26. Obrolan Sebelum Tidur

2039 Words

“Sudah lebih lega?” tanya Mas Al setelah aku minum air mineral yang baru saja dia belikan di toko kelontong terdekat. Aku menangis cukup lama di dadanya sampai aku lihat bajunya yang warna abu-abu agak basah. “M-makasih,” ujarku lirih. Mas Al kini duduk di sebelahku. Dia menatapku dari samping, tetapi aku masih bungkam. Aku masih mencoba mengatur napasku yang naik turun. Sepanjang Mas Al memelukku tadi, aku sama sekali tidak balas memeluknya. Kedua tanganku menutupi wajah. Antara malu, tetapi air mataku juga terlanjur tidak bisa berhenti keluar. Bayangan tentang Ibu memenuhi ingatanku. Tadi aku benar-benar tidak bisa mengontrol tangisanku. Terlebih ketika Mas Al tiba-tiba membawaku ke dekapannya. Ada perasaan lain—entah apa—yang membuatku semakin ingin menangis. “Lewat anak kecil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD