45. Cincin yang Masih Sama

2463 Words

AL’s POV Aku merasa tak berguna, benar-benar tak berguna. Aku membiarkan perempuan yang sangat kucintai terluka begitu parah di depan mata. Masih pantaskah aku disebut laki-laki? Aku kalah dengan mudah di tangan seorang perempuan. Aku malu pada diriku sendiri. Sangat malu! Andai bisa mengulang waktu, harusnya aku tidak perlu datang ke lab. Harusnya aku tidak terlalu takut pada ancaman yang diberikan pelaku karena ternyata itu hanya gertakan. Dan yang paling penting, harusnya aku tidak pernah melibatkan Anna sejak awal. Ya ... aku masih begitu mencintai Anna. Teramat sangat. “Al ...” suara itu membuatku mendongak. Lamunanku seketika buyar. Ayah dan Bunda datang. Bunda langsung menangis dan memelukku. “Kamu baik-baik aja, kan?” Aku mengangguk, tak menjawab. Bunda menatap prih

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD