Sepuluh "Nih roti." Meti menoleh menatap Raga yang selalu datang tiba-tiba dan memberinya sebungkus roti. "Papa kamu punya pabrik roti ya?" tanya Meti sambil menerima roti dari tangan Raga. "Ck ... bingungi kamu Met, aku jutek salah, baik juga salah, selaluuu gitu," Raga duduk di samping Meti di depan ruang kuliah yang baru saja mereka tempati. "Lah dua kali gini ngasi roti sejak kamu berubah jadi manis ke aku, gak papalah aku makan, bisa buat ganjel perut, laper ini." "Gue yang suruh biar dia manis ke lu Met, masa naksir lu mulut dia kaya comberan, kalo naksir itu kudu manis, iya kan Met?" Azka yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka membuat Raga kesal. "Pergi sana lu, gangguin aja." "Awas lu ya gak gue kasi tips lagi cara deketin cewe biar nyaho lu." Azka hendak berlalu tapi Met