Siva merasa serba salah berada di rumah Gio. Membantu Bibik di dapur kena omel si empunya rumah. Jika tidak membantu kena omel Ibu suri yang cerewet. Ditambah lagi Gea yang ikut-ikutan mengintimidasinya dengan kalimat-kalimat sarkas. Menangis pun percuma karena tak ada yang bisa membantunya. Semua ART Gio takut dengan Ibundanya. Padahal mereka selalu antusias saat Siva datang berkunjung. “Siv, sudah selesai sholatnya?” tanya Gio. “Sudah, Om. Makan malam sudah siap mendingan Om segera menyusul Tante dan Mbak Gea ke meja makan.” “Ayo, bareng sekalian,” ajak Gio. “Aku akan pulang. Sebentar lagi taksi yang aku pesan sampai.” Gio masuk ke dalam kamar tamu yang dipakai oleh Siva sholat magrib. Dia menyusul gadisnya saat tak menemukannya di meja makan. Sesampainya di rumah tadi, Gio memint