Argenteuil, Perancis
Giuvadan's Perfumery School
Giuvadan adalah sebuah perusahaan yang memproduksi pewangi makanan, wewangian dan bahan kosmetik, perusahaan ini berpusat di Swiss, memiliki kantor cabang dan pabrik di seluruh dunia. Giuvadan memiliki sebuah sekolah parfum di Kota Argenteuil, Perancis. Sekolah ini berada di bawah pengelolaan pusat pelatihan perusahaan, dan didirikan secara khusus untuk merekrut generasi muda yang ingin meniti karir di bidang pembuatan parfum, siswa yang berhasil terpilih akan mendapatkan penghasilan seperti layaknya pegawai perusahaan.
Dalam proses perekrutan yang dimulai dari pendaftaran, wawancara hingga pelamar dinyatakan lolos seleksi membutuhkan waktu hingga setengah tahun. Seorang pelamar harus datang menghadiri wawancara langsung dari berbagai tingkatan managemen perusahaan yang berada berbagai negara dan mengikuti tes penciuman, seperti memilih dua botol parfum dengan aroma yang sama di antara deretan botol parfum.
Dan disinilah gadis cantik bernama Flower Ocean Hoult berada. Gadis berumur 23 tahun yang memiliki kelebihan yaitu aroma tubuh yang sangat wangi itu, mendaftarkan dirinya ke sekolah tersebut.
Gadis kelahiran London itu, sebelumnya sudah menyelesaikan kuliah S1-nya di Oxford University mengambil jurusan kimia dan setelah lulus dia mendaftarkan dirinya di Giuvadan untuk mengejar impiannya menjadi seorang Parfumeur (pembuat parfum) profesional.
Flower atau biasa dipanggil Flo, ingin membuat brand parfum sendiri setelah lulus dari Giuvadan.
Sudah sebulan Flo hidup mandiri di negeri orang, dia tinggal di sebuah apartemen di kota Argenteuil dekat dengan sekolahnya.
Orangtuanya sebenarnya berat hati berjauhan dengan Flo tapi demi impian sang putri, mereka akhirnya memperbolehkan Flo meneruskan sekolahnya di Perancis.
Flo anak pertama dari dua bersaudara, adik laki-lakinya yang bernama Keenan beda 2 tahun dengannya dan adiknya yang akan meneruskan perusahaan sang daddy sementara dirinya dibebaskan untuk menjalani hidup yang dia mau yaitu menjadi seorang Parfumeur.
"Flo, kami pulang duluan," pamit temannya.
Saat ini dia masih di gedung sekolahnya karena dia masih masih melakukan analisa di Laboratorium sekolah perfum itu.
"Iya, aku akan pulang sedikit terlambat," sahut Flo dengan senyum cantiknya.
Dalam proses pelatihan kesulitan pertama yang dihadapi oleh Flo adalah ia harus menghafal 500 aroma dasar, dan pada saat ujian akan diambil 20 aroma untuk diidentifikasi dengan cepat. Contohnya ada lebih dari belasan jenis kesturi (musk), dan sangat sulit dibedakan, karena kesturi harus didiamkan beberapa saat baru akan keluar aroma aslinya, namun semua jenis aroma kesturi termasuk ke dalam daftar 500 aroma dasar yang harus dihafalkan.
Untuk melindungi penciumannya, Flo berusaha untuk tidak terkena flu, ia jarang sekali mengonsumsi makanan pedas dan asin, dan tidak menggunakan parfum untuk dirinya sendiri agar tidak mengganggu ketika sedang mengidentifikasi aroma.
Tapi sepertinya dia masih agak kesulitan karena pada kenyataanya Flo dilahirkan dengan kelebihan unik yaitu mempunyai aroma tubuh yang sangat wangi. Semakin dia berkeringat semakin aroma wangi itu menguar kemana-kemana.
Tak jarang banyak pria yang mengejar-ngejar Flo karena aroma dari Flo yang membuat siapapun kecanduan.
Tapi dihati Flo hanya ada Mattew Coulson seorang yaitu pacar sekaligus tunangannya. Mereka merencanakan pernikahan setelah Flo menyelesaikan sekolah parfumnya di Perancis. Mereka harus rela berhubungan jarak jauh antara London-Perancis untuk sementara.
"Sepertinya hari ini cukup," gumam Flo dengan menutup buku dan mengembalikan tabung-tabung aroma pada tempatnya.
Flo segera keluar dari Laboratorium menuju lift untuk turun ke lantai bawah.
Saat pintu lift terbuka, Flo segera masuk tanpa memperdulikan seorang pria yang berdiri dibelakangnya.
Pria blaster Amerika-Perancis dengan mata berwarna hijau itu tampak mencium aroma yang tidak biasa saat Flo ikut masuk kedalam lift.
Dan pria itu spontan menghendus aroma dari tubuh Flo yang ada didepannya.
Yang mana membuat Flo tersentak kaget.
"Apa yang kau lakukan, Tuan?" tanya Flo yang merasa pria dibelakangnya itu menciumnya.
Pria itu hanya diam tidak menjawab dan mata hijaunya terus menatap Flo semakin lekat. Dia berjalan mendekati Flo, membuat Flo memundurkan badannya hingga membentur dinding lift disana.
"Siapa namamu?" tanyanya.
Flo menjawab dengan gugup. "Flower!"
"Aromamu seperti namamu!" ucap pria itu dengan mendekatkan wajahnya dengan wajah Flo lalu dia berbisik. "Panggil aku Axe!"
Bulu kuduk Flo meremang saat Axe berbisik padanya. Bersamaan dengan itu, pintu lift terbuka dan Flo buru-buru ingin keluar dari lift itu tapi tangannya tiba-tiba dicekal oleh Axe.
Axe menarik tangan Flo hingga gadis itu membentur d**a bidangnya.
"Lepaskan, Tuan!" ronta Flo yang saat ini ada dipelukan Axe.
"Panggil namaku!" titah Axe dengan tatapan tajam membuat siapapun akan ketakutan jika melihatnya.
"A...axe, le... lepaskan aku!" Flo berkata dengan gagap karena takut dengan pria yang mendekap tubuhnya saat ini.
Axe seolah tidak mendengar permintaan Flo, dia justru menciumi leher Flo dan menghirup aroma semerbak dari tubuh gadis itu.
"Kau harus ikut denganku," gumam Axe dengan merogoh sebuah suntikan yang ada dikantong coat yang dia pakai. Suntikan yang berisi obat bius itu dia suntikan dilengan Flo.
"Akhh....," pekik Flo yang merasa lengannya ditusuk sesuatu dan sedetik kemudian gadis itu tidak sadarkan diri dipelukan Axe.
Axe menyeringai dan segera menggendong tubuh Flo keluar dari gedung sekolah yang sepi.
Diluar gedung sudah ada beberapa anak buah Axe yang menunggu bos mereka. Mereka tampak terkejut saat melihat bos mereka menggendong seorang wanita terutama Kenzo, tangan kanan Axe.
"Siapa itu, Axe?" tanya Kenzo penasaran karena selama ini bos sekaligus temannya itu tidak pernah tertarik oleh wanita.
Axe Leory Blanchet, seorang ketua mafia dari klan Black Shadow. Klan nomor satu di Eropa sebagai pemasok obat-obatan terlarang dan juga senjata ilegal.
Hari ini Axe tengah memberi perhitungan pada klan mafia lain yang berani menantangnya. Dia naik keatas gedung untuk membunuh ketua mafia klan itu. Sesuai dengan namanya, Black Shadow atau bayangan hitam, dia menarik senjata laras panjangnya yang sudah diberi peredam suara untuk memindai targetnya yang saat itu ada di bangunan apartemen diseberang gedung dimana Axe berada.
Mata elang Axe memindai targetnya dan saat target sudah terkunci dia segera menembakkan senjatanya yang pelurunya bisa menembus kaca bangunan apartemen itu.
Setelah dia merasa targetnya tertembak, Axe segera meloncat ke gedung satunya menggunakan tembakan yang bisa mengeluarkan tali dan gedung itu adalah gedung sekolah parfum Flo.
Axe segera mengganti bajunya dengan baju biasa dan segera turun menggunakan lift yang tanpa dia duga, dia bertemu dengan gadis dengan aroma yang membuatnya kecanduan.
Selama ini, Axe tidak tertarik dengan wanita manapun karena tidak ada wanita yang mampu membuatnya penasaran. Tapi saat melihat dan mencium aroma Flo, entah kenapa gairahnya memuncak. Dia ingin mencicipi gadis yang membuatnya penasaran akan aromanya itu.
"Tawananku," jawab Axe singkat mendengar pertanyaan dari tangan kanannya.