8. Di bantuin~

1125 Words
 Suasana kantin sedang ramai untuk hari ini, banyak yang berkicau kepada penjual di kantin untuk menyuarakan perut mereka. Mereka menghentikan aktifitas nya ketika empat wanita memasuki kawasan kantin sambil tertawa riang, membuat kesan cantik tersendiri di diri mereka. Eh eh rayna dateng Eh yaallah tia cantik banget Rimaaa manis banget dong Siskaa makin bahenol Ih gilaa mereka friendship goals banget Gila si mereka most wanted Tapi kira kira tia anak orkay gak ya Eh iya, kan mereka bertiga orkay tapi tia gatauu deh Dia gaada margaa Eh bisa juga dia sengaja sembunyiin gais "Segitu cantiknya kita" ucap rayna, yang langsung mendapat pelototan tajam dari teman-temannya "Lu pede bangsul" ucap siska "Nyata breh" ucap rayna "Buktinya mereka ngomongin kita" lanjut nya "Selebritis gais" ucap tia. Lalu mereka melanjutkan jalan menuju meja paling pojok. Dan seketika semua seisi kelas berbisik kembali dan memandangi mereka "Kenapa si mereka?" Ucap rima, dan ketiga temennya hanya menggedikkan bahu nya secara bersamaan. Ko mereka berani banget si Ih itu kan tempat duduk the queen Eh berani banget si Tapi the queen kan jarang keliatan ya Ih berani banget ya Gue aja ngeriii Eh eh the queen dateng Eh anjir iyaa Eh di barengin the king tuh Wah mereka semua cocok yak Gila revan anjirr ganteng bett Alex ganteng banget dah Baryy manis banget itu pen cium jadi nya Reky hot banget dong, mata nya bagus bet "Udeh gausah dengerin mereka" ucap tia, yang menyadarkan temen-temennya dari omongan seisi kantin "Lu mau mesen apa?" Ucap rayna "Hmmmm" semua berpikir sejenak untuk mengasihi apa untuk perut mereka. "Ham hem ham hem bae semua, kaya nisa saban lu" ucap rayna "Saban hari kali" ucap rima, lalu mereka tertawa bersama, tanpa sadar ada segerombolan yang menghampiri mereka Brak , tia dan teman-temannya hanya menatap bingung. "Kenapa?" Ucap tia, lalu memperhatikan mereka lalu berahli ke nametag mereka "Lu bilang kenapa?" Ucap cewe yang berambut pendek, bername tag santi "Iya" ucap tia "Ini tempat duduk kita" ucap santi sambil menyibakkan rambut nya "Ada tulisannya?" Ucap rayna "Tapi seisi kantin juga tau ini tempat kita" ucap rianti "Gue tanya, ada tulisannya gak?" Ucap rayna sedikit tegas "Lu songong banget ya ama kaka kelas" ucap ririn "Ada pasal nya gue harus takut?" Ucap rima, sedangkan tia sibuk dengan hape nya, sambil memutar mata nya dengan malas. "Udeh si san, kan ada tempat lain" ucap revan "Tapi ini tempat kita" ucap ririn "Kantin lega" ucap tia Brak "Anak miskin aja belagu lu" ucap santi, sambil mendekati wajah tia yang masih terlihat santai "Sampah" batin tia "Jaga omongan lu" ucap siska "Kenapa? Emang bener kan temen lu miskin. Lu mau aja di manfaatin" ucap santi, dan siska mendorong tubuh santi hingga tekena teman-temannya. Santi tidak terima, ia geram mengepalkan tangannya. Plak "Jangan kurang ajar sama gue" ucap santi, seketika siska meringis memegang pipi yang di tampar oleh santi. Tia hanya melihat nya, ia menyembunyikan emosi nya. "Pergi lu pada!!!" Ucap santi sedikit membentak, seisi kantin menonton kejadian tersebut bergedik ngeri karena bentakan santi, karena mereka tau santi orang yang sangat mempertahankan harga diri nya dan sangat menjaga malu di dalam diri nya. Ia wanita kejam untuk para siswa-siswi, queen bullying, tidak ada yang berani karena ia tahu santi dan teman-temannya menjuarai bela diri mana pun. "Cabut" ucap tia, lalu ia berdiri, dan teman-temannya pun mengikuti "Tapi ti.." ucap rayna "Gue bilang cabut. Ya cabut!" Ucap tia sedikit tegas, yang membuat siapapun kaget mendengarnya. Aura dingin yang seolah-olah mengelilingi tia. "Mau kemana?!" Ucap santi yang tiba-tiba menghentikan arah jalannya tia, dan mencengkram tangan tia kencang. "Lepas" Ucap tia "Gak!" Ucap santi lalu tersenyum sinis, tia yang melihatnya hanya menatap jijiq "Udeh si san, masalah gini aja lu gedein" ucap bary "Udeh si, kaya bocah lu" ucap reky "Dia udeh songong sama kaka kelas. Harus diberi pelajaran" ucap santi "Lepasin tangan lu dari temen gue" ucap rima, santi hanya tersenyum lalu ia lebih mengencangkan cengkraman nya ke tangan tia, dan tia hanya bisa menahan ringisan nya melihat pergelangan tangannya sedikit memerah. "Lu jangan kurang ajar san" ucap revan membentak "Dia udeh mau pergi lu malah kaya gitu" lanjut nya, tentu ia di suguhi pelototan tajam dari tia. "Ko lu bela dia? Emang dia ada hubungan apa sama lu" ucap ririn "Diia..." "Lepas" ucap tia, sengaja memotong perkataan revan "Gak" "Lepas!" "Lu mau apa? Lu bilang kita suruh pergi kan? Lah gue udeh mau pergi lu malah nahan gue" ucap tia "Lu musti di kasih pelajaran dulu" ucap ririn "Gue udeh ada guru, jadi gaperlu lu kasih pelajaran" ucap tia Plak "Jangan nglawan lu b*****t" teriak rianti "Lepas gue san, kalo lu gak mau tangan lu patah" ucap tia tegas, seisi kantin di buat kaget atas keberanian tia, setelah tia mau bersiap untuk melintir tangan santi tiba-tiba..... "Lepas!" Ucap alex tiba-tiba, dengan aura dingin, rahang yang mengeras seolah-olah menahan emosi "Tapi..." Ucap santi "GUE BILANG LEPAS YA LEPAS!!!" ucap alex membentak, yang membuat seisi kantin terheran. Santi melepaskan perlahan cengkraman tangan nya dari tia, dan tia hanya memegang pergelangan tangannya yang sudah memerah. "kali ini lu lepas dari gue jalang" ucap santi "Bacot" ucap tia, lalu ia meninggalkan mereka yang masih berdiri menahan emosi. . . . . . Tia berjalan di iringi teman-temannya di sampingnya, nafas yang berderu menahan emosi sedari tadi masih saja ia pendam agar tidak memuncak dan meluap "Gila tadi alex nyelamatin lu" ucap rayna "Iya ih gemes" ucap rima "Lu gak makasih sama dia" ucap siska "Gue gak minta di bantuin" ucap tia "Dasar gengsian" ucap rima meledek "Lu gak naksir emang?" Ucap rayna "Gak!" Ucap tia tegas, dan mereka hanya menggeleng-menggeleng karena kejutekan tia terhadap cowok yang sudah populer dan di gandurngi wanita. "Yaellah santuuy aja mbaa" ucap rima "Udeh ah lu pada ngeselin" ucap tia yang berjalan agak cepat untuk menghindari ledekan dari teman-temannya. "Woy bangsul. Jalan jangan cepet-cepet" teriak siska, yang menyadari mereka ditinggal tia. Krriingg Krriingg Krriingg Jam istirahat telah berakhir, di ganti oleh jam pelajar yang baru setelah istirahat. Semua siswa-siswi berhamburan berlari kearah ruang kelas nya masing-masing, mereka tak ingin mendapat hukuman berdiri sampai jam pulang. Seorang guru berjalan untuk memasuki kelas yang akan diajar nya. "Mari buka halaman 44, kita pelajarin yang kemarin" ucap pak kumis. Semua siswa menuruti untuk membuka halaman yang telah disebutkan tadi. "Bla bla bla bla bla" ucap guru tersebut menerangkan. Semua siswa-siswi mengikuti pelajaran dengan hening sampai pelajaran tuntas dan bel pulang berbunyi. Ting tong "Yessss balikk" sorak semua siswa "Akhir nya bisa lanjut maen ml" ucap dani "ML bae lu" ucap rika "Ntar hamil tau rasa lu" ucap rayna, dan tia, siska, rima hanya menepuk jidat melihat kepolosan teman satunya ini. Ternyata ada yang lebih polos dibanding tia. "Emang ML apa ray?" Ucap rendi "Itukan yang anu-anuan" ucap rayna, yang sambil merapihkan buku nya untuk memasukkan buku nya kedalam tas "Anuan apa?" Ucap fauji "Itu dah pokonya mantab-mantab" ucap rayna, dan membuat para siswa laki menengok karena ada keseruan dari obrolan itu. "Wah rayna tau mantab mantab gais" teriak jono "Kaya lu gatau aja lu" ucap rendi "Jadi kapan kita mantab-mantab ray" ucap fauji "Hmm?" Dehem rayna "Kalo nikah" ucap rayna. Dan membuat siswa laki mendesah kecewa. "Udeh udeh m***m aja lu pada" ucap tia "Tau nih" ucap rima "Dimesumin tau rasa lu" ucap siska, dan membuat para lelaki menatap nya memangsa dan membuat siska merinding geli. . . . . 'Jangan lupa bahagia hari ini dan seterusnya , kalo mereka tidak bisa membuat mu bahagia. Buat lah diri sendiri yang membahagiakan' -cacambell
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD