Kavior dan Atlas

1728 Words
Yara kembali menangkup wajah milik Atlas, “Ayolah Atlas! Sadarlah! Kekuatanmu terlalu luar biasa sekali untuk pertama kali muncul! Kenapa kau bersikap biasa-biasa saja sih? Senanglah sedikit!” Kata Yara gemas kepada laki-laki itu. Atlas melepaskan tangan Yara secara perlahan, “Tidak bukan itu maksudku, aku hanya merasa kekuatan ini terlalu berlebihan. Karena sejujurnya aku tidak ingin mempunyai beban tanggung jawab yang besar juga, apa kau memahami itu Yara? Sadarlah hal yang aku dapatkan tidak akan seindah yang kau pikir saat ini,” Jelas Atlas yang menceritakan apa yang dia rasakan saat ini. “Ck!” Yara berdecak pelan, sedikit mengerucutkan bibirnya sebentar, kemudian menarik nafasnya panjang, “Loser! Kenapa sih masih saja tidak sadar, bersikap seperti orang naif belum lagi kau terlalu banyak bertele-tele dan terlalu banyak berfikir sejak kemarin,” Langkahnya sedikit menjauh dari laki-laki tersebut. “HAH! Terserah kau saja Atlas, sebenarnya ini adalah kabar yang sangat baik. Dan hal itu sangat berguna untuk misi kedua kita bertiga,” Yara memandang Carlos sekarang. “Apa aku benar Carlos? Iya bukan?” Carlos terkekeh pelan, “Sebenarnya apa yang kau ucapkan benar Yara, dan itu bisa menjadi nilai plus dan bisa menjadi keuntungan untuk kami bertiga. Aku tidak sabar untuk melakukan misi kedua rasanya, namun akan tetapi….” Carlos menggantungkan ucapannya berjalan mendekat ke arah Atlas yang tengah merasakan kegundahan dan kebingungan yang beralasan jelas, dan ia mengetahui hal itu semua. “Kegundahanmu tidak harus kau rasakan sendiri Atlas, karena kau harus tenang. Bagiamana pun masih ada Yara dan Aku yang jelas-jelas akan membantumu sampai titik terakhir, Apakah aku benar Yara?” Yara mengangguk mengiyakan dengan penuh semangat, “Iya yang Carlos ucapkan benar, bahkan aku jamin sampai seribu persen kalau aku dan dia akan tetap membantumu apapun keadaannya. Bahkan jika harus mengerahkan dan mengorbankan nyawa kita berdua,” Jelas Yara. “Kau lihat bukan? Kita tidak akan membiarkanmu merasa kesulitan atau meninggalkanmu di waktu yang seperti ini. Karena bagaimana pun aku dan Yara bahkn dengan Atlas yang asli selalu berjanji kepada diri sendiri dan bersama bahwa kita akan mengabdi kepada jalan yang menurut kita benar, sebagaimana mungkin nyawa adalah taruhannya,” Kata Carlos dengan senyuman yang tampan di wajahnya. “Jadi! Ayo! Kita mulai hari ini dengan penuh semangat! Aku yakin pagi ini saat sarapan selesai Professor Khalid akan memberi tahu kepada kita semua bahwa misi kedua akan di selenggarakan di mana dan apa yang akan kita ambil nanti,” Yara mengangguk, terkesan setuju dengan perjataan Carlos. “Ayo!” Baru saja Yara akan melangkahkan kakinya ke pintu kamar Atlas untuk keluar dari kamarnya, tiba-tiba saja ia memanggil Yara. “Yara,” Panggil Atlas pelan dan itu mampu membuat gadis terbut memberhentikan langkahnya dan kembali menatap kepada Atlas. “Ada apa? Kenapa kau memanggilku?” Atlas sedikit terkekeh pelan, “Kau lupa? Bukannya kau datang ke tempatku untuk mencoba menyembuhkan lukakku yang sebentar lagi akan sembuh?” Kata Atlas yang mengingatkan, sepertinya Yara memang sedikit lupa dengan hal itu karena rasa semangatnya yang sedang ia rasakan sekarang. Hashhh! Gadis tersebut memang menggemaskan kalau di fikir-fikir. Mendengar itu Yara langsung menepuk jidatnya pelan, “Ya tuhan! Aku benar-benar lupa! Maafkan aku Atlas aku benar-benar lupa dengan hal itu,” Tawanya pelan sebari menghampiri Atlas secara terburu-buru. . . . Kavior yang baru saja keluar dari ruangan menarik nafas panjang, kepalanya terasa pening saat dirinya baru saja bertemu dengan seseorang yang sedikit menyebalkan baginya. Dengan langkah yang pelan di sertai kedua tangan yang ia masukan ke dalam jas almamater laki-laki itu menatap ke arah depan dengan malas, sebari melihat para siswa dan siswi yang sedang berlalu lalang di koridor gedung. Memuakan! Hanya itu yang ada di pikirannya sekarang, lagi pula kenapa bisa sih ia menjadi anak asuh dari orang tersebut, iya mungkin kalian sedang bertanya-tanya atau apalah itu namanya, yang pasti Kavior tidak ingin mengatakan siapa orang itu karena bagamana pun menurut dirinya ia adalah orang yang sangat amat licik, oh belum lagi sifat serakahnya itu. Hal tersebut jelas sangat merepotkan baginya. Baru saja berniat masuk ke ruang makan bersama, kedua matanya berhasil menangkap pemandangan yang mampu membuat moodnya naik. Iya, itu adalah Atlas. Rival yang selalu membuat Kavior bersemangat kapan pun dan di mana pun, karena sejujurnya dari semua banyak orang yang bisa ia kendalikan pikirannya. Hanya Atlas yang tidak bisa. Tentu, Kavior mempunyai kekuatan yang bisa di bilang selalu bisa mengendalikan pikiran semua orang semau dan sesukanya, belum lagi dengan hal sesuatu yang mampu membuat dirinya berubah menjadi burung gagak. Sebenarnya laki-laki itu memiliki ketrurunan dari leluhurnya bahwa siapapun keturunan mereka, ia dapat berubah menjadi burung gagak seduaka hati mereka di saat umur keturunan mereka sudah menginjak di umur dua belas tahun. “Hi Helios! Aku rasa kau sudah terlihat baik-baik saja pagi ini,” Ucapnya dengan senyuman kecil di wajahnya terlihat sangat merekah dan senang. Atlas, Yara dan Carlos yang sedari tadi berjalan sebari bercanda gurau memberhentikan langkahnya, melihat Kavior yang menghalangi jalan mereka bertiga membuat ketiga manusia itu saling bertukar pandang satu sama lain. Yara memutar bola matanya jengah, “Kau…..Kenapa harus muncul di saat kita semua mempunyai hari yang baik sih?” Kata Yara kesal. “Apa sebenarnya yang kau inginkan Kavior? Apa kau tidak lelah terus menerus bersikap bodoh dan tergila-gila dengan seseorang?” Kavior yang mendengar itu hanya tertawa kecil, tubuhnya ia senderkan ke pintu dengan kaki kiri yang sengaja ia tekuk, “Yara, ayolah! Tenanglah. U must be chill! Karena aku hanya menyapa kalian bertiga saja, tidak lebih,” Kavior mengalihkan pandangannya sama Yara, lalu kembali menatap ke arah Atlas. “Kau terlihat baik, aku rasa Yara yang merawatmu bukan? Apa aku benar?” Tebak Kavior asal. “Hah! Kekuatan yang temanmu miliki ternyata memang sangat luar bisa ya,” Langkahnya mendekat perlahan, tentunya mengarah kepada Yara yang sedang berdiri tepat di tengah-tengah tubuh Carlos dan Atlas. Baru saja di depan tubuh Yara, dengan tangan yang berniat untuk membelai rambut hitam terurai yang di miliki Yara. Terdapat dua tangan yang menahan kedua tangan Kavior. Kavior terkesiap, pandangannya bergantian menatap ke arah Caros dan Atlas yang sudah menahan lengannya dengan keras. Sialan! Kenapa ketiga manusia ini tidak bisa bersikap santai sih? Belum lagi saat tatapan mereka yang seakan-akan ingin membunuh Kavior sekarang. Kavior mengelurkan kekuatannya, berusaha mengendalikan pikiran Carlos agar cengkraman laki-laki itu sengaja ia lepaskan. Namun baru saja berhasil mengendalikan pikiran Carlos dan ia berhasil melepaskan cengkramannya dan itu membuat pandangam Carlos menjadi kosong. Membuat Atlas yang melihat itu marah. Ya seperti yang kalian lihat sekarang, Hujan yang baru saja mengguyur akademi di luar sana, tiba-tiba saja memunculkan petir yang sangat besar, sehingga semua murid yang sedari tadi melihat pertikaian mereka bertiga sedikit berteriak ketakutan. “Kau tahu Kavior,” celetuk Atlas dengan nada dingin. “Sebenarnya aku tidak ingin melakukan hal ini kepadamu, karena menurutku ini semua buang-buang waktu,” Atlas membanting Kavior tanpa menyentuh laki-laki itu sedikit pun. Yap! Udara yang ada di ruangan yang melakukan itu, seperti saat hal yang Carlos rasakan tadi. “Namun, jika kau berusaha mengganggu dan mencoba menyentuh aku dan teman-temanku kau akan habis di tanganku,” Lanjutnya lagi dan pergi meninggalkan Kavior yang masih terkejut dengan posisi terduduk di lantai bawah. Sedanglan Yara yang sudah berhasil membuat Caros sadar akhirnya menuntun laki-laki tersebut pelan ke dalam ruangan. Kavior masih terkejut, laki-laki itu sedikit melamun sekitar beberapa detik. Pikirannya sangat kacau sekarang, bagiamana bisa Atlas mempunyai kekuatan yang luar biasa seperti itu? Apa kekuatan yang ia miliki baru saja bangkit? Membayangkan itu Kavior tertawa pelan, kemudiam tertawa keras sebari terbahak-bahak, sebagaimana semua murid menatapnya dengan tatapan aneh Kavior masih saja tidak peduli. Ia masih kelewat senang sekarang. Atlas, laki-laki itu memang sangat luar bisa saat ini, dan itu cukup membuat Kavior semakin tergila-gila dengan kekuatan yang baru saja Atlas miliki. “Bagaimana pun, aku tidak akan melepaskanmu Atlas.” Gumam Kavior pelan. “Aku akan mengambil semua yang kau miliki saat ini,” Sedangkan Vion yang sejak tadi memperhatikan kejadian tersebut di tempat lain yang tidak jauh dari posisi mereka berempat barusan, entah kenapa menghela nafas tanpa sadar. Ia menyenderkan tubuhnya sebari tertawa pelan. Iya, rasa dirinya tidak perlu terlalu khawatir berlebihan sekarang karena bagaimana pun keadaan laki-laki itu sudah baik-baik saja. Belum lagi saat Atlas sudah mendapatkan kekuatannya setelah dirinya menunggu untuk beberapa waktu. Sepertinya ini akan menjadi misi yang terkesan mudah dan menyenangkan untuk kedepannya. Belum lagi dengan semua permasalahan misteri yang harus ia pecahkan dengan Atlas, Carlos, dan Yara. Seperti permintaan professor Khalid sejak awal. Di sisi lain, Atlas, Yara dan Carlos yang baru saja masuk ke ruang makan dan mendudukan tubuhnya di tempat mereka bertiga biasa duduk. “Sialan!” Celetuk Carlos yang baru saja menjatuhkan tubuhnya di kursi. “Mengapa aku bisa bersikap kecolongan seperti tadi sih? Kekuatan Kavior memang sangat merepotkan!” Keluh Carlos kepada Yara dan Atlas. Yara menyetujui, “Memang, dari sekian kekuatan para siswa siswi di sini yang pernah aku temui, hanya Kavior yang sangat sulit untuk aku tangani. Karena sejujurnya aku harus mengakui bahwa laki-laki itu juga sama hebatnya,” “Namun sikapnya yang super gila itu, cukup membuatku takut,” Katanya sebari membayangkan semua perlakuan Kavior selama ini di akademi yang selalu membuat semua orang resah. Atlas diam, mendengarkan hal tersebut. “Aku bahkan masih belum paham dengan kekuatanan yang laki-laki itu miliki sejujurnya, ya aku harus mengetahui secara detail biar aku bisa memahami Kavior,” “Sampai-sampai semua orang di sini merasa terganggu dengannya,” Ucap Atlas. Carlos menghela nafas, “Ya intinya Kavior mampu mengendalikan pikiran orang-orang yang ia inginkan, namun untuk Professor Khalid dan Kau terutama ia tidak bisa. Itu aneh bukan?” “Ya walaupun keluarga atau saudaranya sulit juga ia kendalikan pikirannya, namun tetap saja bagi kami dia itu sangat merepotkan,” “Dia tidak bisa mengendalikan pikiranku?” Ucap Atls memastikan lagi karena ia sedikit tidak percaya dengan hal tersebut sebenarnya karena bagaimana pun itu terdengar sangat aneh bukan? Iya sangat amat aneh. Dan yang pasti tidak sangat masuk akal rasanya, kalau professor Kahlid baiklah ia bisa mengerti dan pham kenapa Kavior tidak bisa mengendalikan pikirannnya karena bagaimana pun level kasta dan kekutan mereka berdua sangatlah beda jauh. Tapi kalau diriinya? Ya tuhan bagaimana? Bahkan bisa di bilang Kavior dan Atlas masih setara dalam hal apappun, namun kenapa dirinya tidak bisa mengendalikan Atlas. Hah! Ini semua terlalu banyak misteri yang tidak bisa Atlas pahami lama-lama, dan benar-benarr membuat kepalanya pening. Sial! Ini masih pagi Atlas!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD