Merebut Hati Ariana

3146 Words
        Ariana sedikit lewat pagi ini. Dia sangat lelah sekali setelah pulang dari Bali. Tidak sempat mengajukan cuti dia terpaksa turun ke kantor kerana hari ini akan ada acara rapat besar sekaligus memperkenalkan CEO baru yang akan mengganti Tuan Anthony. Ariana harus segera melengkapkan data-data diperlukan kerana rapat ini sekaligus membincangkan projek mega yang akan dilaksanakan segera setelah Ariana mengumumkan projek itu kepada media di Bali. Hunian megah dan mewah berkonsepkan botanical dan dipenuhi pelbagai fasilitas itu harus dilakukan secara matang. Hari ini CEO baru akan memimpin rapat secara lansung bersama Ariana. Aula rapat besar ini telah dipersiapkan sejak awal dan semua divisi kini sedang sibuk memperbanyakkan beberapa laporan yang akan diberikan kepada para petinggi perusahaan.         Ariana masih belum berkesempatan bertemu dengan CEO namun dia percaya siapa sahaja yang menggantikan posisi Tuan Anthony sudah tentu memiliki karisma sebagai seorang CEO dan dia hanya perlu fokus kepada pekerjaannnya dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Satu jam lagi Tuan Anthony bersama anak dan para petinggi perusahaan akan sampai. Ariana segera menuju ke toilet dan merapikan diri sebaik yang mungkin. Dia harus tampil sebagai sosok presenter yang hebat. Dia memilih tampil dengan blazer berwarna navy blue dengan solekan tipis tetapi segar. Soal penampilan tiada karyawan di Megah Holdings meragui apa saja penampilan Ariana. Ariana amat bijak memilih pakaian dalam apa acara sekalipun. Simple yet elegance menjadi pilihan utama Ariana.         Ariana menunggu di barisan hadapan rapat. Rombongan petinggi perusahaan kita dalam perjalanan. Kedengaran karyawan saling berbisik-bisik. Jelas di telinga Ariana mereka membahas tentang pangeran CEO yang tampan. Masing-masing berangan-angan ingin menjadi pendampingnya setelah tahu akan status Joshua yang masih belum menikah dan tidak memiliki kekasih. Mereka tiba di dan sedang menuju ke pentas. Ariana melongo. Dia sangat terkejut melihat Joshua di samping Tuan Anthony dan para petinggi yang lainnya.  "Apa dia CEO sekaligus partner ku bekerja nanti". Mampos aku", Ariana bergumam dalam hati. Dia salah tingkah. Jishua yang semakin mendekat di meja hadapan melaju dan menghampirinya. " Kamu cantik sekali sayang, selamat bertemu kembali. Mulai hari ini kamu udah ngak punya alasan cuekin aku", sapa Joshua dan terus beredar dan duduk di sebelah papa nya. Dia tahu bakal bertemu dengan Ariana hari ini tetapi dia sungguh terpesona melihta wanita idamannya lebih kelihatan cantik secara realiti. Ariana hanya terdiam dan melemparkan senyuman. Dia mengumpat dalam hati. Orang yang dia ingin hindari merupakan majikannya. Dia tidak ingin mencampuri urusan peribadi dengan urusan perusahaan. Segera menuju ke tempat duduk dan rapat di mulai.         Sudah satu jam rapat berlansung dan sebentar lagi giliran Ariana untuk berbicara dan membahas lansung mengenai perancangan projek mega perusahaan. Dia maju ke depan dan mula membentangkan segala macam maklumat dari tabletnya dan dipancarkan di screen. Joshua ingin sekali menjahili Ariana ketika ini. Dia sangat kagum dengan wanita itu. Setiap tutur bicaranya mudah difahami dan idea yang dibentangkan membawa banyak manfaat kepada perusahaan.  "Maaf saya mencelah, saya ingin bertanya. Konsep ini sepertinya masih baru bisa kamu jelaskan bagaimana divisi kamu memastikan projek ini berjaya. Membina hunian semata-mata tanpa daya tariknya yang tersendiri hanya merugikan perusahaan kerana saya pasti jualan tidak akan semegah yang kamu bentangkan", Joshua bertanya. Para petinggi lain juga menggangguk dan bersetuju dengan Joshua. Tidak ada perusahaan yang ingin rugi. Konsep botanical sememangnya unik tetapi konsep itu saja tidak memadai. "b******k, apa bocah ini saja membuat ulah", gerutu Ariana. Namun dia amat profesional. Tdiak masalah sekali dengan pertanyaan yang diajukan oleh Joshua. Dia sudah memikirkan perkara itu sejak jauh hari.  "Saya tahu kerisauan para petinggi semua mengenai projek ini. Namun suka saya tegaskan bahawa hunian kita pada kali ini bukan saja unik tetapi kita bangunkan sesuai dengan norma dan keperluan masyarakat kini khususnya. Saya telah mengemukakan kertas cadangan kepada semua divisi untuk menghantil seorang wakil divisi untuk membentuk satu tim khas yang akan sentiasa cekatan dalam memeriksa kondisi projek baru ini. Maaf saya baru mengutarakan perkara ini, tetapi setelah berbincang dengan investor mereka sudi menambah jumlah pelaburan. Saat di Bali saya sudah membentangkan rencana perusahaan untuk membangungkan mall dan taman hiburan di sekitar hunian yang bakal dibina sebentar lagi. Saya berpegang pada prinsip membangun rumah saja tidak akan berhasil tanpa dilengkapi fasilitas yang lain", terang Ariana panjang lebar sekaligus memaklumkan rapat akan keberjayaannya mendapatkan jumlah pelaburan yang lebih banyak. Tuan Anthony segera bangun dan bertepuk tangan. Ya, dia baru saja menerima panggilan dari Jepang berkenaan kesudian Mr Ryu untuk menambah jumlah pelaburan dan ingin segera memperbaharui kontrak. Joshua sangat terkejut. Ariana yang berada di depan matanya kini berubah menjadi seorang yang amat dewasa dan membuktikan bahawa dia wanita yang benar-benar berkualitas.  " Tahniah Ariana, saya amat bangga dan tidak salah Pak Jonathan mengesyorkan kamu mewakili perusahaan di Bali. Saya ingin bertanya kepada karyawan semua, adakah saya telah salah memilih Ariana sebagai seorang assisten kepada anak saya yang akan menggantikan saya bermula hari ini", soal Tuan Anthony. Dia percaya gosip miring kenaikan pangkat Ariana yang berlegar di kantor dapat dipatahkan dengan kejayaan yang telah dibawa Ariana saat bertemu dnegan investor di Bali. Karyawan menyahut dan menyokong seterusnya beramai-ramai berteriak layak. Ariana tersipu malu dan bangga dalam masa yang sama. Tuan Anthony juga memaklumkan sempena kejayaan Ariana dalam projek mega ini dia akan memberikan bonus tahunan dua kali lipat dari sebelumnya. Karyawan yang lain bertepuk tangan dan gembira dengan perkhabaran yang baru saja mereka terima. Mereka amat berterima kasih dengan Ariana.         Rapat akhirnya selesai dan Ariana bisa menarik nafas lega. Dia buru-buru mengemaskan barang-barangnya dan ingin segera beredar. Pikirannya berkecamuk pada saat ini kerana sebentar .lagi dia perlu memperkenalkan diri kepada CEO baru yang sememangnya dia kenali. Lift terbuka dan dia cepat-cepat menuju ke ruangan CEO.  Dia masuk ke ruangan itu dan terkesiap kerana ruangan itu nampak baru dan memiliki ciri moden dan minimalis. Pintu bilik CEO terbuka dan menampilkan sosok Joshua yang saat itu sedang melangkah menuju ke arahnya.  "Dimana Tuan Anthony", soal Ariana dalam hati. Jantungnya berdegup kencang saat ini.  " Apa kabar sayang, ayoh duduk?", ucap Joshua dengan suara yang serak dan mempelawa Ariana duduk di sofa. Ariana hanya menunduk dan dia bingung ntah apa saja yang harus dia katakan saat ini. Tidak menolak dia segera duduk dan menatap Joshua yang tersenyum memandangnya. Dia sungguh tidak bisa menebak apa saja yang ada di pikiran Joshua saat ini.  **** " Kabar baik Pak. Maaf saya tidak tahu kamu majikan saya. Tidak niat saya cuekin kamu", Ariana bingung harus berkata apa. Joshua hanya ketawa terbahak-bahak melihat Ariana yang salah tingkah. Sungguh gemas sekali. Ingin sekali dia memeluk wanita itu.  "Selamat bekerjasama Ariana", Joshua menghulurkan tangan. Dia akhirnya mengajak Ariana makan siang dan membahas rencana pembangunan projek mega itu sekalian. Ariana tidak menolak malah sangat senang dengan komitmen Joshua. Dia segera bersiap dan mengambil tas. Joshua menuju ke parkir CEO dan mengemudikan mobil menuju ke restoran Jepang yang dikunjunginya bersama Maria dulu. Mereka makan siang sambil membahas pekerjaan. Ariana sedikit kaget melihat kepada sikap posesif Joshua namun pada masa yang sama berasa senang.  " Kamu sudah lama kenalan sama mama", tanya Joshua yang kini sedang menghirup jus orange.  " Iya, sudah hampir tiga tahun, nyonya orang yang baik. Saya senang punya teman seperti mama kamu. sangat pengertiaan dan tidak sombong sama sekali", jawab Ariana.Ya dia sangat mengagumi sosok wanita itu.  "Kamu ngak perlu rasa canggung bersama saya. Kita sudah saling mengenali sebelumnya kan. Lagi pula, saya tidak ingin terlalu formal berhubungan dengan kamu. rasanya seperti tidak enak dan saya semakin susah untuk berbincang mengenai projek kita sekarang", pinta Joshua. Ariana mengiyakan dan dia senang kerana perwatakan Joshua sama persis orang tuanya. Mereka segera balik ke kantor kerana setelah ini mereka punya rapat bersama divisi keuangan. Jadual mereka sedikit padat kerana setelah itu mereka harus berbincang dengan pengacara perusahaan mengenai pembaharuan kontrak.  ****         Hari menginjak malam. Mereka masih berada di ruangan Joshua memeriksa begitu banyak berkas sekali. Deringan telefon mengejutkan Joshua. Berkas di tangannya sampai terlepas dan Ariana yang duduk berhadapan tergelak kecil. Ya mereka terlalu fokus sehingga kamar itu sepi seperti tidak ada sesiapa di sana. Dia mengerling jam di tangan. Sudah jam setengah tujuh. Mereka masih berkutat di depan berkas-berkas tanpa menyedari masa berlalu dengan begitu cepat.  " Helo ma. Maaf Josh tidak sadar pesan mama. Josh seharian setelah rapat sibuk terus ma, banyak yang pelru Josh selidiki dan peajari. Untung saja puteri kayangan mama sudi menemani Josh", adu Josh segera. Jika tidak tentu saja dia menerima omelan Maria seperti bertalu-talu.  "Ya Tuhan, Josh kamu membuli Ari sampai segituan. Ini baru hari pertama kamu bekerja lorr.. Apa tidak bisa kamu tunda sehingga esok hari. Apa-apaan sih kerja terus tidak lihat masa. Sudah mama ngak mau kamu hanya fokus kepada kerjaan. Kemas barang-barang kamu dan bawa Ari makan malam. Setelah itu kamu antyerin dia pulang nak", perintah maria. dia tidak habis fikir dengan sikap Joshua satu ini. Jika dia bekerja dia akan bekerja sehingga lupa waktu. Kebiasaan yang sungguh tidak sihat sekali. Joshua hanya mengiyakan dan segera menyuruh Ariana mengemaskan berkas-berkas itu. Esok mereka masih punya waktu mengecek semua laporan yang telah dihantar.  " Ari, kamu ingin makan apa?", Joshua yang sedang mengemudi mobil bertanya. Dia lelah tapi berasa bahagia sekali bersama Ariana seharian ini. Ntah mengapa dia berasa kenyamanan yang luar biasa sekali. Tidak pernah senyaman ini.  " Enggak perlu, aku sudah cukup berterima kasih kamu sudi anterin aku pulang", balas Ariana sambil meremas jari jemarinya.  " Apa kamu tidak lapar? Kita mampir ke restoran dulu yuk", Joshua berasa tidak senang kerana menyebabkan Ariana bekerja sehingga selewat itu. Dia merutuki diri sendiri kerana hari pertama dia bekerja dia seperti membuli Ariana padahal Ariana tidak sama sekali berasa begitu malah dia berasa senang Joshua seorang majikan yang fokus dengan kerjaan. Jarang sekali majikan bersama-sama karyawannnya dalam menyelesaikan masalah kantor. Tidak sia-sia Tuan Anthony menyerahkan perusahaan itu kepada Joshua. "Ngak apa-apa Tuan, saya masih kenyang. Tadi makan siangnya kebanyakan sekali", tolak Ariana. Mereka memang makan banyak sekali kerana sambil berbincang mengenai projek yang sedang dibangunkan. Ariana kaget. Joshua tiba-tiba memberhentikan kereta di pinggir jalan. Memandang Ariana sehingga pipi Ariana merona merah. Dia malu sekali. Joshua mengambil tangan Ariana dan menggengamnya. Ariana sungguh terkejut. Refleks dia menarik semula tangannya namun gagal. Joshua malah menggengamnya erat.  " Ari, kamu ngak perlu panggil aku seperti itu bila berduaan. Malah di kantor juga aku ingin melarang kamu tapi aku faham kamu itu tipe karyawan yang menghormati majikanmu. Mama sudah memaklumi aku kok. Panggil aku Joshua", sambil terrsenyum memandang Ariana. Ariana yang masih kaget hanya mampu mengangguk. Joshua melepaskan genggamannya dan meneruskan pemanduan. Tidak ingin memaksa Ariana padahal dia ingin berlama-lamaan dengan wanita itu. Tidak lama mereka tiba di apartment Ariana. "Terima kasih Josh udah membuang waktu kamu semata anterin aku pulang", Ariana keluar dari mobil dan menundukkan kepala sebagai tanda terima kasih. " Ngak apa-apa malah sebaliknya aku yang harus berterima kasih. Maaf sudah ngeropotin kamu semalam ini mengecek kerjaan. Selamat malam sayang. Kamu sunggun cantim sekali", Joshua tanpa malu memanggil Ariana seperti itu. Ntah mengapa dia semudah itu mengungkapkan perkataan itu setelah sekian lama. Ariana hanya membalas selamat malam dan segera masuk ke apartment.  " Anak mama...kamu capek ngak sayang. Kok kelamaan banget kamu nak. Baru hari pertama bekerja loh.. Jangan kek gini..Mama khawatir kamu sakit kerana kerjaan yang ngak ada habisnya", Maria menyambut Joshua yang baru tiba di muka pintu. Jelas sekali dia kelelahan.  " Ma, Josh baru sampai kok kamu terus serang dia kek gitu sih..Josh kamu sudah makan nak?", tanya Anthony yang menghampirinya. Segera dia meraih bahu Joshua dan menepuknya pelan. Dia tahu Joshua pasti sangat lelah sekali. Hari pertama bekerja sudah perlu berdepan dengan projek mega.  " Belum pa, Josh cuma mau dibuatin cokelat panas deh", pintanya sambil menuju je ruang makan. Maria tidak menunggu lama dia berlari anak ke dapur dan segera menyiapkan cokelat hangat Joshua. Joshua pamit ke kamar kerana dia berasa sungguh lengket sekali. Ingin segera membersihkan diri dan berehat. Tenaganya seperti hilang saat tiba di rumah. Dia tergelak sendiri kerana saat bersama Ariana dia sungguh bersemangat sekali sehingga lupa waktu tapi lihat saja sekarang dia sungguh lemas dan tidak ingin melakukan apa pun. Mumpung dia berasa gerah maka memutuskan untuk berendam sebentar menghilangkan rasa pegal di tubuhnya.  "Bahagia sekali bisa bertemu denganmu setiap hari Ari", Joshua memejamkan mata sambil berendam di bathub. Ariana wanita yang menjadi pujaan hatinya.  " Ariana Peter, aku akan berusaha sehabisku merebut hatimu", Joshua mengungkapkan kalimat itu sebelum memejamkan mata dan bermimpi indah. ****         Ariana tiba awal di kantor dan segera membuatkan kopi untuk Joshua. Maria sempat menghantar pesan bahawa Joshua tidak bersarapan dan memohon pertolongan Ariana untuk membuatkan Joshua kopi dan menyediakan sedikit bun. Joshua yang kelewatan bangun pagii buru-buru ke kantor tanpa menyempatkan diri bersarapan. Pagi ini mereka punya rapat bersama kepala divisi membahas perkembangan projek.          Joshua segera duduk dan mengecek berkas di atas meja. Dia tidak mahu ketinggal informasi sedikit pun. Walaupun dia sedar Ariana pasti sudah menyediakan segala catatan yang penting untuk digunakan semasa rapat nanti. Tiba-tiba pintu diketuk dan muncul wanita pujaannya dengan membawa kopi dan sedikit cemilan. Ariana masuk sambil tersenyum manis. "Nyanyo anterin pesan menyuruh saya membuatkan kopi untuk Tuan", Ariana meletakkan kopi itu di atas meja dan mengenepikan berkas-berkas yang berselerakan di atas meja. Joshua berterima kasih dan segera menutup berkas yang sedang dia semak. Ariana mengambil mineral water di lemari dan menuangkannya dalam gelas. Tanpa sedar dia menyodorkan gelas berisi air putih itu kepada Joshua. "Minum air putih dulu, baik untuk pencernaan kamu. Kamu kelihatan sangat stress", Ariana berkata dan seperti kebiasaan dia melemparkan senyum manisnya. Joshua sepetti dipukau. DFia meneguk air itu. Ya, dia berasa lebih tenang dan tidak secemas tadi. Kepalanya terasa ringan sekali. Dia mengarahkan Ariana untuk duduk. Mengambil cangkir kopi dan menyesapnya pelan. " Terima kasih. Kopi buatan kamu sungguh enak sekali. Apa kuehnya bekalan kamu ya", tanya Joshua kerana brownies yang dibawa Ariana sama persis apa yang dia pernah makan sebelum ini. " Kok kamu tau. Iya, soalnya di pantri ngak ada biskut kebetulan aku lagi bawa bekal", jawab Ariana. Dia menebak pasti Joshua sudah mencicipi brownies buatannya kerana sebelum ini Maria membungkus browniesnya untuk dibawa pulang ke rumah semasa Joshua baru pulang dari luar negeri.  " Iya, kamu jagoh masak", pujinya dan Joshua menghabiskan sisa kopi dan meneguk air putih. Ariana segera mengambil bekas itu dan membawanya ke pantri. Mereka harus segera ke ruang rapat. Satu ke dua minggu ini mereka bakal sibuk dan semua perkara memerlukan komitmen mereka 200 percent. Selain perlu menghadiri rapat , mereka juga harus melawat taak projek yang masih berada di peringkat awal. Tambahan lagi, beberapa projek lain masih perlu pemantauan khusus dari Joshua. Masih banyak yang perlu di pelajari.          Sore itu Joshua membawa Ariana meninjau apartment di sekitar kawasan perusahaan. Ariana hanya ikut tanpa banyak bicara. Joshua tiba di Grand Madison. Mereka segera menuju ke lift dan menuju ke tingkat 21. Joshua hanya senyap di sepanjang perjalanan. Ariana juga tidak bertanya apa pun hanya mengikuti walaupun dia sungguh panasaran. Mereka akhirnya tiba dan masuk ke salah satu apartment.  " Ada apa ini", gumam Ariana dalam hati. Menyedari Ariana seperti tidak selesa dan takut, Joshua segera menghampirinya dan membawa Ariana duduk di sofa. Joshua ketawa gemas melihat tingkah Ariana yang serba tidak karuan. " Enggak perlu risau deh hahahha. Aku hanya ingin mampir ke sini. Bagaimana kamu rasa kondo ini sesuai ngak sama aku", soal Joshua tanpa menerangkan tujuan sebenarnya. Ya, dia sudah memaklumkan ornag tuanya dia ingin tinggal sendiri kerana pekerjaannya pasti memupuk. Dia berjanji akan pulang ke rumah di hujung minggu atau setiap akhir pekan. Joshua ngerasa lebih baik dia tinggal dekat dengan kantor.  " Kondo mewah gini aku rasa aku ngak perlu beri komentar apa pun lorr", jawab Ariana. Dia sudah bisa menebak Joshua ingin tinggal berdekatan kantor. Ya hunian serba lengkap dengan fasilitas ini sememangnya pas untuk CEO muda seperti Joshua.  " Ari, kamu punya pacar?", Joshua bertanya dan membuatkan Ari terkejut dan menggelengkan kepala automatik. Joshua gemas melihatnya. Dia duduk di sebelah Ariana. Tidak ingin berbasa-basi atau membuang waktu. Dia harus segera menyatakan isi hatinya. Ya, dia sendiri belum yakin sepenuhnya tapi berada dekat dengan Ariana dia berasa nyaman sekali. Sungguh tidak ada romantisnya Joshua.  " Saat melihat kamu di foto aku lansung senang, aku seperti jatuh hati kepadamu. Aku sedar baru dua hari kita saling bertemu namun rasa ingin memilikimu sudah lama di hatiku", Joshua berterus terang. Dia bukan lagi tipe pria yang mengatur segala macam untuk menembak seorang gadis. Ariana hanya bungkam dan pipinya merona merah. Setelah begitu lama hidup ini pertama kali dia berhadapan dengan situasi yang dia lansung ngak bisa tangani.  " Kamu ngak lagi kesampukan kan Joshua", Ariana bertanya. Dia yakin Joshua pasti sedang menjahilinya. Joshua yang mendengar hanya tersenyum dan mengambil tangan Ariana. Mengelusnya dan memeluk Ariana seolah dia sedang menyatakan rasa hatinya melalui pelukan itu. Ariana hanya diam dia masih terkejut. Berusaha menarik diri dari pelukan Joshua. Akhirnya lepas dan dia menatap tajam Joshua dan segera berdiri. Ini salah bisik hati Ariana.  " Tuan sepertinya tuan sudah salah orang", Ariana menuju ke pintu dan sepantasnya Joshua menghalangi jalan Ariana.  "Tidak Ari, saya menyukai kamu sejak SMA. Saya tahu kamu pasti ingat siapa saya. Kamu orang yang berada di hati saya sejak itu ari. Saya buka pria yang romantis tapi kamu saya yakin perasaan saya ke kamu. Saya menyukai kamu", Joshua menerangkan. " Gila, Tuan lepasin", Ariana mencoba melepaskan cekalan Joshua. Dia ingin segera beredar namun Joshua menolak tubuhnya sehingga ke dinding. Menatap mata Ariana. Ariana mengaku Joshua memiliki tipe pria idamannya namun dia sedar Joshua adalah majikannya. Ya, dia kagum akan pria itu sejak mula melihtanya di ruang rapat. Dia juga ingat perlakuan Joshua yang tidak putus asa mengejar dirinya suatu ketika dulu semasa masih di bangku SMA. Rasa itu masih ada cuma telah memudar seiring waktu kerana mereka akhirnya akur kepada perjalanan hidup masing-masing.  " Aku tahu kamu juga merasakan sama seperti aku Ari", Joshua menatap dalam mata Ariana. Ariana hanya diam dan bulir-bulir air mata mengalir di sudut matanya. Sungguh perasaannya berkecamuk. Dia berperang dengan emosinya sendiri. Joshua mengusap pelan pipinya dan mendekatkan wajah. Sangat dekat sehingga hidung mereka bersentuhan. Aroma parfum Joshua sungguh menenangkan perasaan Ariana ketika ini. Deru nafas mereka bersatu.     Joshua memiringkan kepala, memagut bibir Ariana. Ariana terbelalak dia tidak bereaksi apa pun. Joshua seperti mendesak dia menggigit pelan bibir Ariana sehingga Ari membuka mulutnya. Joshua tidak memberikan kesempatan dia terus melumat bibir yang terasa sungguh manis itu. Tersenyum dalam hati kerana dia sedar sekali ini ciuman pertama Ariana.  "Aduhhh ciuman pertamaku", Ariana berkata dalam hati dan masih tetap kaku.     Joshua melepaskan pagutannya. Dia takut kebablasan. Segera memeluk Ariana yang masih terdiam kaku dan membawanya ke sofa. Mendudukkan Ariana semula dan memeluk erat. Mengelus punggung Ariana dan berkata. "Aku tahu ini sangat mendadak, beri aku kesempatan merebut hati kamu sayang", Joshua merayu. Ariana tetap terdiam. Dia masih terkejut dengan semua apa yang baru saja berlaku. seakan bermimpi. Membiarkan Joshua memeluk dirinya semula. Dia nyaman seperti itu.  "Ya tuhan, apa yang sedang kau rencanakan", Ariana memejamkan mata dan berkata dalam hatinya. Dia kaget dan bingung untuk merespon semua kejadian yang baru saja berlaku. Ini sungguh mendadak sekali.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD