16. Padat Tapi Lunak

2314 Words

“Karena sepertinya teman-teman lebih ingin lihat Bu Anna yang pegang bunga itu daripada saya. Lagi pula, saya juga tidak mungkin membawa bunga itu pulang.” Aku masih saja teringat jawaban Mas Al ketika tadi aku bertanya saat kami tiba di kampus. Untung saja tas yang kubawa hari ini cukup longgar, jadi aku bisa menyembunyikan bunga itu dari yang lain. Kalau sampai ada yang tahu, bisa dijamin akan menimbulkan sebuah pertanyaan. Aku selalu merasa, Mas Al seringkali bersikap semaunya sendiri padaku. Kadang baik, kadang menyebalkan. Kadang seperti bisa kugapai kembali, tetapi kadang tidak. Sepertinya aku harus mulai memikirkan sikap ‘baru’ jika bertemu dengannya. “Cantiknya ...” aku menatap bunga yang kini kutaruh dalam tomples berisi air. Beberapa ada yang rusak karena sebelumnya kutaruh

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD