Hari Terakhir di Milan

1050 Words

Ayasha’s POV Entah kenapa mendengar kata kandang buaya kutub dari mulut Mas Dion tidak terdengar menyeramkan, melainkan lucu. Aku yang tadinya terkekeh mendengar kalimatnya mendadak diam terpaku, saat Mas Dion memutar tubuhku hingga kami saling berhadapan. “Bagian mana yang lucu, Sha? Seniat itu kamu kembali mengganti namaku di kontakmu?” “Ya, maaf, Mas. Habisnya aku kesal, gimana, dong? Waktu itu ‘kan, Mas, ghosting-in aku.” Mas Dion menggeleng mendengar menuturanku. “Kamu juga menghilang dari hidupku, tapi aku tak pula mengganti namamu dengan Jinny ah Jinny,” protesnya. “Mas, sumpah, krik … krik.” Aku mengulum senyumku, guyonan semacam apa itu? “Siapa yang melucu?” “Iya, iya, Asha minta maaf, ya, Mas. Siniin ponselnya, aku ganti sekarang juga.” “Mana mungkin semudah itu di maafk

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD