39. Gara-gara Si Merah

2310 Words

Benar-benar sangat canggung! Makan siang yang kurang menyelerakan—karena sebetulnya aku belum lapar— ini membuat suasana terasa semakin kikuk. Terlebih, pesanan juga tak kunjung datang karena memang sangat antri. Sedari tadi di depanku dan Mas Al hanya ada dua es jeruk dan satu piring jamur krispy. Sisanya masih dalam tahap pembuatan. “Ehm!” aku berdehem pelan. “Mas tahu dari mana rumah makan ini?” tanyaku mencoba membuka percakapan. Sejak keluar dari perpus, suasana kikuk sudah tak terelakkan. Bahkan di dalam mobil kami hanya diam-diaman kecuali ada perlu saja. Ini semua gara-gara tadi! Bisa-bisanya aku dan Mas Al kompak saling mendekat, seolah-olah itu sesuatu yang wajar dan boleh. Padahal sama sekali tidak. Ini bukan hanya karena status kami yang ‘sekadar teman’, tetapi ada alasan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD