Bab 4. Rapat Bisnis sekalian Malam Mingguan

1057 Words
Zayn sudah pulang dari Masjid, terdengar salam memasuki rumah yang ternyata berurutan menjadi tiga ucapan salam. Bergegas Hanin beranjak ke depan sembari membalas ucapan salam mereka. Hanin melihat dua orang teman Zayn yang terlihat sudah lebih dewasa. Anaknya yang berumur enam belas tahun terlihat berwajah imut dari kedua temannya , meski tinggi mereka boleh dikatakan sama. Hanin hanya mengenal seorang dari mereka bernama Rochim anak pak Dadang yang memang sering iya lihat berboncengan dengan ayah nya yang merupakan satpam perumahan mereka. " Malam kak, eh tante", sahut keduanya, dengan kesalahan tutur dari Daniel. " Malam, ini Rochim ya? Ini satu lagi siapa? ", tanya Ratna dengan ekspresi biasa sambil menangkup tangannya mem balas uluran tangan kedua teman Zayn. "Daniel Tante, rumah saya di Blok KL belakang memang jarang lewat daerah sini, biasa keluar kompleks dari sebelah sana. Tapi mungkin Tante kenal ibu saya Bu Ningrum", Kata Daniel menjelaskan diri nya dengan detil. " Ibu Ningrum yang Guru SMP ya? " " Iya Tan, Bapak saya Pak Handoko kepala sekolah SMA Global. Mungkin tante juga tau" "Oh ya, ya, Tante kenal Pak Handoko dan Bu Ningrum, memang kurang sering bertemu tapi sama sama orang lama, setidaknya bertemu di saat lebaran dan kegiatan RT/RW. Wah kamu sudah dewasa ini sudah tamat sekolah ya?" " Masih kuliah Tante, masih semester 5, umur saya dua puluh jalan dua satu, Tante" " Wah Zayn paling kecil ya, Tante minta tolong di awasi baik juga kalau di ajak belajar usaha dengan kalian . Insha Allah kalau usaha nya jalan bisa saling jaga menjaga dan jadi team solid, ya. Satu lagi mana, Ratna ya? " "Assalamualaikum", tiba tiba terdengar suara Ratna menjawab pertanyaan Hanin. " Maaf apa gue nya telat nih, udah pada ngumpul? " " Nggak lah, tapi memang elonya panjang umur baru di tanya Tante Hanin udah langsung nongol", kata Rochim, disambut tawa yang lain. "Ayo duduk dulu, Tante memang minta penjelasan detil usahanya. Tapi kita bisa membahas dengan santai kok. Zayn, Bunda udah siapin minum dan makanannya bawa kemari aja nak" " Biar ku bantu aja, Tante ", Ratna langsung berdiri mengarah ke meja makan yan memang terlihat dari sofa tamu. Zayn membiarkan Ratna membawa minuman dan sementara ia membawa mangkuk mangkuk mie ayam yang sudah diracik oleh Hanin. Melihat cukup banyak konsumsinya Rochim pun berdiri membantu. "Wih.. kenyang nih Tan, kebetulan belum makan malam", Daniel menanggapi banyak pernak pernik makanan di meja bahkan ada snack camilan di stoples yang harus diturunkan terlebih dahulu ke bawah meja mengingat terbatasnya ukuran meja tamu tersebut. " Cih.. kebetulan belum makan, emang sudah di ingatin Zayn Tante agar nggak makan dulu tadi", ujar Ratna ternyata cukup jujur sambil tertawa melihat kedua temannya. " Iya nggak apa sekalian kita ngisi malam minggu dengan rapat bisnis, biar semangat yah harus kenyang, itu kata Zayn, Tante nurut aja. Ayo Mie ayamnya dimakan selesainya baru kita diskusi, kalau kurang Tante ada stok masih. Asal nanti Zayn dibantu cuci piringnya", " Sip lah, Tante Zayn besok besok kalau rapat di mari aja lagi", Rochim berujar sambil tersenyum sambil mengambil mangkuk mie nya. " Tante ok aja asal sebelumnya semua nya ikut bantu Tante masak, it's ok", " Beneran Tan, Ratna mau, sambil belajar buat ini buat itu tapi bahannya sudah tersedia", celetuk Ratna, di iringi jempol dari Hanin. Hanin senang saja jika rumah nya di jadi kan tempat ngumpul sehingga bisa mengawasi anaknya langsung walau harus siap sedia konsumsi toh hanya untuk empat orang. Selesai makan makanan berat dimana Hanin juga mengeluarkan habis stok mie ayamnya mengingat laki laki dewasa dan anak nya nggak akan beres perutnya dengan semangkuk mie ayam, diskusi rencana anggaran prospek usaha bengkel pun dimulai. " Tante, percaya usaha bengkel ini akan berkembang begitu juga kantin juga akan maju seiring dengan usaha bengkel jika menu dan fasilitas di sesuaikan kebutuhan. Hanya saja untuk anak Tante ini. Tante minta job desk nya ke arah marketing aja ya dulu karenakan masih sekolah, ntar di hari libur bisa nongkrong disana dengan kategori belajar tidak di gaji. Tapi invest dana sesuai dengan rencana tadi Tante penuhi buat lah atas nama Zayn dan rapat bahasan bengkel boleh disini", Hanin menyatakan isi hati nya karena walau dia senang Zayn belajar berbisnis tapi yang utama tetap sekolah. " Nda, yang bener aja masa Zayn hanya hari Minggu aja ke Bengkel. Zayn kan tim inti Nda nggak apalah Zayn pulang sekolah bantu di bengkel", Zayn protes sambil bersungut sungut, dia. lupa dengan demikian semakin memperlihatkan dirinya masih kategori anak Mama membuat rekan setimnya tersenyum melihatnya. " Bunda bilang tadikan job desk kamu bagian marketing itu yang terpenting malah di awal usaha ini, ya ntar kalau punya pelanggan kamu kan bisa ke bengkel, asal jangan ikut campur kerja tetap di bengkel dan ingin di gaji. Pendapatan kamu nanti bonus mendapatkan pelanggan aja dulu nanti runding dengan Bang Rochim dan lainya. Minggu kamu boleh ke bengkel, Bunda juga pengen juga ingat Bunda juga punya pengalaman mungkin malah Bunda lebih senior skillnya. Lagi pula hitungan gaji karyawan bisa bengkak di awal padahal pelanggan masih kurang. Udah cari dulu pelanggan yang mau rutin servis kendaraannya biar kamu dapat bonus bukannya invest dana bunda juga atas nama kamu, jangan bantah Bunda ntar jika ada dampak serius ke sekolah bisa Bunda stop semuanya. Ya Rochim ntar kamu atur saja job desk bersama dan untuk kurcaci Tante ini ikut kata Tante tadi. Ini Tante transfer dana nya kamu buat tanda terima ya", ujar Hanin tegas. " Kurcaci-kurcaci, besaran gue badan nya dari semuanya", sungut Zayn. " Oh siap Tan, sepertinya diskusi gue tutup aja ya, ntar Rat lo buat aja laporan semua hasil diskusi ya dan Senin kita mulai buka. Besok kita belanja perlengkapan", Rochim menutup diskusi mereka dengan tegas. Kemudian berbisik sesuatu ke Zayn. Membuat Zayn langsung berdiri menghampiri bunda nya "Nda, Bunda istirahat aja dulu, kami ada rapat intern sambil makan cemilan, ntar semua kami beresin" , Zayn berdiri sambil menarik tangan Bundanya menuju kamar, dengan diiringi tatapan melongo dari ketiga teman nya. Padahal tadi Rochim cuma berbisik bahwa kita rapat interen dulu ya sebelum pulang, bukan menyuruh Zayn menyingkirkan Bunda nya dari area mereka. Hanin pun membiarkan dirinya di tarik masuk kamar, dan melihat wajah,bersalah dari ketiga nya. " Memang dasar Zayn, biar gabung dengan grup dewasa tetap aja masih kolokan" , batin Hanin mengikuti tarikan anaknya masuk ke kamarnya tak lupa mengingatkan jangan terlalu malam selesainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD