42. Mantan Calon Kakak Ipar

2232 Words

“Kayaknya kamu makin dekat sama Fathan, ya, An?” Pertanyaan itu dilontarkan Ayah ketika aku sedang menonton TV setelah makan malam. Aku bisa maklum kenapa Ayah tanya begitu karena dalam tiga hari Mas Fathan sudah datang dua kali ke rumah. Lusa dia mengantarku pulang, dan tadi sore juga dengan alasan yang sama. Hari ini aku kembali tidak bawa mobil karena mobilku dipinjam Ayah ke Solo. Mobil Ayah sendiri sedang menginap di bengkel. “Lumayan, Yah.” Aku menjawab santai. “Kalian udah serius?” Ayah mencomot potongan brownies di meja. “Doanya aja, Yah.” Ayah hanya manggut-manggut, tidak membalas apa pun. Suasanya jadi terasa hening, padahal suara TV sebetulnya cukup keras. “Menurut Ayah, Mas Fathan itu gimana? Dia baik, kan? Orangnya sopan juga. Secara fisik juga oke.” “Kalau dari l

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD