Bab 7: Konspirasi

1103 Words
Adi membaca dengan seksama semua hasil penyelidikan tentang kecelakaan yang menimpa kedua orang tuanya. Secara keseluruhan ini murni karena kelalaian supir. Tapi entah kenapa ia malah terpaku pada catatan waktu kejadian dan berbeda dengan rekaman video cctv yang menampilkan mobil milik kedua orang tuanya membentur pinggir beton jalan tol lalu terhempas jauh, walaupun ia hanya melihatnya segelintir saja, tapi di catatan yang ada sangat berbeda dengan video yang tertera. Adi beralih ke lembar selanjutnya yang menunjukkan mobil yang ringsek. Namun anehnya, di cctv benturan itu sangat keras sekali, mungkin jika perkiraan nya mobil itu akan ringset sangat parah, lantas kenapa di foto malah hanya parah di di sebelah kanan saja? Adi semakin heran dan merasa kebingungan. Terlebih saat menatap data korban yang tidak selamat hanya ada dua saja dan sudah pasti ini adalah kedua orang tuanya, lantas ke mana perginya supir keluarga mereka? Kalau meninggal sudah pasti tercatat, tapi sama sekali tidak ada. Berarti ada kemungkinan supir itu masih hidup sampai sekarang. "Di, lagi ngapain sih?" Tanya Kevin yang memang memutuskan untuk tinggal sementara di rumah milik pamannya ini. Rasanya sangat tidak tega melihat Adi yang harus tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Adi menggeleng lalu mengangkat map berkas yang sedang ia periksa. Kevin yang penasaran pun akhirnya mendatangi Adi dan melihat foto-foto tersebar dengan gambar yang membuat ia terkejut. Di sana tampak kondisi mengenaskan ayah dan bunda Adi. Belum lagi posisi mobil yang ringsek. "Di, yakin liat begini? Kenapa harus dilihat lagi sih?" Tanya Kevin yang takut jika sepupunya merasa down..meskipun mulutnya pedas tapi demi apa pun ia sangat menyayangi Adi. ​ Adi menggeleng, ia tidak tahu kenapa harus mengingat ini tapi yang jelas ini sedikit mengobati rindukan kepada kedua orang yang sedang ada di foto yang digenggam Kevin. "Tapi kalau dipikir-pikir, diliat ini mobil kok yah janggal yah, Di. Apa cuma gue doang yang ngerasa." Adi tampak terdiam sejenak. Bukan hanya dia saja yang merasakan kejanggalan itu, akan tetapi sepupunya juga yang baru saja melihat langsung menyadari hal ini. "Di, lu ngerasa ada yang janggal gak sih? Kasus kecelakaan om sama Tante juga langsung ditutup hari itu juga. Mana ada kecelakaan ditutup segitu cepat, padahal ini melibatkan keluarga besar pamungkas, apalagi om pewaris tunggal. Dan keadaan supir nya gak ada kabar sama sekali setelah kecelakaan itu." Adi menatap kevin dengan ragu, sepertinya Kevin bisa menjaga rahasia, ia akan membuka rahasia ini mana tau sepupunya bisa membantu paling tidak memecahkan teka teki yang tengah terjadi. "Vin, lu bisa jaga rahasia gak?" Kevin mendongak menatap Adi dengan bingung yang kemudian mengangguk mantap. "Insyaallah bisa, kenapa?" Adi menghela nafas sejenak mencoba untuk meredakan rasa gugupnya yang muncul karena takut jika Kevin tidak mempercayai hal itu. "Gue ngerasa sedang berada di dua dunia, Vin. Setiap gue tidur gue akan jadi Adi yang berbeda, Adi yang bringas dan dingin. Bahkan kepribadian gue ini benci banget sama keluarga seakan kematian kedua orang tua gue ada campur tangan keluarga. " Kevin mengerjap pelan lalu tertawa ngakak bahkan sampai memegang perut nya yang terasa kram. "Hahahaha.... Anjir, si g****k malah ngayal." Adi mendesah pelan, respon Kevin sudah ia duga sebelumnya. Mana ada orang yang akan mempercayai ceritanya yang tidak masuk akal kalau secara nalar. "Beneran,.Vin. lu pikir kenapa gue bisa dapat luka sebanyak ini karena apa? Karena begal? Kagak! Lu tahu gue jarang pulang malam apalagi keluar malam.'" Kevin langsung terdiam, ia melihat semua luka yang berada ditubuh Adi memang sangat janggal, sebanyak itu tidak mungkin sepupunya ini tidak merasa kesakitan. Paling tidak dirawat di rumah sakit sampai luka nya benar-benar kering. Tangan Kevin dengan cepat menekan luka yang ada di siku kiri Adi. Akan tetapi pemuda itu sama sekali tidak meringis, ataupun merasa kesakitan. "Di, beneran gak sakit?" Adi menggeleng. "Enggak, malah gak terasa apa-apa. Lu pasti paham gue gimana kan? Sejak kapan gue bermasalah bahkan sampai berdarah-darah gini." Kevin mengangguk. Ia meneliti semua luka itu dengan heran, emang ada dua dunia itu? Tapi kan itu hanya dongeng kalau pun ada. "Ceritain gimana jelasnya. Gue pengen denger." "Setiap gue tidur, gue bakal berada di dunia itu, dunia yang beda banget sama yang sekarang. Di sana bahkan gue jadi punya temen yang demen balapan, gue bermasalah sama ketua geng, bahkan di sekolah gue jadi siswa yang ditakuti. Dan yang parah gue malah benci kakek, Tante marla, semua keluarga pamungkas." "Termasuk gue?" Tunjuk Kevin ke arah dirinya dan dijawab anggukan dari Adi. "Iya, termasuk Lu. Bahkan kakek berulang kali mau jatuhin gue. Gak tau apa motif ini semua, cuma semua ini terus berlanjut dan hampir setiap gue terluka akan kebawa sampai gue bangun. Coba lu bayangin, dia sekolah lagi enak-enak nya tidur di bawah pohon bangun-bangun udah dalam kondisi berdarah-darah dengan luka tusuk padahal gak ada yang nusuk sama sekali. Apalagi wajah gue malah berubah jadi lebam-lebam persis seperti di mimpi itu. " "Gue rasa itu mimpi ada maksud lain, Di. Karena gak mungkin terlalu sering tapi hanya sebatas gitu aja." Adi mengangguk. " Gue juga ngerasa gitu, makanya pengen cari tahu kasus orang tua gue dulu. Tahu sendiri sejak kecil gue gak tahu bahkan sampai kemarin gue masih gak tahu menahu tentang kecelakaan itu, pas gue buka data ini gue ngerasa janggal. Di keterangan yang meninggal ada dua dan itu bokap nyokap gue. Sedangkan di dalam mobil itu ada gue dan supir, tapi Supir sampai sekarang gak ada kabar sama sekali, seolah-olah emang sengaja di sembunyikan. Dan lu sadar gak cctv kecelakaan itu menunjukkan kalau seharusnya mobil ayah bunda hancur, tapi kenapa yang jadi barang bukti di foto ini hanya body kanan nya aja." Kevin semakin terkejut. "Dan di, lu sadar gak, jam nya beda dari yang ada di berkas ini. Di cctv jam 22:15, tapi di berkas jam 00:25. Perbedaan yang jauh kan?" Semakin meneliti berkas pemeriksaan ini, Adi semakin dibuat menduga-duga semua yang sebenarnya terjadi pada hari itu. Mungkin kah di balik kematian ayah bundanya ada konspirasi? "Gila, pemikiran gue juga gitu. Ayo kita cari tahu, Di. Gimana pun ini udah kriminal. Walaupun itu menyangkut keluarga kita sendiri." Adi terdiam tidak tahu harus merespon apa, yang jelas saat ini ia merasa sedang dilema. Mungkin kah keluarga yang berkonspirasi? Tapi untuk apa? Toh, Tante nya semua memperlakukan ia dengan baik, terlebih sang kakek. Jadi sangat tidak mungkin konspirasi ini terjadi. "Di, gue mau kita cari tahu semua ini... Gue juga ngerasa janggal sama keluarga kita yang keliatannya punya permasalahan nya besar, bahkan sampai sekarang kita gak pernah lihat ada kumpul keluarga yang benar-benar emang kumpul bahas sesuatu yang menyenangkan. Yang ada malah saling pamer dan sindir." Adi tak menjawab, baginya ini masih terasa abu-abu dan membutuhkan penyelidik yang tidak mudah, sekelas keluarga pamungkas tidak akan mungkin bisa dilawan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD