Misi kedua di umumkan

1748 Words
Setelah selesai melakukan makan di pagi hari alias sarapan bersama, akhirnya professor bangkit dari duduknya. Namun sebelum itu laki-laki tersebut mengakbil tissue dan mengelap bibirnya pelan agar tidak ada makanann yang tersisa di sana. professor Khalid berdehem pelan, kedua matanya melirik sekilas ke arah Vion yang tengah berdiri di samping belakangnya. Dan Vion hanya mengangguk pelan untuk merespon proseffor Khalid. Langkah laki-laki tua itu maju ke depan, hanya beberapa senti dari jarak para petinggi yang duduk di tepat di sebelahanya. “Selamat pagi semuanya,” Tangan miliknya menyentuh leher sebelah kiri, dan itu mampu membuat suaranya menjadi besar dan menggelegar. “Selamat pagi siswa siswi ku tercinta, yang selalu mengabdi dengan baik. Entah itu ke akademi bahkan ke raja dan ratu kita. Yang jelas itu adalah hal yang harus kalian bangga dan teus di terapkan, karena bagaimana pun semua itu udh suatu kewajiban kita semua termasuk para petinggi,” Jelasnya sebari menoleh kepada petinggi-peringgi yang tengah duduk sebari mendengarkan ucapan dan penjelasan yang di lakukan professor Khalid. “Jadi untuk saat ini, ada sesuatu yang akan aku bahas di pagi hari ini. Sebelum kalian melakukan kelas atau pelatihan untuk misi yang di lakukan lusa nanti,” Professor Khalid menghela nafas panjang, kedua matanya menelusuri semua siswa siswi di dalam ruangan secara seksama. Iya, laki-laki tua tersebut rasanya benar-benar menyayangi apa yang ia miliki sekarang. Maksudnya begini, dia adalah pembangun akademi ini selama bertahun-tahun. Dan kalau bisa di hitung kemungkinan sekitar empat puluh tiga tahun lamanya akademi ini sudah berjalan. Dari angkatan pertama, kedua, ketiga bahkan angkatan saat ini. Dan sejujurnya, dari semua siswa siswi dan angkatan yang pernah ia lewati. Hanya angkatan Atlas yang memang sulit untuk di urus. Maksdunya begini, semua para murid benar-benar mempunyai sikap ambisius yang tinggi, belum lagi saat mereka menunjukan kekuatan-kekuatan yang mereka miliki sejak lahir. Itu benar-benar nilai plus yang mereka miliki sejak dulu, karena sejujurnya untuk angkatan sebelumnya semua murid tidak semuanya memiliki kekuatan satu persatu. Semua berperoses salah satu seperti halnya yang di alami Atlas. Orang-orang yang seperti itu harus bekerja keras dan belajar lebih giat untuk mendapatkan kekuatan mereka yang telah tertidur atau sedang bersembunyi, dan jika semua itu udah muncul. Semuanya sudah selesai bahkan untuk memberikan tanggung jawab yang besar saja para petinggi tidak permu khawatir lagi karena merasa mereka mempunyai pegangan untuk menjaga dan melindungi diri sendiri yang pasti. Di tambah saat Vion yang baru saja memberi tahunya bahwa Atlas sudah bisa mengendalikan kekuatan dan mendapatkan kekuatannnya yang sudah professor prediksi itu luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa? Semua pola pikir, cara ia mempelajari sesuatu bahkan memahami sesuatu saja Atls sudah sangat hebat. Apalagi saat dirinya mempunyai kekuatan nantinya, secara tidak langsung kasta laki-laki itu akan sejajar dengannya. Dan tidak semua orang bisa menyerang Atlas entah itu dari belakang maupin dari depan. Karena ia akan mempunyai kepekaan yang tinggi, bahkan Atls juga mempunyai patner dan pertemaan yang juga tidak kalah hebat. Seperti halnya Yara dan Carlos yang bisa membimbing laki-laki itu menuju kehebatan yang sangat amat luar biasa nanti. Hah! Baiklah, sepertinya professor Khalid bisa bernafas lega sebentar sekarang karena sejujurnya apa yang ia khawatirkan dari segala permasalahan, ada satu yang sudah memiliki jawabannya. “Dan pagi ini sebelum kalian semua melakukan kegiatan rutin seperti sebelum-sebelumnya, aku akan mengumumkan tempat penyelenggaraan misi kedua yang akan kalian jalani nanti,” Helaan nafas Professor Khalid lagi-lagi terlihT, entah sudah ke berapa kali dirinya melakukan hal itu. Dan juga rasa nervous, panik dan khawatirnya semakin tercampur, yang ada semuanya semakin tidak karuan. Hah! Menyedihkan, seharusnya ia tidak bisa terlihat seperti itu bukan? Karena bagaimana pun pemimpin selalu menunjukan sikap yang tenanng apapun keadaannnya agar semua yang ada di sini tidak panik. Namun nyatanya Professor Khalid tidak bisa, masalah ini cukup rumit dan terlalu besar. Maka dari itu perasaan was-wasnya semakin hari semakin tidak jelas. Dan syukurnya Vion memahami itu, sebagaimana laki-laki tersebut tidak ada gunannua untuk menenangkan Professor Khalid setidaknya ia sudah berusaha sebisa mungkin. “Baiklah untuk misi kedua ini, aku akan memberi tahu kalian bahwa misi kedua kalian harus…..” Professor Khalid menegukkan air liurnya pelan. “Kalian harus pergi ke Gua Lemurian untuk mencari diamond yang sudah di sembunyikan selama berpuluh-puluh tahun di sana,” Lanjutnya tegas. Mendengar hal tersebut, semua siswa siswi yang tadinya terdiam langsung berkomentar. Bahkan sebagian dari mereka tidak terima kalau misi kedua di selenggarakan di gua tersebut. Para petinggi yang baru saja mendengr hal tersebut ada beberapa yang langsung bangkit tidak terima. “Professor!” Panggil Fenma, salah satu petinggi berambut pendek hitam legam itu memanggil Professor Khalid dengan tegas. “Apa kau tidak berpikir dua kali untuk mengucapkan hal tersebut?” Lanjutnya lagi secara sopan dan hati-hati karena bagiamana pun Gua yang baru saja di katakan professor tersebut sudah sangat melegenda, di tambah lagi sangat sakral dan berbahaya jika harus di datangi ke tempat. “Apa professor Khalid tidak salah mengucapkan tempatnya atau apalah itu namanya?” Kata Fenma memastikan. “Kau tidak yakin mengucapkan nama itu dan menyuruh semua siswa siswi kita datang ke tempat tersebut kan?” Professor menoleh, tersenyum hangat kepada Fenma yang tengah menatapnya dengan tatapan tidak percaya sekaligus khawatir. Kepalanya menggeleng pelan, “Aku benar-benar tidak salah mengucapkan apa yang sudah aku tentukan sejak awal Fenma,” Jawabnya dengan tenang sebari mengalihkan pandangannya dan kembali menatap ke arah depan yang akhirnya memperhatikan semua raut wajah siswa siswinya yang tengah khawatir dan ketakutan. Mereka saling berbisik, ingin menyela atau berkomentar saja rasanya takut dan merasa tidak sopan nantinya. Namun bagaimana pun mereka semua tidak bisa menyela atau semacamnya, itu semua sudah di tentukan tanpa terkecuali oleh pemilik akademi ini. Professor Khalid memahami itu, sangat amat memahami. Tapi bagaimana? Itu memang jalan satu-satunya bahkan saat Vion mencari jalan lintas untuk menuju diamond tersebut saja tidak bisa, maka ia harus bagaimana? Demi tuhan situasi saat ini sudah amat genting dan tidak bisa kita ulur-ulur lagi, karena sejujurnya Professor tidak ingin pernasalahan ini merambat ke penjuru kerajaan dan imbasnya akademi akan di tutup secara permanen. Maka dari itu dia ingin segera di laksanakan cepat atau lambat, begitu pun sulit atau tidak. Sebagaimana nyawa mereka taruhannya. Terdengar egois? Memang, sepertinya professor Khalid saat ini bersikap seakan kejam kepada anak didiknya. Bahkan sebagian dari mereka tidak paham dengan isi kepala laki-laki tersebut, jangankan para murid. Petinggi yang lain pun juga begitu, maka dari itu professor memilih untuk bungkan terlebih dahulu sebagaimana ini sulit untuk di pahami dan di mengerti semua orang. “Tenannglah,” Katanya dengan suara yang sudah kembali menggelegar, dan itu mampu membuat semua orang terdiam. Dengan Fenma yang tadi masih sempat berdiri itu kembali duduk ke tempat kursi milik gadis tua tersebut. “Tenanglah murid-muridku, aku tahu perasaan kalian saat ini,” Jelasnya lagi. “Karena bagaimana pun misi ini semakin beresiko untuk kalian semua, baik secara fisik bahkan mental karena jika kalian masuk ke dalam Gua Lemurian pikiran bahkan hati kalian akan di hasut oleh makhluk-mahkluk aneh di sana,” “Aku tidak bisa bilang hal tersebut hantu atau apapun itu. Bahkan di bilang penyihir pun sepertinya tidak, karena jelas kalian sudah tau pasti bahwa penyihir yang melegenda seperti sejarah yang selalu kalian pelajari sudah tidak ada selama beratus-ratus tahun,” “Maka dari itu, persiapkan lah. Dan juga aku tidak memaksakan semua dari kalian akan berangkat untuk pergi ke gua tersebut. Karena apa yang pernah kalian pelajari dan kalian ketahui sejarah tersebut pasti ragu untuk datang ke sana,” “Lantas aku akan mengatakan ini kepada kalian semua,” ekpresi professor Khalid yang tadi tenang saat ini berubah menjadi serius. “Jika kalian mengikuti misi ini secara baik, berhasil, atau pun tidak berhasil. Semua akan mendapatkan penghargaan dan hadiah yang jelas tidak sembarangan, hal tersebut sangatlah berguna untuk masa depan kalian semua terutama jika kalian ingin menjadi tangan kanan raja dan Ratu bahkan untuk menjadi penerus Duke di negara ini,” Semua orang yang ada di ruangan Mendengar hal tersebut yang baru saja di ucapkan oleh professor Khalid kembali terkejut, dan mereka semakin besorak heboh bahkan merakan kebimbangan yang luar biasa. Bagiamana mereka tidak heboh bahkan merasa ragu, rewards sekaligus hadiah yang akan di berikan professor Khalid benar-benar tidak main-main dan tidak sembarangan. Bahkan mereka semua hampir mengira bahwa laki-laki tua itu memounyai banyak channel dengan para peringgi di dalam kerajaan sana. Sial! Bukakah ini kesempatan yang sangat luar biasa bukan? Namun tetap saja, mereka semua masih remaja. Untuk melakukan hal tersebut mereka harus berfikir dua bahkan sampai tiga kali. Karena sejujurnya mereka tidak bisa mengucapkan secara gamblang perkataan IYA untuk menyetujui ke ikut sertaan misi tersebut. “Bagiamana? Apa rewards dan hadiah yang aku kasih kepada kalian apakah kurang? Karena sejujurnya apa yang kalian jalani nanti itu sangatlah berat dan aku sebagai pemilik akademi ini tidak akan memberikan hadia yang tidak bernilai besar jika kalian menjalani misi yang sangat besar resikonya,” Jelas Professor Khalid yang berusaha memastikan kepada mereka semua. “Aku tidak sejahat dan selicik itu kepada kalian. Karena sejujurnya semua ini tidak untuk kepentinganku seorang tapi untuk kepentingan akademi dan kalian semua,” “Jika misi-misi tersebut kalian bisa menjalani dengan baik dan lancar, aku bisa meyakinkan kepada kalian semua bahwa masalah ini tidak akan berketerusan sampai ke para petinggi kerajaan dan pemimpin kami,” ucap professor Khalid meyakinkan. “Karena kalau mereka sampai mendengar hal ini, akademi akan di tutup secara permanen, dan juga masa depan kalian begitu juga para alumni akan terancam,” “Jadi coba kalian pertimbangkan, dan juga aku tidak memaksa kalian semua untuk mengikuti misi ini. Karena bagiamana pun hal tersebut mau atau tidaknya pilihannya berada di tangan kalian semua para muridku,” Lanjut laki-laki tua itu sebari memundurkan langkahnya perlahan. Iya, setelah mengucapkan hal tersebut, semua murid yang berada di dalam ruangan kembali heboh, mereka semua terlihat seperti antusias, ada juga terlihat seperti yang khawatir. Ya itu pasti, dan itu sudah sangat jelas apa yang mereka khawatirkan dan apa yang membuat mereka sangat antusias karena itu semua sudah terbilang menjanjikan sekali. Setelah professor Khalid terduduk dengan tenang di tempatnya, para petinggi berlomba-lomba untuk bertanya ada apa sebenarnya. Begitu pun si kepala sekolah yang bernama Gardion yang duduk tepat di sebelah kiri professor Khalid. “Prof,” Panggil Gardion pelan. “Apa kau yakin menyuruh anak-anak didik kami melakukan hal ini di tempat keramat dan legenda itu?” Tanya Gardion pelan. Dengan santai sekaligus senyuman kecilnya professor Khalid mengangguk pelan. “Aku benar-benar melakukan ini dan sudah memikirkan resikonya Gardion,” “Karena jika aku tidak melakukan hal ini tanpa bantuan mereka semua, keadaan akan semakin kacau,”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD