Faiz merasa sangat kacau mengingat dirinya yang tidak bisa lagi kabur, namun dia tidak berputus asa. Dia pun terus memutar otaknya hingga dia akhirnya menemukan sebuah solusi. Di mana dirinya sudah bertekad akan kabur sebentar. Dia akan lari meninggalkan teman-temannya dan dia bisa ke Jakarta selama satu atau dua hari. Lantas kembali lagi ke pondok. Faiz melirik teman-temannya, terutama Ning Anin. Ning Anin terlihat sudah pulas, begitu juga dengan Farha dan Minan. Semoga yang gue lakuin berhasil. Sorry, Ning. -batinnya. Faiz pun langsung melirik ke kanan dan ke kiri. Kini di kanan dan kiri mereka hanyalah sebuah sawah. Faiz bisa meninggalkan mereka di sini. Karena selain menurut Faiz tidak berbahaya, dia juga yakin kalau dia bisa dengan cepat mendapatkan tumpangan untuk ke Jakarta. Fai