Kebingungan mereka berlima

1749 Words
Setelah kejadian yang terjadi beberapa menit yang lalu, mereka berlima saling diam. Tidak berani menatap satu sama lain karena memang setelah Carlos menapar Atlas barusan laki-laki tersebut benar-benar pingsan sekitar lima menit kurang, karena Yara langsung berusaha membuat laki-laki itu sadar dengan kekuatan yang ia punyai. Sedangkan Atlas, ia masih terdiam. Melamun dengan kedua mata pandangan yang kosong lurus ke arah depan. Dengan pikiran yang masih mengingat kejadian-kejadian yang baru saja dirinya lihat. Atlas menghela nafas kasar, menjatuhkan tubuhnya ke atas tanah secara perlahan untuk memnaringkan tubuhnya agar meluruskan semua tunuh dan sendi-sendi yang pegal di tubuhnya. Karena jujur, Atlas masih merasa capek, terlebih lagi dengan keadaan fisik yang belum seratus persen sembuh total akibat luka tusuk yang katanya di karenakan oleh Kavior. Pandangannya menatap ke atas langit-langit cerah nan biru, langit yang tanpa awan namun juga tidak panas terlalu terik sehingga kedua mata laki-laki tersebut tidak teralalu menyipitkan kedua matanya saat melihat langit dengan kedua mata telanjang. Ia menghela nafas kasar, tidak tahu harus memilih tindakan seperti apa sekarang dengan situasi yang semakin rumit dan semakin bertambah permasalahan yang mungkin ada nanti di masa depan, karena bagaimana pun keadaan yang terjadi di masa depan itu jelas hal terjadi yang di masa sekarang ini bukan? “Carlos,” Panggil Atlas, dan ia langsung mendongakkan kepalanya menghadap ke arah Atlas yang tengah menikmati pemandangan langit. “Aku melihat kerajaan timur hancur,” Ucapnya langsung tanpa berbasa basi sedikitpun. “Dan aku melihat terlalu banyak kekacauan di sana, sehingga kerajaan ini habis terbakar dan penuh dengan lautan api,” Atlas kembali bangkit dari duduknya. Kemudian membalas tatapan Carlos yang tengah menatapnya dengan tatapan datar, namun dengan itu ia tahu bahwa Caros sedang berusaha berfikir keras dan menafsirkan pikiran yang ia lihat seperti halnya Carlos menafsirkan sebuah mimpi orang lain, hebat! Oh itu jelas! “Terkadang aku tidak mau menebak persepilu saat ini karena bagaimana pun, kau bisa menafsirkan hal ini seratus persen akurat seperti sebelum-sebelumnya,” Pandangan Atlas menelusuri dan memadang Yara, Valerie dan Enola secara bergantian. “Apakah yang aku ucapkan benar?” Yara mengangguk menyetujui, begitu pun kedua gadis yang bernama Valerie dan Enola itu. “Iya, semua orang tahu penafsiran Carlos tidak pernah meleset sedikit pun bahkan hampir semu benar dan terjadi,” Timpal Yara yang setiap harinya tahu bagaimana Carlos selalu menafsirkan semua mimpi orang lain bahkan professor Khalid. Terlihat Atlas menarik nafas panjang, terluhat seperti sedikit lega namun tidak benar-benar lega karena sejujurnya ada hal kain yang sangat mengganggu pikirannya saat ini. “Setelah Valerie menjelaskan begitu pun juga Enola tentang perihal Kavior yang sangat membenci para bangsawan,” “Semua bayangan itu langsung terlihat di dalam pikiranku, aku tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Tetapi yang jelas aku merasa semua kekacauan itu terjadi karena Kavior,” Atlas langsung menoleh ke arah Carlos. “Bagiamana Carlos? Apa penafsiranmu itu benar dan cocok dengan dugaanku? Karena bagaimana pun dendam yang di lihatkan oleh Kavior itu terlalu menggebu-gebu dan ambis,” Tanya Atlas sebari menjelaskan yang sebenarnya yang i rasakan sejak tadi. Carlos masih diam, seperti halnya masih menafsirkan semua pengelihatan Atlas dengan cara penjelasan yang laki-laki itu sampaikan barusan. Dan mereka berempat masih menunggu jawaban Carlos dan tentu berharap hal tersebut bukanlah berasal dari Kavior. Karena jika iya, semua akan menjadi rumit bahkan masalah akan merembet ke mana-mana. Bisa juga nanti ada perihal lagi peperangan seperti beberapa waktu silam halnya di jaman terdahulu. Carlos menghela nafas panjang, pandangan yang tadi sempat menunduk ke bawah akhirnya laki-laki itu mendongakkan kepalanya. Menatap Yara, Atlas, Enola dan Valerie secara bergantian. Kepalanya menggeleng pelan membuat semua orang yang melihat Carlos semakin merasakan perasaan harap-harap cemas. “Terkadang ini memang sangat mengejutkanku,” Celetuk Carlos sebari mengalihkan pandangannya ke arah lain. Jari-jari Carlis sedikit ia jentikkan pelan dengan pikiran yang udah ke mana-mana alias kacau setelah menafsirkan bayangan milik Atlas. “Dan hal tersebut mampu membuatku memunculkan rasa takut yang amat sangat besar,” Laki-laki itu kembali menghela nafas kasar, “Sebenarnya aku benci untuk mengatakan ini dan sangat benci dengan hasil penafsiranku yang memang selalu benar, namun jika hal tersebut berhubungan dengan masa depan kita bahkan semua orang yang ada di kerajaan ini, justru membuat aku ingin hilang dari dunia ini,” Carlos kembali memandang ke arah mereka, “Dugaan Atlas benar, dan tafsiranku juga mengatakan bahwa semua yang di lihat oleh Atlas tadi itu di akubatkan oleh Kavior karena ia sudah menjadi hebat dan bisa mengendalikan semua kekuataan yang super hebat yang entah dari mana asalnya,” “Namun aku bisa merasakan bahwa di samping Kavior, ia di lindungi bahkan di berinkekuatan menyeluruh oleh seseorang yang kekuatannya sangat besar sampai-sampai orang-orang tertinggi di kerajaan tidak bisa melumpuhkan orang tersebut karena rasanya ia seperti memegang kendali dunia dan kekuatan itu sangatlah berada di level yang amat sangat tinggi,” “Aku tidak yakin orang itu siapa, tapi apakah ada orang yang seperti itu di dunia ini? Erlebih lagi di jaman yang sudah tidak ada pererangan, para penyihir bahkan perebutan wilayah seperti halnya- tunggu!” Jelas Carlos yang tiba-tiba saja memotong ucapannya sendiri di saat ia menjelaskan yang tengah ia fikirkan. “Jaman dahulu, yang benar-benar mempunyai kekuatan level tertinggi di mana semua orang terutama manusia saja kewalahan sekaligus tidak bisa menandingi kekuatan tersebut. Itu hanya berlaku kepada para penyihir kan?” Kata Carlos memastikan kepada Atlas, Valerie, Yara dan Enola. Valerie mengangguk, “Iya, kau benar. Hanya para penyihir yang mempunyai kekuatan seperti itu,” “Akan tetapi…..,” Valerie menggantungkan ucapannya, jari-jarinya memegang sekilas dagu lancipnya. “Bukankah bayangan yang di kihat Atlas itu terjadi di masa depan? Kenapa di masa sekarang bahkan di masa depan ini penyihir masih tetap ada?” Tanya Valerie heran yang sedikit tahu sejarah menghilangnya para penyihir setelah kejadian peperangan yang terjadi beberapa tahun yang lalu. Atau lebih tepatnya sekitar ratusan tahun yang lalu. “Bukankah hal tersebut, di buku sejarah yang pernah kita pelajari di tahun pertama kita semua di akademi. Para penyihir menyegel dirinya mereka sendiri untuk selamanya agar manusia tidak menemukan mereka bahkan sampai memperbudak mereka untuk memenuhi hasrat kemanusiaan kita?” “Bahkan di saat terjadinya perang dan para petinggi dari wilayah kerajaan lain saja berlomba-lomba mencari bahkan mengejar para lenyihir sehingga mereka bersembunyi yang entah di mana mereka bersembunyi,” “Namun yang pasti, tempat mereka untuk bersembunyi itu adalah di tempat kramat di mana di percayai bahwa manusia masuk ke tempat tersebut tidak akan kembali lagi secara utuh atau memang tersesat di sana selamanya,” Lanjut Valerie yang menjelaskan keseluruhannya kepada Atlas, Enola, Carlos dan juga Yara. “Tunggu,” Potong Yara saat Atlas berusaha membuka mulutnya untuk memberi penjelasan lagi. “Terkadang aku sempat memikirkan hal ini,” Kata Yara ragu sebari menatap mereka berempat secara bergantian. “Dengan semua cerita yang pernah kita pelajari di buku sejarah saat tahun pertama, aku rasa semua itu tidak masuk akal, maksudku begini……,” Yara sedikit menghela nafas pelan, terlihat