Hal yang sangat Faiz lakukan saat ini adalah menelepon ayahnya, dia diam-diam merindukan ayah dan ibunya juga. Bagaimana pun dia nakal, dia tetap ingat kepada orang tuanya. Dia sudah terasa sangat bosan berada di pesantren. Terlebih di pesantren dia tidak bisa bergerak, semuanya serba diawasi dan semuanya harus berjalan sesuai dengan aturan, melanggar sedikit takzir atau diberikan hukuman agar jera. “Gimana caranya gue telpon sedangkan gue aja gak punya hape?” tanya Faiz lebih kepada dirinya sendiri. Faiz pun langsung menghampiri Minan yang sedang murojaah sendirian di pojok kamar, dia terus bermurojaah, mengulang hafalannya agar dia tidak lupa. “Nannn!” panggil Faiz. Minan pun menghentikan aktivitasnya dan langsung menoleh ke arah Faiz, “Eh, kenapa Is?” tanya Minan. “Gue mau telpon