan meme persilahkan pak RT dan beberapa warga untuk masuk dan mengecek sendiri kamar kosannya.
Saat mereka masuk mereka tidak melihat sesuatu yang mencurigakan sampai akhirnya terdengar teriakan dari dalam kamar mandi.
"Ahkk kecoa!! " teriak Nicko sambil keluar dari kamar mandi. Laura menepuk jidatnya.
"Nak Laura siapa pria ini? ternyata benar dugaan warga kalau nak Laura memasukkan pria ke dalam kosan jadi kalian mau tak mau harus menikah hari ini juga!! " tegas pak RT.
"Apa?! nikah?! " Laura tidak pernah membayangkan dalam hidupnya dia akan menikah dengan orang yang tidak dicintainya dan terlebih lagi orang itulah yang sudah menghancurkan hidupnya.