gugup sebagaimana gadis itu berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja. “Coba kalian fikir lagi secara baik-baik sekaligus secara terbuka, bagaimana bisa para penyihir menghilang begitu saja di saat mereka semua bisa mengendalikan seisi bumi?” Yara melemparkan pertanyaan kepada Atlas, Carlos, Valerie dan Enola. “Aku rasa tidak masuk akal saja, penyihir sekelas level tertinggi saja takut dengan manusia yang jelas kita semua tidak ada apa-apanya di mata mereka semua terutama para penyihir,” Semua kembali terdiam, mencerna ucapan Yara secara baik-baik. Karena bagaimana pun itu terdengar sangat masuk akal bagi mereka semua yang juga setuju dengan ucapan Yara barusan. “Jadi menurutmu,” Atlas akhirnya membuka suara setelah sekian lama diam dan mendengarkan percakapan teman-temannya. “Para penyihir itu tidak sepenuhnya musnah atau hilang seperti halnya yang tercatat di buku? Begitu maksudmu?” Yara mengangguk mantap, pandangannya membalas tatapan Atlas yang tengah menatapnya dengan tatapan yang serius. “Iya kau benar, selama ini aku selalu memikirkan hal itu. Karena bagaimana pun itu sukit untuk di mengerti atau di pahami di luar nalar, entah kalian setuju atau tidak denganku. Aku tidak memaksa, hanya saja itu terdengar sangat aneh menurutku,” Jelas Yara sekali lagi, gadis tersebut merasa yakin dengan hal yang ia pikirkan selama ini karena bagaimana pun semua memang masuk akal. Cerita sejarah yang menurutnya aneh, dan juga lagi tentang perihal Atlas melihat bayangan di pikirannya bahwa Kavior bisa menghancurkan semua seisi kerajaan tanpa terkecuali. Dan itu di bantu oleh seseorang yang entah siapa kami tidak tahu, yang jelas kekuatan yang orang itu miliki benar-benar kekuatan yang hebat dan berada di level tertinggi. “Itu terdengar masuk akal, bahkan aku sendiri pun juga berfikir semua cerita yang di tulis dalam sejarah terlalu di luar nalar dan tidak bisa di mengerti dan di pahami. Terlebih lagi aku juga terkadang selalu memikirkan keneradaan para penyihir-penyhir itu,” Kata Valerie yang sepertinya setuju dengan Yara. “Bagaimana menurut kalian?” Kata Valerie kepada Enola, Carlos, dan Atlas yang kembali terdiam. “Aku tidak bisa memastikan hal itu,” Kata Carlos, “Mungkin memang semua yang kalian jelaskan itu terdengar masuk akal bagiku, hanya saja kita semua tidak mempunyai bukti yang sangat akurat bahwa para penyihir itu masih ada apa tidak di jaman sekarang ini, di saat jaman sudah sedikit maju dan modern,” “Tetapi jika memang hal tersebut masih ada dan masih belum terjawab dan jelas di mana mereka semua, aku rasa kiya memang harus menemukan penyihir itu terlebih dahulu ketimbang Kavior,” “Karena sejujurnya, aku tidak ingin dunia kita yang tentram di genggam oleh Kavior yang selalu merasa kurang dengan apa yang sudah ia miliki,” Kata Caros dengan wajah seriusnya. Baiklah, semua paham. Semua orang pun mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Caros yang terdengar seperti ucapan yang jauh dari lubuk hati kecilnya. Dan mereka pun busa memaklumi dengan apa yang di katakan laki-laki tersebut, karena bagaimana pun kita tidak boleh membiarkan atau meremehkan sesuatu yang jelas sempat kita lihat sedikit tadi dan itu sangat jelas dengan pemandangan yang di lihat oleh Enola bahkan Atlas. “Lalu? Bagaimana?” Kata Valerie yang memecahkan keheningan di antara mereka berlima yang tadi sempat saling diam dan sibuk dengan fikiran mereka masing-masing. “Bagaimana kita akan bertindak? Dan bagaimana kita akan bersikap untuk sekarang?” “Di saat kita mempunyai kelebihan yang tidak semua orang bisa melihatnya,” Jelas Valerie saat memperjelas dan mempertegaskan bahwa pengelihatan Atlas di masa depan itu benar-benar sangat rahasia bahkan sangat amat rahasia. Jadi jika sampai hal ini bocor ke orang lain selain mereka berlima, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD