Di kediaman Anthony, Maria sedikit sibuk sejak pagi menyediakan sarapan untuk suami dan anaknya. Hari ini Joshua ke kantor sebelum sah diumumkan sebagai CEO baru yang bakal menggantikan Anthony. Masih bersisa empat hari sebelum Joshua mengganti kedudukan Anthony sebagai CEO. Joshua ingin menyesuaikan diri dengan suasana pejabat sebelum mula bekerja. Dia tidak ingin berasa canggung apabila masuk bekerja nanti.
"Wah, ganteng sekali anak mama", Maria kagum melihat Joshua yang kelihatan sungguh segak dibaluti stelan jas berwarna abu-abu. Wajahnya lebih rapi dan bersinar.
"Mama puji Joshua doang, apa papa tidak sekeren dulu ya ma?", Anthony meledeki Maria.
"Alarr papa itu udah ganteng dan paling romantis sekali di hati mama", Maria menjawab sambil terkekek kecil.
"Josh sedikit canggung ma. Tapi rasanya hanya sebentar. Josh ingin melawat sekitar kantor papa dulu menyesuaikan diri ma. Mana tahu jodoh Josh sedang menanti Josh di sana ma", Joshua menjawab sambil merapikan kemejanya. Mereka akhirnya segera menuju ke ruang makan kerana jam sudah menunjukkan angka setengah lapan.
Sementara di tempat lain, Ariana sibuk menyediakan bekalan ke kantor sambil dibantu oleh Jessica. Mereka dimaklumkan melalui group WA bahawa calon pengganti CEO bakal melawat kantor dan berkenalan dengan para karyawan.
"Kak, CEO baru kita itu gimana sih", Jessica bertanya. Dia sangat panasaran kerana yang bakal menggantikan Tuan Annthony adalah anak bungsunya yang lama tinggal di luar negeri. Gosip di group WA saling meneka-neka seganteng mana CEO baru itu. Semua karyawan memaklumi dua anak CEO yang kini mengusahakan cabang perusahaan lain sungguh tampan sekali seperti model atasan. Malah pendamping hidup mereka juga dari golongan sosial itu.
"Kita tunggu dan lihat aja Jess. Kelak kita pasti mengenalinya juga kan. Ngak usah ribut kepada perkara sepele seperti itu. Kita sebagai karyawan perlu fokus dan memebrikan yang terbaik kepada perusahaan. Itu tanggungjawab kita", nasihat Ariana sambil memasukkan bekal ke dalam bakul. Dia bersiap-siap untuk ke kantor. Tidak ingin lewat dan memalukan diri sendiri. Tambahan lagi CEO baru akan melawat semua karyawan. Mengikut jadual bakal CEO baru itu akan melawat setiap divisi sekitar jam 11 pagi di kantor. Deringan telefon mengejutkan Ariana. Siapa saja yang menelefon seawal itu. Mengambil ponsel dari tas dan melihat pemanggilnya ialah Pak Jonathan.
"Helo"..
"Ari, kamu sudah sampai atau belum di kantor?", tanya Pak Jonathan buru-buru.
"Ini masih di ruma Pak, sebentar lagi tiba di kantor", jawab Ariana.
"Syukur, Ari kamu bisa kan ganti saya ke luar kota. Soalnya, bakal CEO baru kita akan berada di kantor seharian ini dan Tuan Anthony mengarahkan saya untuk kekal di kantor", terang atasan Ariana.
"Enggak masalah sama sekali Pak. Ini lawatan projek yang sedang kita bangun di Bali kan Pak", tanya Ariana.
"Iya, kamu harus ke sana kerana ada investor dari luar yang akan melawat tapak projek sekalian esok petang. Malah malam ini juga kita punya acara makan malam bersama rakan kerja yang lainnya"..
"Baik pak saya cuma perlu kemasin barang-brang saya sebentar", Ari meminta izin.
"Ya sudah saya maklumkan ke divisi keuangan ya untuk mengurus tiket penerbangan kamu. Kamu jangan lupa bawa baju untuk acara malam ini. Kamu harus hadir mewaklili perusahaan. Jangan mengelak seperti dulu", arah Jonathan. Ariana hanya tergelak kecil mengiyakan perintah atasannya kerana semua karyawan di divisinya tahu Ariana tidak suka hadir ke acara makan malam. Dia lebih memilih tidur dan bersenang-lenang di kamar.
"Jess kamu tunggu sebentar ya, aku mau siapin keperluan aku dulu. Ngak lama cuma 15 minit", Ariana segera berlari ke kamar dan bersiap-siap. Untung saja Ariana seorang yang sentiasa bersedia hanya perlu menanmbah sedikit keperluan dalam bag travel yang memang dia sediakan lebih awal. Nahh, sangat berguna masa darurat seperti ini. Dia hanya perlu mencai dress dan mengemas barang keperluan diri.
"Ayoh Jess, kita segera ke kantor. Saya anterin kamu sekalian mengambil berkas-berkas dan maklumat yang perlu untuk projek di Bali. Pulang nanti kamu bisa bawa mobil saya. Saya cuma sekitar dua ke tiga hari menggantikan Pak Jonathan di sana", Ariana dengan laju keluar dari apartment dan menuju ke mobil.
"Ya kak, nanti aku update perkembangan di sini sama kamu. Kak jangan risau ya", Jessica berlari anak mengimbangi Ariana yang begitu laju bergerak. Mereka sememangnya sudah terlewat lima menit, moga saja bisa sampai di kantor sesuai waktu yang diharapkan. Mobil bergerak dengan kecepatan yang lebih laju dari biasa. Jessica tidak mengomel sedikit pun kerana dia tahu Ariana mengejar masa dan perlu ke bandara secepatnya. Untung saja mereka tiba 10 minit lebih awal daripada pemilik perusahaan.
*****
"Pa, boleh ngak Josh minta sesuatu", tanya Joshua sambil melihat ruangan CEO yang diduduki oleh papa nya.
"Ngak perlu minta, papa tahu kamu ini renovasi ruang ini kan? Kamu bisa ke divisi design dan membincangkannya nak. Secepatnya mereka bekerja maka kamu juga ngak perlu libur lebih lama lagi di rumah hahaha", Anthony tahu anaknya suka kepada suasan yang minimalis.
"Hihihi papa pengertian sekali deh. Terima kasih pa, aku juga ingin mengubah ruang rehat papa. Siapa tahu Josh nanti tidur di kantor. Josh ingin punya ruang privasi sendiri Pa di masa rehat. Ya ruangan papa dan mama itu penuh nostaligia tapi kan Josh yang bakalan sepanjang masa di kantor setelah ini kan pa", pinta Joshua.
"Papa benarkan apa saja mau kamu Josh, perusahaan ini milik kamu seutuhnya setelah ini", Anthony menjawab sambil tersenyum melihat putranya yang kelihatan semakin bersemangat. Benar kata Maria, Joshua seorang anak yang penurut dan berusaha membahagiakan orang tua.
"Pa Josh ngak perlu sekretaris. Cukup sekedar assiten yang bisa Josh percaya. Assisten sekalian sekretaris Josh saja", tawar Joshua.
"Iya nak, papa sudah punya pilihan untuk kamu. Dia assisten Pak Jonathan yang baru papa beri kenaikan pangkat. Kebetulan dia juga baru selesai kuliah magister. Pas sekali membantu kamu nanti", Anthony sambil mengenyitkan mata kepada Joshua. Joshua keheranan.
"Apa dia seorang perempuan pa? Josh tidak lihat sesiapa di ruangan sana malah tadi Josh lihat namanya juga Edward di pintu", Joshua sambil mengarahkan jari telunjuknya ke luar dan menunjuk ke ruangan khas assiten CEO.
"Hahahahha iya la kan papa baru bilang papa baru menaikkan pangkat assisten kamu. Kebetulan Pak Edward baru selesai mengemas barang-barangnya. Hari ini kamu ngak bisa ketemu dengan Ari, dia lagi buru-buru ke bandara menggantikan Pak Jonathan melawat tapak projek', terang Anthony.
"Ari?", sepertinya Joshua sering mendengar nama itu disebut.
"Iya, Ari teman mama kamu yang masakin kita makan malam sekembalinya kamu dari luar negeri", Anthony seperti tahu apa yang berlegar di fikiran Joshua.
