When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Di Taman Bermain “Ya Tuhan, Nes...! Apa kau yakin akan membawaku kencan ke tempat ini...?” Leon bergidik ngeri melihat keramaian yang ada di hadapannya. Sesekali ia menelan saliva-nya sambil memandangi orang-orang yang menjerit di arena roller coaster. Vanesha tersenyum puas melihat keterkejutan Leon. Ia memang ingin dekali pergi ke taman bermain. Tapi karena pekerjaannya, ia tidak pernah mewujudkan keinginannya tersebut. “Kenapa...? Kau membayangkan suasana romantis di tepi pantai dan berpikiran ingin melakukan hal yang macam-macam denganku, hah...?” Tukas Vanesha. “Ayo kita pulang! Kita cari tempat lain yang lebih romantis untuk kita habiskan berdua.” Leon menyeretnya menjauh dari pintu masuk arena roller coaster yang penuh antrian para pengunjung. “Tidak!” Vanesha menarik tangann