Tertembak

2088 Words

"Ayah saya sekarang hanya bisa bekerja sebagai supir, Om. Dua kali bangun bisnis. Yang pertama rumah makan tapi dibakar. Yang kedua, konsultan dan juga dibakar. Menurut Om, salah kami membangun hidup kami yang baru di negeri orang sedangkan di negara sendiri, kami tak diterima. Kami dimusuhi, Om. Padahal mereka bukan yang punya negara. Negara ini punya rakyat, Om!" Ia bagai sedang orasi. Tapi memang begitu lah kenyataannya. "Kalau Ayah saya memang pengkhianat negara, sudah dari bertahun-tahun lalu, Ayah saya bergabung dengan asing. Sudah bertahun-tahun lalu, saya, kakak saya, dan adik-adik saya bisa hidup nyaman di mana pun kami mau. Tapi jangan kan begitu, Om, untuk kuliah di sini saja saya harus meminta bantuan orang. Bahkan untuk kembali ke negara ini, saya harus menyamar sebagai war

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD