Dewi melihat ke arah pintu sejak tadi. Ia menanti kunjungan Hasan sejak kemarin. Miris. Ternyata Hasan tidak mencemaskannya sama sekali. “Kamu menanti siapa?” tanya Alia yang sejak Dewi di rawat di rumah sakit. Dia menunggui dengan sabar. “Hasan ...,” jawab Dewi lirih. Alia menarik nafas bimbang ketika mengetahui Dewi mengharapkan kunjungan dari Hasan. Dewi menatap lunglai pintu ruang perawatannya. Berharap Hasan membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Merentangkan kedua tangannya sambil mengatakan, ‘Dewi, apa kamu baik-baik saja? Apa masih ada yang terasa sakit?’ Namun sepertinya harapannya itu sangat mustahil. Tidak mungkin Hasan menjenguknya dan mengatakan hal manis. Dewi menggigit bibir bawahnya. Meringis, masih menahan sakit bekas luka tusuk yang melukai perut