# Arruna meletakkan gelas winenya dan berjalan sempoyongan ke kamar putranya. Perlahan ia mendorong pintu kamar Gi sepelan mungkin. Ia berlutut di samping tempat tidur anaknya, menyandarkan wajahnya di atas kasur dan menatap putranya itu dengan tatapan sendu. “Gi, mama bersalah…maafkan mama…” Air mata mengalir di pipi Arruna. Ia mulai menangis dengan suara tertahan Perlahan Gi membuka matanya dan menatap ibunya dengan wajah separuh mengantuk. “Mama,” ucap Gi. Arruna meletakkan jarinya di bibir. “Ssst…tidurlah lagi,” ucap Arruna. Gi perlahan kembali menutup matanya. Arruna bangkit berdiri dan perlahan berbaring di samping Gi. Ia membelai rambut Gi dengan lembut. “Anak pintar….anak pintar…mama tidak sanggup menghadapimu kalau kau bangun, tolong tetaplah tidur, maka mama akan selalu