"Adduh rugi deh Josh pa, mama bilang dia itu persis model kelas atasan pa", Joshua frustasi. Ya dia ingin sekali melihat depan mata siapa sih gerangan Ari yang biasa meluluhkan hati mama nya.
"Iya, papa tidak menafikannya nal. Ari memang anak yang cantik dan hebat. Nanti kamu juga bakal ketemu dia setiap hari. Dia kan bakal assisten kamu", Anthony menjawab sambil tersenyum.
"Untung sekali Josh pa, bakal punya assisten sekalian sekretaris cantik. Udah cantik, pintar lagi", Joshua sudah tidak kesabaran mengenali assisten nya. Anthony melihat jam di tangan. Ya sudah waktu untuk mereka keluar menyapa semua karyawan kerana mereka sudah berjanji dengan Maria akan pulang awal hari ini dan makan siang bareng di rumah.
Joshua bersama papa nya keluar dan diiringi oleh kepala divisi untuk keluar berkenalan denghan semua karyawan. Joshua menjadi bualan hangat di kalangan karyawan. Dia tampil sebagai seroang pengganti CEO yang tampan, berwibawa dan handal. Dia juga memiliki iris mata hazel yang bisa memukau hati wanita. Joshua menyedari bahawa menjadi pewaris kepada perusahaan properti membuatkannya sibuk setelah ini. Apa lagi dia perlu menguruskan banyak cabang properti di beberapa kota besar lainnya.
"Aduhhhh ganteng sekali malah karisma CEO baru kita sungguh terserlah ya", kedengaran para karyawan wanita saling bergosip sesama sendiri.
"Ya, aku ngak bisa menatap mata hazelnya lama apa lagi saat dia tersenyum. Gugur jantung aku. Ngomong-ngomong CEO kita masih belum bernikah kan. Siapa tahu kita bakalan berjodohan sama CEO", angan-angan mucul di kepala mereka. Ya kisah hubungan asmara anak-anak CEO sebelum ini selalu menjadi incaran publik namun tidak sama sekali anak bungsunya yang kelihatan amat tertutup lebih-lebih lagi di tinggal dan kuliah di luar negeri.
"Cakep sekali aku sepertinya ingin pingsan. Malah dia lebih keren dan mesra berbanding kakak-kakaknya", komen karyawan yang lain. Kedua abang Joshua juga tampan namun mereka tidak punya sifat mesra dan kelihata sungguh sombong sekali.
*****
Ariana tiba di Bali dan terus ke hotel. Hari ini dia hanya perlu bersedia untuk presentation rapat bersama investor besok dan bersiap untuk makan malam yang diadakan di ballroom hotel. Dia malas sekali kerana malam ini media turut serta kerana projek yang dibangunkan merupakan projek mega yang berkonsepkan botanical. Investor Jepang amat tertarik dengan idea yang dibawa oleh Megah Holdings. Pak Jonathan telah membuat keputusan yang betul dengan mengirim Ariana menggantikan posisinya di Bali.
Sementara di kediaman Anthony, kedengaran Joshua sibuk bercanda dengan Maria yang baru selesai menyiapkan makan siang. Ya mereka pulang awal hari ini memenuhi permintaan Maria. Anthony yang sedang menyesap teh hangat di ruang makan menggeleng-geleng kepala melihat Joshua yang tidak ada habisnya mengusik Maria. Dia senang melihat keakraban mereka.
"Ma, Ari ada kerjaan di Bali, nanti mama ngak usah gangguin Ari ya. Papa tahu mama sering telepon dan curhat ke Ari. Kalau mama kangen mama bisa nonton TV nanti malam. Soalnya ada siaran lansung kerana makan malam hari ini turut dihadiri oleh Presiden. Investor kita dari Jepang itu sangat rapat dengan Presiden. Kasian Ari keseorangan di sana malah digangguin sama mama", pinta Anthony menghentikan aktiviti anak beranak itu.
"Ari sudah kabarin loh pa, papa kelewatan ngomongnya hahahha", Maria ketawa.
"Mama yakin Ari pasti jadi perhatian orang dalam acara itu Pa. Kenapa papa ngak minta ke Joshua mewakili papa sekalian Pa", tanya Maria.
"Papa lagi enggak enak badan ma, itu juga Pak Jonathan yang seharusnya pergi tapi Josh tiba-tiba ingin melawat kantor maka Ari ganti. Papa juga sudah ngomong ke Joshua hal ini tapi dia malah menolak", terang Anthony. Mereka akhirnya makan siang sambil ngobrol masa lalu yang lucu. Selesai makan bareng mereka berpamitan kerana cuaca sungguh terik sekali dan lebih baik mereka istirehat di kamar.
Joshua duduk di sofa dan cuba menghubungi Ariana namun ponsel wanita itu tidak aktif. Sudah lebih satu minggu dia tidak menganggu wanita itu. Dia tidak ingin membuat lebih banyak masalah dia harus tenang dan sabar kerana Ariana bukan seperti wanita lain yang mengidolakan dirinya. Joshua memilih untuk tidur bersama mimpi indah kerana minggu depan dia harus mengalas tanggungjawab yang besar sebagai CEO Megah Holdings yang baru. Dia tekad untuk memimpin perusahaan dengan lebih maju. Dia sudah merencana beberapa idea baru untuk dibawa masuk ek dalam perusahaan. Menerapkan elemen luar ngeri sepertinya membawa banyak manfaat. Tugas pertama Joshua adalah projek properti botanical yang kini sedang di peringkat awal dan dia hanya perlu menunggu assisten papa menerangkan projek itu dengan lebih dalam lagi.
Sore itu Ariana bangun dari tidur. Dia berasa segar dan segera menuju ke kamar mandi. Dia ingin menghayati ritual berendam sebelum malam nanti terpaksa menghadiri acara makan malam. Ariana belum sedar bahawa acara malam ni dihadiri oleh pelbagai kolega bisnes dan bakal ada siaran lansung kerana Presiden berkenan untuk bertemu rakan lamanya yang juga salah satu investor dalam projek ini. Dia hanya tahu bahawa dia harus menggantikan Pak Jonathan bertemu para investor sekalian membentang idea baru dalam perlaksanaan projek itu.
Selesai ritual berendam dan mandi, Ariana mempersiapkan diri. Dia yang sememangnya tidak yakin bisa merias diri memanggil jasa dan kebetulan sekali hotel ini punya salon yang menawarkan perkhidmatan menyolek. Ariana kaget melihat pantulan dirinya di cermin.
"Apa itu aku?", soalnya membatin. Ariana kelihatn sungguh cantik persis seorang puteri. Dengan solekan natural seperti yang dia inginkan Ariana kelihatan sungguh mempersona. Sesiapa yang meilhatnya pasti kagum. Tubuh Ariana yang tinggi lampai, kulit sawo matang dan bersih, senyumannya yang memikat malah aura wanita elegan itu sangat terpancar dari dalam dirinya. Belum mengenakan gaun dia sudah kelihatan amat menawan apa lagi saat dia lengkap berpakaian. Ariana lekas memakai gaun yang menonjolakan tubuh lansingnya. Untung saja dia tidak lupa membawa sepatu dan tas yang bersesuaian dengan gaunnya. Dia harus segera turun dan menyambut rakan bisnes perusahaan bersama investor yang lain.
Setibanya di ballroom Ariana dipersilakan di meja khas. Ariana kaget saat melihat tanda Presiden di meja mereka. Dia tergesa-gesa mengambil ponsel dan menhantar pesanan kepada Pak Joanthan apa benar Presiden turut serta dalam makan malam ini. Pak Jonathan mengiyakan dan memohon maaf kerana terlupa untuk memaklumkan Ariana bahawa investor Jepang itu berteman rapat dengan Presiden.
"Fuhh untung aku bersiap lebih awal, Pak Jonathan sungguh menyebalkan. Pakai acara media tv siaran lansung segala makan malamnya", Ariana mengerutu. Dia sebal sekali kerana merasa dirinya tidak bersedia sepenuhnya walaupun ini hanya sekadar acara makan malam. Namun bukan arianan sekirnaya dia tidka mudah beradaptasi dengan keadaan. 10 minit kemudian, Presiden tiba dan mereka memulai makan malam dengan tenang.
"Tidak sangka sekali Megah Holdings punya wakil yang sungguh canyik dan bertalenta sekali", puji Mr Ryu investor Jepang yang kini sedang menatap Ariana. Dia sungguh terpukau dengan penampilan wanita itu.
"Terima kasih Pak, saya bangga dapat duduk semeja dengan anda sekalian. Sungguh beruntung sekali dapat duduk makan bersama Pak Presiden", Ariana merasa rendah diri namun berusaha untuk tidak kelihatan canggung.
"Hahha teman saya yang kamu panggil Presiden ini hanya sebentar jangan takut ya. Dia tidak akan makan kamu", Mr Ryu mencoba untuk mencairkan suasana. Benar setelah makan malam Presiden pamit kerana akan segera bersiap untuk melanjutkan penerbangan ke Turkey. Pengumuman MC membuatkan Ariana tersentak dan kaget sebentar.
"Dijemput wakil dari Megah Holdings menyampaikan sedikit ucapan kepada tetamu semua"..
Mr Ryu berdiri dan diikuti oleh semua tetamu yang lain sambil bertepuk tangan. Ariana sempat shock dan cepat-cepat menyadarkan diri. Dia bangun dan lensa kamera media menghala ke arahnya. Semua mata tertumpu ke arah Ariana, mereka mengagumi wakil dari Megah Holdings pada kali ini. Seorang wanita yang kelihatan sungguh anggun dan berkelas sedang berjalan penuh yakin ke pentas. Setibanya di pentas Ariana menunduk memberi hormat kepada semua tetamu dan melemparkan senyuman termanisnya.
"Selamat malam semuanya, saya Ariana Peter wakil dari Megah Holdings mengalu-alukan kedatangan semua. Terima kasih atas kesudian tuan puan melapangkan waktu untuk acara pada malam ini. Bagi pihak Megah Holding saya memohon maaf petinggi perusahaan tidak dapat hadir kerana berlaku sedikit kesulitan di perusahaan yang memerlukan penangangan segera dari beliau sendiri", lembut tutut kata Ariana membuka bicara. Suaranya kedengaran sungguh merdu dan membuai-baui. Ariana meneruskan ucapannya. Dia juga menerangkan serba sedikit projek yang bakal dilaksanakan sedikit masa lagi. Ariana mendapat tepukan yang gemuruh dari semua tetamu.
*****
"Papa cepat ke mari", Maria berteriak di ruang tv. Anthony dan Joshua yang sedang berbincnag di luar segera masuk ke dalam rumah. Mereka kaget mendengar suara Maria yang nyaring sekali kedengaran.
"Ada apa ma, sesuatu terjadi", Anthony segera mendekati Maria dan mengecek tubuhnya. Maria tergelak. Joshua menaris nafas lega.
"Ngak apa-apa pa cuma mau papa duduk bersama mama di sini. Sebentar lagi ada siaran lansung dari TV mengenai projek papa", Maria menerangkan. Akhirnya mereka bertiga ngobrol sambil menunggu wakil perusahaan memberikan ucapan. Makan malam itu kelihatan meriah dengan kehadiran beberapa artis yang bernyanyi. Mata Joshua terbelalak saat mendengar ucapan pertama dari wakil perusahaan.
"Ariana Peter", Joshua segera melihat mama dan papanya yang tersenyum bangga.
"Cantik sekali Ari papa. Tidak salah papa mengirim bidadari perushaan ke Bali", Maria menyuarakan rasa kagumnya.
"Ya ma, Ari memang pantas berada di situ. Dia kelihatan sungguh berkarisma dan elegan. sama persis mama sewaktu muda. Papa bangga punya karyawan seperti Ari", Anthony merangkul bahu Maria.
"Pa, apa Ari yang papa bicarakan itu Ariana Peter. Apa dia itu assisten Josh pa?", soal Joshua tidak sabar. Dia sungguh terkejut. Senyuman tidak lekang dari bibirnya. Dunia ini sungguh kecil. Mata Joshua berbinar-binar.
"Ya nak, kamu lihat deh..apa mama bilang itu benar kan. Cantik ngak pilihan mama. Itu teman mama lorr yang masakin kita makan malam", terang Maria. Anthony hanya mengangguk mengiyakan. Isterinya memang benar Ariana itu wanita yang bisa dia katakan menuju sempurna.
"Terima kasih pa, Josh sungguh beruntung. Josh ngerasa ingin segera menggantikan papa. Papa ngak bilang ke Joshg makan malam ini ada Ariana pa. Josh kecewa sama papa. Tega sekali papa menghantar assisten Josh seorang diri di sana", Joshua menyesal sekali menolak pelawaan dari papanya minggu lepas. Aduhh dia amat merindui wanita itu.
"Kamu cantik sekali Ariana", kata Joshua dalam hati.
"Aduh kok papa yang kamu kesalin. Kamu sendiri yang tolak kan. Lagi dua hari kamu bisa ketemu kok sama dia. Kamu terpukau ya sama kecantikan Ariana hahahah", Anthony ketawa terbahak-bahak dan kemudiannya kembali fokus kepada ucapan Ariana. Bangga sekali di setiap ucapan yang dilontarkan Ariana sentiasa memuji Megah Holdings. Selesai mendengar ucapan lansung Ariana, mereka menuju ke kamar masing-masing.
Senyuman tidak henti-henti terukir dari bibir Joshua. Dia sungguh terkejut dan seakan bermimpi. Mengambil ponsel dan menghantar pesan ringkas kepada Ariana. Ya, ini sudah setengah sebelas Joshua yakin Ariana sudah ada di kamar hotel dan siap-siap untuk berehat.
Ting. ting. Notification masuk ke ponsel Ariana. Ariana berasa sungguh lelah sekali namun tetap mengambil ponsel dan melihat pesanan yang masuk.
Joshua : Kamu cantik banget di acara tadi. Tahniah dari aku atas ucapan yang sungguh bermotivasi bagi perusahaan Megah Holdings.
Ariana : Kamu ada di sini?
Joshua : Ngak aku lihat kamu di TV. Kamu persis bidadari.
Ariana : Hahhahha tukang gombal sekali kamu Joshua. Terima kasih ucapannya. Aku lelah ingin segera berehta. Soalnya esok aku perlu mewakili perusahaanku membentang projek. Selamat malam.
Joshua : Selamat malam. Semangat ya cantik. Aku merindui mu. Sampai ketemu minggu depan ya. Baik-baik disana. Jaga diri.
Ariana hanya membiarkan pesanan itu. Lebih baik dia tidur dan mengumpul tenaga esok pagi. Dia mempunyai tanggungjawab besar dan ingin kelihatan segar. Tambahan lagi Mr Ryu itu seorang yang amat cerewet dalam soal membahas kerjasama. Dia tidak boleh mempermalukan Megah Holdings dan ini merupakan kesempatannya membuktikan bahawa dia layak menjawat posisi assisten CEO. Ariana berasa sungguh berterima kasih kepada Pak Jonathan yang memberikannya peluang untuk membuktikan keupayaannya di pertemuan bersama investor kali ini. Posisi assisten kepada CEO menjadi idaman semua orang dan Ariana sedar dia telah dinaikkan pangkat dengan memintas beberapa orang atasannya. Walaupun mereka sedar akan keupayaan Ariana tetap saja Ariana perlu membuktikannya kepada perusahaan. Kesempatan yang dia terima malam ini sungguh menguntungkan. Dia seperti memenangi jackpot.
Joshua yang masih tidak percaya bergulik-gilik di katil seperti orang yang sedang jatuh cinta. Ya dia tidak pasti sama ada perasaannya seperti apa saja saat ini tapi dia sangat bahagia. Apatah lagi assistennya adalah seorang wanita yang di puja selama ini.
"Ohhh Tuhan sungguh baik sekali. Ngak sia-sia aku mengorbankan cita-citaku membuka usaha sekuriti. Dia membalasnya dnegan menghadirkan Ariana yang aku puja sejak dulu sebagai pembantuku. Tidak sabar rasanya bertemu Ariana minggu depan", Joshua memeluk guling sambil tersenyum. Dia tertidur dalam senyumannya.