40. Retak

2535 Words

“Udah, Mas,” ujarku pelan begitu keluar kamar mandi dan menghampiri Mas Al yang sedang duduk di sofa dekat pintu masuk. Aku sudah mengenakan celana baru dan celana lama yang kotor kulipat lalu kutaruh di kresek putih berlabel toko. Tentu saja, noda di celana sudah kubersihkan. Bicara toko, toko ini adalah milik salah satu teman Mama. Salah satu karyawannya bahkan mengenalku. Mas Al yang tadinya sedang sibuk dengan ponsel, seketika mendongak dan menatapku dari atas sampai bawah. Dia mengangguk. “Oke.” Jaket milik Mas Al tidak kotor. Setidaknya aku tidak melihat ada noda darah di sana. Barangkali karena celanaku sudah kering saat bertempelan dengan jaket itu. Tembusku pun tak banyak karena sebetulnya aku tembus karena pembalut yang aku kenakan agak miring. “Jaketku mana?” Aku segera m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD