Sesuai janji, tepat jam tujuh Alby sudah berada di depan pagar rumah Nurin. Pak Supri mempersilakannya masuk ke halaman. "Eh ada Mas ganteng lagi. Segar banget wajahnya pagi-pagi, ingat saya waktu muda," candanya. Dengan bergaya memperbaiki tatanan rambut, Pak Supri menaikkan dagu seolah dulu dia benar-benar setampan rupa Alby. Sepagi ini Alby sudah disuguhkan dengan candaan kecil, namun berhasil membuatnya tertawa. "Pak Supri bisa aja. Berarti masa tua saya nanti kayak kayak gini, ya?" "Weh? Kenapa, Mas Alby? Gak ikhlas wajahnya mirip saya?" Pak Supri mengulum senyum. Baginya Alby memang sangat rupawan, seperti orang Timur Tengah. Alby hanya membalas dengan kekehan. "Nurinnya ada, Pak?" "Hampir aja kelupaan, Mas. Sebentar saya panggilkan dulu, sepertinya sudah selesai makan Neng Irin