Bab 21. Penangkapan ditengah Acara

1430 Words
Tiba tiba wanita paruh baya itu berdiri dan bergerak menuju Bramantyo diikuti oleh Anggita yang tergesa menyamai langkah Mama Leni. " Bram, siapa ini mengapa kamu seolah tidak mau lepas dari dia dan mengapa pula kamu berpakaian couple begini", tanya Mama Leni berkata kasar walau terlihat menahan diri agar suaranya tidak terlalu terdengar. " Anak saya, mengapa saya berhak mengajak dia kemari, sudah saya peringatkan kalian berdua kemarin boleh ikut acara ini tapi jangan membuat ulah atau saya akan bertindak", kata Bramantyo langsung menanggapi ketidaksukaan Mama Leni. "Wajar saya bertanya kamu masih anak saya dan ini rumah suami saya", kata Mama Leni lagi dan kini dia menatap Zayn. " Siapa Mama kamu, apa kamu anak di luar nikah jika iya kamu tak sepantasnya disini", untungnya tempat duduk Bram cukup jauh dari jangkauan pendengaran para staf kedua perusahaan. Walau gerak gerik Mama Leni cukup mencurigakan. Hanin memperhatikan anaknya dari jauh dengan cemas ingin dia berlari menarik Zayn dari situ tapi dia tidak tahu apa yang dibicarakan dan pasti jika hal itu. ia laksanakan akan geger semuanya. " Kamu jangan ganggu pribadi saya, ini rumah Mama kandung saya, tidak ada hak kamu disini. Dulu mungkin saya masih kecil sehingga tidak bisa bertindak tegas pada mu. Jangan ganggu keluarga saya mengerti .!!" "Ingat Bram, Anggita ini anak saya dia juga berhak atas saham suami saya jangan kamu sibuk membicarakan saham sana sini tanpa menyinggung sedikitpun keberadaan anak saya." "Hei, perusahaan tersebut adalah milik Mama saya dan Ayahnya Yusuf, dan saham Ayah Yusuf yang terbesar. Papa saya hanya pelaksana dan gajinya yang besar sebahagian terbesar dipakai untuk dirimu dan anakmu bukan aku dan adikku Sherly. Bahkan untuk sekolah kami biaya sendiri yaitu dari uang dividen saham Mamaku. Kau sudah dapat banyak, Papa tidak akan membagi saham untukmu karena menghargai Mama kandungku, jika anakmu itu menginginkan saham minta pada ayahnya sendiri. Pulang lah jangan membuat masalah", Bram menatap muak, kedua nya. Yusuf sedikit menghindar dan bermain dengan ponsel nya. Sedangkan Zayn di belakang Bram juga Berusaha memainkan ponselnya. Tiba tiba Anggita berkata keras pada Bram "Aku tidak terima perlakuanmu ini acara ini adalah pertunangan kita dan kau batalkan sepihak Bramantyo". " Kau yang tidak pernah mengerti, awalnya aku sudah berbicara pada Ibumu jika aku tidak menginginkan pernikahan dengan mu dan dia memaksa, maka aku katakan ok jangan pernikahan tapi pertunangan saja agar aku mengenalmu dahulu, kalau sikap dan kelakuanmu tidak aku sukai maka aku dapat membatalkan nya, dimana letak nya aku membatalkan sepihak. Pembatalan sudah kukatakan sebelum acara ini. Siapa yang akan suka pada mu bila baru berkenalan denganmu kau sudah ingin merampok aset ku, sudah ingin berkuasa di kantorku dan menghina staf ku tanpa sebab. Itu fatal Anggita dan kelakuanmu selama sebulan aku baru mengenalmu terekam jelas, jangan kira aku memaklumi mu. Pulang ke ayahmu ajak ibumu ini. Katakan padanya berbahagialah dengan apa yang ada jangan mengeruk harta orang lain dengan memperalat wanita wanita yang jadi tanggung jawabnya", Bram, menjadi sangat geram dan suara Anggita tadi sudah membuat kondisi acara menjadi hening. Tiba tiba Pak Jojo satpam yang berjaga di pintu masuk berbisik mengatakan sejumlah polisi ada didepan ingin bertemu Bapak dan Pak Yusuf. Bram menoleh ke Yusuf dan Yusuf mengikuti pak Jojo. Pak Wijaya segera menghampiri Istrinya Mama Leni. Mama Leni melihat hal itu. " Mas kita ini suami istri tapi kamu menghilang dan membiarkan anakmu berbuat seenaknya padaku. Kamu tak tahu bahkan aku di katakan menumpang dirumah ku sendiri . Bukan lima enam tahun aku menjadi istrimu Mas dua puluh tahun Mas", Leni menghampiri Pak Wijaya namun dihalangi Bramantyo. " Kau Leni sebenarnya dari lima belas tahun yang lalu aku ingin menceraikanmu. Tapi aku bukanlah tipe orang yang mudah mencerai kan istri ku usahakan memperbaiki dirimu di samping aku malu terhadap keluarga mendiang istriku dan mengharap kau berubah. Sudah banyak kebohongan mu yang tidak bisa ditolerir dan banyak hak anak anak ku yang kau ambil. Lihat perusahaan si Gatot mantanmu atau perusahan Luki adikku yang masih tetap bertahan walau di ambang kebangkrutan sepuluh tahun yang lalu tetap bertahan sampai sekarang dengan management yang awut awutan itu karena harta anak anakku. Bahkan sekarang kesehatanku pun kau permainkan kalau bukan anak anakku yang menyelamatkanku maka aku akan mati dengan status orang yang bathil ingkar atas janji dan hak pada darah dagingku sendiri. Maka pikiran sehat ku tidak lagi ingin mentolerir, aku Danuarta Widjaya hari ini mengucapkan Bismillahirohmanirohim menjatuhkan talak tiga atas istriku Leni Maryani Binti Susanto tanpa tekanan dari pihak manapun" suasana demikian hening sampai rombongan polisi yang tadinya berhenti membiarkan pak Wijaya menyelesaikan pengucapan kesalahan istrinya dan talak terhadap istrinya tersebut. " Kami dari kepolisian menjemput Saudari Leni Maryani dan Anggita Abimanyu untuk mempertanggung jawabkan yang kami terima laporan yang kami terima untuk kasus penggelapan aset perusahaan Dwi Antaguna, percobaan pembunuhan. terhadap Bapak Wijaya dan beberapa kasus lainnya. Adapun beberapa tersangka lainnya sudah dijemput dan detail kasus serta pembelaan yang akan dilakukan dapat diajukan di kantor kepolisian setelah penangkapan ini", dua orang polwan kemudian memborgol tangan kedua wanita tersebut dan menggiring nya ke mobil. Pak Wijaya tampak sedikit terengah dan menatap Bramantyo dan Yusuf. " Maaf Papa Bram, Maaf Om Yusuf , banyak hak kalian Dwi Wijaya yang hilang selama bertahun tahun akibat ketidak tegasan saya terhadap istri saya tersebut. Sekarang saya sudah plong dapat menceraikannya. Tapi Papa tetap harus mendapatkan maaf dari Mas Revan, kamu Yusuf dan adikmu, serta anak anak ku Bramantyo dan Sherly. Tidak tahu bagaimana aku akan meminta maaf pada mendiang Istri ku Raisa, maafkan ketidak mampuanku, Pak Wijaya menangis, Bram memeluk ayah nya, dan Yusuf juga mengelus punggung om nya tersebut. Yusuf kemudian mengambil mikrofon dan mulai berbicara. " Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuh , para hadirin sebelumnya saya sebagai salah seorang tuan rumah dan keluarga Bapak Wijaya mohon maaf atas kejadian tadi yang secara lang menghentikan kenyaman acara temu ramah ini, saya berharap acara tetap dapat dilanjutkan walau terlambat silahkan untuk menikmati kembali hidangan yang ada sekali lagi saya mohon maaf " jelas Yusuf dengan bahasa Indonesia yang beraksen jerman yang kental. Yah, Mami Yusuf memang orang Jerman asli makanya Revan ayah nya tidak mau kembali mengurus perusahaan di Indonesia justru mengembangkan usaha mereka di Jerman. Banyak suara kasak kusuk yang menanggapi kejadian saat ini. Bram membawa Zayn kepada Pak Wijaya yang memeluknya dengan erat. Zayn berarti adalah cucu sulung Wijaya dimana dua anak dari Sherly masih berumur tiga belas dan sembilan tahun. " Kakek juga minta maaf pada cucu kakek ini karena kesalahan kakek atas perpisahan orang tua mu, maaf kakek", Wijaya terus minta didampingi Zayn. Bram mengatakan bahwa Hanin juga hadir di acara ini sebagai seorang staf nya di Griya Dinamika Group dan meminta pertemuan ayahnya di tunda besok saja karena Hanin pasti belum siap dipertemukan pada kondisi seperti ini karena mereka masih menyembunyikan status keluarga mereka di mata karyawan perusahaan. ** Hanin mengambil makanan di meja terdekatnya. Dilihatnya Tika, Heni dan dua staf dari keuangan sedang berbincang sambil tertawa melirik bos bos mereka di depan. " Bertambah lagi Cogan dan Copan di lingkungan kita, segar segar cuma gimana ya trik untuk dapat dekat dengan mereka" kata Heni terkekeh. " Copan apa tuh, aduh Pak Yusuf itu bener bener seperti pangeran wajah blasteran apa masih single juga ya. Pasti umur nya sudah matang, kehidupannya sudah mapan aduh gimana ya supaya kita bisa berkunjung ke kantor Dwi Wijaya"seru panik Fany staf keuangan membuat ketiga temannya memajukan bibir mereka mengejek nya. . " Heh, lihat tu si janda lawas pasti otak kreatif nya sudah mikir lagi menggaet bos bos tersebut, nggak tahu malu tampilan lugu , alim entar tiba tiba sudah dapat bunga sekarang lain lagi sudah mulai kunjungan berduaan dengan CEO kita sampai pernah di maki ama si Anggita tadi", Tika menyindir Hanin dengan kata kata kasar sambil mulutnya menunjuk ke Hanin. Hanin mendekati mereka. " Iri boleh saja tapi kata kata kasar akan membuat hidup kita seperti kata kata tersebut. Tika, anak saya saja sudah menjelang dewasa saya tahu mana yang halal dan haram dalam mendidik anak saya, cam kan kata kata saya itu". Hanin membalik kan badan membawa piring makanannya. Tiba tiba Tika mengambil sendok rendang yang berisi bumbu dan melemparnya ke baju Hanin. Fany terpekik kecil bertepatan Bramantyo yang tiba di depan mereka karena memang ingin bicara ke Hanin. " Apa yang kamu lakukan Tika" , Bentak Bramantyo keras melihat tingkah Tika yang tidak semestinya. Bram langsung mengambil tisu dan membersihkan pakaian Hanin. Hanin yang awalnya tidak menyadari hal tersebut membalikkan badan karena mendengar pekikan Fany dan kini dia dihadapkan dengan Bram yang menuntunnya lembut dan membersihkan bajunya bagian belakang dan tentu saja membuat dia salah tingkah di hadapan semua mata yang memandang nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD