Baru saja beberapa menit aku melintasi portal, suara ponsel baruku berdering dan sebuah nomor yang tidak kukenal terpampang di layar. Aku merasa tidak punya kewajiban untuk mengangkatnya jadi kuabaikan saja telpon itu dan membuat ponselku menjadi mode senyap. Biasanya mereka adalah orang-orang iseng yang mengerjaiku atau fans-fans gilaku yang sangat terobsesi padaku. Ponselku bergetar, layar menunjukkan nomor yang berbeda dari sebelumnya. “Apa mereka tidak mengenal kata menyerah?!” omelku sambil melihat layar ponsel. Aku menahan diri untuk tidak membanting ponselku. Tubuhku mulai terasa semakin sakit, kekuatan regenerasiku benar-benar sangat lambat dan mungkin tidak berpengaruh sama sekali. Aku sedang menimbang-nimbang apakah aku harus berburu atau pergi ke tempat Elisiya, darah yang suda