Pembahasan

1860 Words
“Tunggu! Apa katamu?” Kata Enola dengan nada hang sedikit meninggi. “Vion? Maksudmu Vion mengetahui semua ini?” Ucapnya memastikan. Kemudian pandangannya mengarah ke arah Yara dan Carlos secara bergantian. Alhasil kedua manusia itu mengangguk, membenarkan apa yang Enola ucapkan. Gadis tersebut memegang kepalanya kemudian menggeleng pelan. “Sial!” Katanya pelan, “Lalu secara tidak langsung professor Khalid juga mengetahui ini?” Kali ini Atlas yang menjawab, laki-laki itu mengangguk pelan. “Iya kau benar, bahkan professor Khalid lah yang menukar jiwaku dengan Atlas,” “Ya walaupun itu baru dugaannku saja, lagi pula memang ada orang-orang yang mampu mengendalikan kekuatan hebat seperti itu?” Tanya Atlas kepada Yara, Carlos dan Yara. “Aku rasa hanya professor Khalid yang mampu melakukan hal tersebut, apa aku benar?” Enola mengangguk, ia setuju dengan teori sekaligus dugaan yang baru saja di lontarkan oleh Atlas. “Kau benar Atlas, dan aku setuju denganmu,” Pandangannya mengarah kepada Atlas. “Tetapi apa kau tidak berfikir permasalahan apa yang membuat laki-laki tua itu harus menukarkan jiwamu dengan Atlas?” “Aku sempat berfikir, namun aku tidak yakin itu benar atau tidak karena aku merasa semua ini abu-abu,” Jawab Atlas jujur. Carlos yang sedari tadi diam akhirnya membuka suara, “Aku juga sejak kemarin memikirkan ini, memikirkan semua yang telah terjadi. Bahkan aku berasumsi bahwa Professor Khalid melakukan ini karena semua benda - benda yang terkenal melegenda sedang terancam,” kali ini asumsi Carlos bisa di bilang masuk akal. “Coba kalian fikir,” Carlos menggantungkan ucapannya, menjatuhkan tubuhnya di tanah yang terdiri ada semak-semak tipis di sana. Dan laki-laki tersebut memberi kode kepada Atlas, Yara dan Enola untuk duduk di dekatnya, dan mereka menyetujui dan menuruti hal tersebut. “Dengan adanya krikulum yang mendadak berubah? Dan kita semua di wajibkan mempelajari semua barang dan pusaka-pusaka yang hanya ada di sekitar ratusan tahun yang lalu,” Ucap Carlos. “Belum lagi kita semua harus mempelajari itu semua dari akar-akarnya dan kita juga harus mempelajari penyihir-penyihir yang sudah kita ketahui bahwa penyihir tersebut sudah pundah setelah perburuan sekitar ratusan tahun yang lalu,” “Carlos benar, semuanya seperti sudah di rencanakan oleh Professor Khalid,” Kali ini Yara yang berbicara. “Di saat kita semua sudah paham dengan semua teori yang di berikan oleh petinggi, secara mendadak Professor Khalid menyuruh kita menjalani misi. Di mana yang pernah kita ketahui sebelumnya bahwa dari tahu ke tahun pra alumni akademi tidak pernah melakukan pelajaran di luar lapangam,” “Belum lagi misi yang kita lakukan semua berhubungan dengan pusaka-pusaka dan tempat-tempat legenda itu,” Jelas Yara. Enola mengangguk paham, “Jadi secara tidak langsung, yang kalian pikirkan dengan teori-teori ini. Professor Khalid sedang ingin mengumpulkan benda-benda itu dengan alasan yang lain?” Kedua manusia itu mengangguk. Carlos menambahi “Dan aku juga bisa melihat wajah lega professor Khalid saat menerima pusaka yang di ambil Atlas beberapa hari lalu, itu terlihat jelas bahwa ada sesuatu di benda-benda tersebut,” “Aku sedikit berfikir,” Atlas memotong pembicaraan. “Entah ini benar atau hanya dugaan teoriku saja,” laki-laki itu memandang Yara, Carlos, dan Enola secara bergantian kemudian menghela nafas panjang “Pusaka-pusaka itu terancam, entah karena ada yang ingin memiliki pusaka tersebut untuk kepentingan pribadi. Atau juga memang untuk kepentingan professor Khalid yang mempunyai alasan lain?” Yara menggeleng, “Jika untuk kepentingan prinadi professor Khalid saja aku rasa itu tidak mungkin Atlas,” Kata Yara tidak setuju. “Kami semua tahu persis professor Khalid seperti apa, bahkan begitu juga Atlas asli. Jadi aku rasa itu tidak lah benar, ada alasan lain yang lebih masuk akal,” “Alasan lain seperti halnya ada orang yang ingin memiliki pusaka-pusaka legenda untuk meningkatkan kekuatan dirinya sendiri dan…. Tunggu!” Atlas menggantungkan ucapannya. “Apa pusaka-pusaka legenda itu mempunyai kekuatan yang tersembunyi atau semacamnya?” Tanya Atlas memastikan. Enola mengangguk, “Iya satu persatu mereka mempunyai kekuatan di dalamnya,” Jawab gadis itu. “Jika pusaka tersebut di hancurkan kekuatan tersebut akan berpindaj ke orang yang telah memegang kendali pusaka itu,” Atlas tersenyum, “BINGGO! Aku mengerti sekarang,” Ketiga orang itu saling pandang kemudian menatap ke arah Atlas dengan tatapan bingung. “Kalian masih ingat dengan ucapan Professor Khalid saat dirinya memberi tahu tentang misi kedua yang akan kita jalani besok?” Yara, Carlos dan Enola mengangguk. Atlas pun tersimpul kecil. “Bukanlah dia mengatakan bahwa akademi sedang tidak baik-baik saja? Terlebih lagi jika kita tidak menyelesaikan masalah ini, permasalahan tersebut akan merembet sampai ke kaisaran raja dan ratu?” “Dimana hal itu bisa di bilang bahwa kalau kita semua tidak bisa menghentikan itu secara cepat, akan ada peperangan kembali dan itu akan merepotkan. Alhasil akademi ini akan menjadi kambing hitam oleh seseorang yang berniat mengambil semua pusaka-pusaka legenda itu,” Jelas Atlas panjang lebar. “Atlas, itu masuk akal,” Timpal Carlos yang sudah memasang wajahnya dengan serius. “Teorimu sangat amat masuk akal,” “Secara tidak langsung juga Professor Khalid memberi kita petunjuk bahwa musuh yang sedang mengincar pusaka itu adalah orang yang juga di akademi ini,” Carlos memandang Yara, Enola dan Atlas secara bergantian. “Dan yang perlu menjadi pertanyaan adalah, siapa orang tersebut?” Ke empat orang itu terdiam, mereka semua berlarut dengan pikiran mereka masing-masin. Dan itu cukup membuat Yara, Atlas, Carlos dan Enola berfikir keras untuk menebak siapa sebenarnya seseorang yang menginginkan kekuatan itu? “Apakah orang tersebut Kavior?” Tiba-tiba saja Yara berucap, setelah beberapa menit mereka berdiam dan berfikir. Mendengar hal itu Enola tertawa kencang, “Kavior? Ya tuhan! Itu tidak mungkin!” “Kalau memang seandainya orang itu adalah Kavior, professor Khalid akan cepat menghabisi laki-laki psycho itu Yara. Ayolah Professor Khalid tidak sebodoh dan semudah itu untuk di kelabui,” Jelas Enola. “Enola, kita memang tidak salah untuk menebak siapa itu orangnya. Yang pasti kandidat selama ini yang amat sangat mencurigakan hanyalah Kavior, dia terlalu bersikap terbuka jika ia terobsesi dengan semua kekuatan yang ada,” “Walaupun aku tidak tahu bagaimana cara mengambil kekuatan seseorang atau memindahkan kekuatan seseorang,” Ucap Carlos “Aku mengerti maksudmu Carlos, akan tetapi hal tersebut bukan kemungkinan yang pasti. Kavior masih remaja seperti halnya kita semua. Dan ia todak mungkin melakukan hal besar dan beresiko seperti itu jika tidak ada yang melindungi atau membackupnya dari jauh terlebih lagi semua itu tidak lah mudah da-“ “Sebentar,” Potong Atlas. Membuat semua orang terdiam dan kembali menatap ke arahnya. “Kavior mungkin memang bukan kandidat yang sebenarnya seperti hal yang kau ucapkan barusan, Enola,” Celetuk laki-laki tersebut sebari menatap Enola sekilas. “Tetapi apa mungkin Kavior adalah boneka atau memang suruhan orang itu?” “Ayolah! Semua memang bisa kita tebak sebagai halnya teori. Tetapi itu semua bisa terjadi,” Jelas Atlas. “Aku memang tidak yakin itu Kavior, tetapi jika yang di katakan Enola bahwa Kavior ada yang melindungi atau semacamnya aku percaya. Aku percaya bahwa Kavior adalah alat atau boneka orang tersebut jika teori itu semua benar,” Carlos setuju, “Semua terdengar masuk akal, memang sejak awal laki-laki itu yang terlihat sangat menonjol. Terlebih lagi semua orang sepertinya takut dengan Kavior walaupuj professor Khalid dan Vion saja mengurusnya lelah dan muak, tetapi itu bisa menjadi kandidat kita semua bahwa seseorang yang sedang kita curigai adalah Kavior?” kata Carlos yang terkesan memastikan. Atlas mengangguk, “Iya, untuk sementara ini hanya Kavior yang patut kita semua waspadai,” laki-laki tersebut menoleh ke arah Enola. “Enola,” panggilnya pelan. Dan itu membuat Enola menoleh untuk menadakan respon panggilan yang di lakukan Atlas. “Aku tahu mungkin permintaan ku sangat konyol dan membuatmu tidak nyaman, tetapi secara tidak langsung karena kau mengetahui identitasku yang sekarang ini kau memang harus ikut andil dalam permasalahan tersebut,” Jelas Atlas kepada gadis tersebut. “Tetapi jika kau merasa keberatan untuk melakukan ini bersamaku, Yara dan Carlos aku bisa mengerti. Lagi pula aku orangnya tidak suka memaksa atau semacamya di tam-“ “Oh Atlas, ayolah!” Potong Enola cepat. “Di saat aku sudah mengetahui semuanya aku memilih diam saja dan bersikap tidak peduli?” Gadis tersebut terkekeh pelan. “Sial! Aku bukan orang yang tidak mempunyai hati seperti itu” Enola memutar bola matanya jengah. “Maka dari itu katakanlah dengan cepat, kau menginginkan apa dariku?” Atlas menghela nafas panjang, senyuman kecil itu hampir tidak terlihat namun itu menandakan bahwa Atlas merasa tenang saat ada beberapa orang yang bisa dapat ia percaya dan andalkan. “Apa kau bisa mengawasi Kavior dan juga sekaligus membaca pikiran laki-laki itu?” Ujar Atlas. “Hanya untuk berjaga-jaga saja,” Enola diam masih sedikit berfikir, entah apa yang ada di pikiran gadis itu saat ini. Namun yang pasti ketiga orang tersebut tidak bisa menebaknya sama sekali. Sekitar beberapa detik mereka saling diam dan Enola sibuk dengan pikirannya sendiri akhirnya gadis tersebut berdehem pelan. Pandangannya memandang ke arah Carlos m, Yara dan Atlas bergantian. Mungkin memang ini teralu banyak beresiko atau semacamnya, namun jauh dari lubuk hati Enola ia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi sebenarnya. “Akan aku lakukan,” Ucapnya mantap. Yara, Carlos dan Atlas menatap tidak percaya kepada gadis itu. “Kau serius?!” Ucap Yara tidak yakin. “Kau sedang tidak bercanda kan Enola?” Enola menggeleng, “Kau tahu aku seperti apa Yara,” Jawabnya dengan senyuman hangat. Dan itu cukup membuat Yara lega rasanya. Tetapi berbeda dengn Carlos, yang sedikit berfikir tentang hal yang akan di ambil oleh Enola. “Aku tahu mungkin ini bukan urusanku, tetapi jika kau mengambil tugas ini dan secara tidak langsung menjalankan misi bersama dengan kami bertiga, bagaimana dengan Valerie dan Duta?” Tanya Carlos kepada Enola. Enola menghela nafas panjanh, “Kedua manusia itu bisa aku urus, lagi pula setelah professor Khalid mengumumkan misi kedua itu Valerie dan Duta merasa tidak yakin untuk menjalankan Misi ini,” “Kau tahu bukan Valerie dan Duta seperti apa? Ya walaupin kekuatan mereka berdua sangat bisa aku andalkan sejujurnya, tetapi tetap saja mental kedua manusia itu belum terbentuk sama sekali,” Kesal Enola. “Jadi kalian tidak usah terlalu memikirkan hal yang tidak harus kita pikirkan,” “Aku rasa perlu,” Celetuk Atlas lagi. “Valerie akan terus berada di sekitarku dan aku tidak nyaman dengan hal tersebut,” Lanjutnya dengan rasa ragu. Semua orang terdiam, menatap Atlas dengan tatapan datar lalu kemudian rertawa terbahak-bahal karena rasa ke khawatiran yang tidak mendasar oleh laki-laki tersebut. “HAHAH! Atlas ya tuhan!” Kata Carlos di sela-sela tawanya. “Yang benar saja kau tiba-tiba memikirkan kehadiran kekasihmu? Dan lau berfikir dia merepotkan? Hahaha sulit di percaya!” “Dia memang bukan kekasihku,” Timpal Atlas lagi. Kali ini Enola menjawab, “Ya ya, aku mengerti itu. Secara teknis memang bukan. Tetapi yang Valerie ketahui lau kekasihnya, kau tahu Atlas? Atlas asli selalu bersikap manis dengan Valerie dan dia selalu menomor satukan keberadaan gadis tersebut,” “Jadi jika kau sedikit menghindar dari nya secara mendadak, percayalah dia akan mencurigai dirimu,” “Aku tidak peduli, dari pada aku harus berpura-pura bersikap seolah aku kekasihnya,” Mendengar itu Yara menahan tawanya, membuat gadis itu mengerti rasa ketidak sukaan Atlas dengan gadis bernama Valerie.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD