MAHEKA

1017 Words
Aku terus berusaha melepaskan diri dari Angga. Aku tidak bisa mendapatkan perlakuan serendah ini dari Angga. Aku terus memberontak meski sesekali dia berhasil mencium leherku atau meraup bibirku, bahkan kadang dai berhasil menggigit p****g payudaraku. "Angga lepaskan aku !" "Aku memang penulis n****+ dewasa, tapi aku bukan perempuan murahan seperti yang kamu bayangkan!" Lanjutku. Angga menghentikan aktifitasnya menciumi tengkukku. Dia lalu melepaskan aku dan merebahkan dirinya di sampingku. "Apa maksudmu ?" "Jangan pernah berfikir jika aku sudah pernah tidur dengan orang lain Angga, semua yang kutulis di n****+ bukanlah pengalaman pribadiku." Kataku sambil membenarkan kaosku. "Tapi semua tulisan di novelmu itu ..... " "Teknologi canggih Angga, aku bisa tanya google dan buka internet soal hubungan badan tanpa harus melakukannya bukan ?" Angga meraihku kedalam pelukannya. Dia mengusap rambutku dan mencium keningku. "Maafkan aku jika menyakitimu Nay. Aku janji tidak akan melakukan hal ini lagi padamu." Kata Angga. Aku mengangguk memaafkan Angga, meskipun jujur aku merasa terhina sekali dengan perlakuan Angga padaku. Aku tidak menyangka jika Angga menganggapku seburuk itu. Bukankah tidak mungkin jika Angga juga pernah melakukannya dengan orang lain jika padaku saja dia berani seperti itu ? ***** Aku memutuskan untuk mampir sebentar ke toko perlengkapan alat lukis untuk membeli cat air, kanvas dan beberapa alat lain yang aku butuhkan untuk melukis. Setelah selesai aku memutuskan untuk pulang dan membuka studio. Hari ini studio buka lebih siang dari biasanya karena jam kuliah yang padat dan juga aku harus pergi belanja dulu tadi. Tidak apalah semoga ada pelanggn yang mampir walau satu atau dua syukur lebih banyak dari itu. Angga pulang dari studio pagi tadi jam 6 setelah aku buatkan sarapan pagi. Huh Angga sering ke studio dan itu membuatku sedikit repot karena harus mempersiapkan bahan makanan untuk makan malam dan sarapan ANgga. Bisa saja sebenarnya aku mengusir Angga dan meminta dia pulang ke rumahnya tanpa merepotkan aku, tapi entahlah aku tak memiliki niat untuk mengusirnya setelah kami memutuskan untuk berpacaran. "Kayla!" Panggil seseorang yang suaranya sangat asing untukku. Aku membalikkan badanku dan melihat perempuan cantik berkacamata hitam berambut coklat berkulit putih berdiri dengan menggunakan halter dress dengan highheels setinggi kurang lebih tujuh centimeter. Aku begitu asing dengan orang itu. Gadis cantik yang berpenampilan seperti model itu untuk apa datang ke studio kecil milikku. "Maaf cari siapa ya ?" Tanyaku mendekat. "Kamu Kayla ?" Tanyanya lagi sambil melepas kacamata hitamnya. "Ma ---- Maheka ?" Tanyaku karena ternyata perempuan itu adalah Maheka. "Kamu tidak lupa denganku rupanya." Kata Maheka sambil masuk dan duduk di sofa. "Ada perlu apa kamu kesini ?" Tanyaku. "Studio foto kan ? Ya mau foto lah. Kamu tidak tau kalau aku seorang model? Apa Angga belum menceritakannya padamu ?" Tanya Maheka sambil membuka album foto hasil karyaku. "Kalau kamu seorang model rasanya tidak pantas kalau kamu mendatangi studio kecil milikku. Banyak fotografer yang bagus dan lebih baik daripada aku." "Betul juga sih. Tapi aku kesini ya itung-itung mau membantu mempromosikan studio kecilmu ini supaya lebih terkenal, bahasa gaulnya itu exposure, atau endorse, ngerti gak kamu ?" Tanya Maheka sambil sedikit menghinaku. "Ya anggap saja terima kasih karena berkatmu Angga melepaskanku dari penjara." Lanjutnya. "Tapi jangan salah, aku juga msih dendam padamu karena kamu juga akhirnya hubunganku dengan Angga hancur, karirku juga terhambat, bahkan aku masuk penjara selama berminggu-minggu." Katanya sambil membuang album foto milikku. "Aku tidak ikut campur dengan urusan kalian." "Foto aku. Tunjukkan skilmu. Aku ingin tau seberapa hebatnya kamu sampai Angga rela melakukan segalanya demi menemukanmu." "Angga bilang apa ke kamu ?" "Nanti aku akan bercerita, tapi sambil foto aku. Ingat ambil gambar yang bagus, jangan membuatku terlihat pendek, wajahku harus tetap terlihat tirus, dan ambil foto sesuai dengan angle terbaikku!" Maheka memasuki ruang studio foto. Dia sempat menghina ruangan studioku yang memang sederhana ini dengan kata-kata buruknya. Ingin aku mengusirnya, tapi kurasa tidak sopan jika aku melakukan itu. Apapun itu anggap saja dia pelanggan pertamaku hari ini meskipun aku tau dia tidak akan membayar. Maheka berpose dengan sesuka hatinya, tanpa diarahkan dia suda bisa mengarahkan gaya terbaiknya, bahkan saran darikupun juga sama sekali tidak dia gubris. Lama-lama aku memilih untuk membiarkan saja dia melakukan pose apapun. "Ini nanti diedit agak putihan dikit, ini lututku kelihatan agak hitam. Gimana sih kamu tuh!" Kata Maheka saat melihat hasil fotonya. "Iya nanti aku edit Maheka." "Harus ya, ini nanti mau aku masukin instagramku, jadi harus bagus. Percaya deh habis ini juga pasti pelangganmu bertambah." "Makasih." "Maheka kembali duduk di sofa sementara aku menyalurkan foto Maheka dari kamera ke laptop, selanjutnya kulihat dia menyalakan rokoknya dan membuang asap di studio seenak jidatnya. Dia juga membuang sampah rokok dilantai membuat lantai menjadi kotor. "Bagaimana hubunganmu dengan Angga ?" Tanya Maheka. "Baik." "Kenapa kamu pergi saat dia sudah bisa membuka mata ?" "Tugasku sudah selesai. Untuk apa aku masih bersama dia?" "Hmm dia menemuiku dipenjara, dia menanyaiku soal dirimu. Memperlihatkan fotomu dan foto seorang wanita yang aku tidak tau itu siapa, tapi dia berpakaian dokter, hampir mirip denganmu, tapi dia lebih cantik." "Lalu?" "Ya aku bilanglah Kayla yang aku lihat foto kamu. Orang itu kenyataannya. Emang kenapa ? Lagian udah jadi dokter ngapain masih buka studio foto ? Gak guna banget." "Bukan urusan kamu Maheka. Ini nanti aku edit dulu, kalau udah jadi aku kirim ke w******p kamu." Kataku yang sebenarnya ingin mengusirnya secara halus. Maheka diam saja tidak menjawab. Dia malah bermain ponsel sambil terus merokok. Aku membuang nafas kesal melihat tingkahnya. "Siang Nay, sibuk ya ?" Kayla tiba-tiba sudah berdiri di belakangku. "Kayla .... Ah enggak ini lagi ngedit foto aja. Kamu mau berangkat ?" "Iya ini mampir bentar aja sih. Semalam Angga pulang jam berapa ?" Tanya Kayla yang membuat Maheka langsung mematikan rokoknya dan melihat ke arah kami berdua. "Oh itu, aku gak tau soalnya aku tidur. Trus pagi tadi mobilnya udah gak ada Kay, kenapa ?" "Enggak sih, soalnya dia semalam habis nganter aku pulang langsung pergi trus gak ngabarin aku sampai sekarang." Cerita Kayla dengan wajah sedih. "Kamu bukannya ?" Maheka mendekat kearah Kayla dan menunjuk Kayla. "Ayo kamu pulang aja, nanti malam aku kirim file lewat w******p. Udah ya sana kamu pulang dulu!" Kataku sambil mendorong Maheka untuk keluar studio.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD