When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Rain tersenyum kecut pada Mona yang katanya sekertaris Pak Dika. "Mau numpang, Mbak?" tanya Rain dengan nada suara tak suka. "Gak masalah kan? Kalau aku ikut kalian?" jawab Mona begitu yakin. Mona mengibaskan rambut panjangnya ke belakang sambil menenteng tas wanita yang berbahan kulit buaya. "Boleh dong ... Mau duduk dimana? Didepan atau dibelakang?" tanya Rain terkekeh. "Bisa milih?" Mona menatap Rain dengan binar mata bahagia. "Tentu saja bisa ... Kenapa enggak? Jadi mau dimana? Depan atau belakang?" Rain menunjuk arah depan dan belakang pada mobil sedan milik suaminya. "Didepan ya? Biar lebih dekat sama Om kamu ..." cicit Mona dengan tawa bahagia. Rain mengangguk dan tersenyum lebar, "Ya udah mbil posisi dari sekarang. Pak Dika, ayo ..." "Rain ... Apa -apaan sih kamu? Kenapa