# Mahendra menahan tangan Arruna. “Kenapa kau lakukan itu? Kenapa? Dia cuma anak-anak! Dia tidak sengaja menginjak bunga-bunga itu! Memangnya bunga-bunga itu lebih berharga dari anakmu sendiri?!” Ucap Mahendra emosi. Arruna menatap Mahendra dengan sorot dingin. “Kalau iya kenapa? Dia anakmu dan aku benci semua yang berhubungan denganmu! Kau dengar itu? Aku tidak pernah menganggapnya anakku!” Balas Arruna. “Runa!” Mahesa berteriak geram. “Mati saja kau dan anak sialan itu!” Arruna balas berteriak di hadapan Mahendra. Mahendra mengangkat tangannya hendak menampar Arruna, tapi tangannya berhenti di udara saat melihat air mata mengalir di pipi Arruna. Istrinya masih menatapnya dengan sorot garang, tapi air matanya membuat Mahesa paham, seperti apa penderitaan yang ditahan Arruna. “Kena