“Itu ponsel Om Edward, kalau enggak diambil-ambil, ambil saja, Tan. Tahan, terus minta tebusan. Pasti Om Edward mau, kok. Apalagi di ponsel Om Edward, banyak yang penting. Nanti bilangnya, uang penahannya itu ibarat uang kompensasi!” celetuk Jio bersemangat kendati mulutnya masih penuh pasta. Embun refleks menatap ponsel Edward yang dibiarkan terkapar di lantai dan sampai Edward tinggalkan begitu saja. Suatu kenyataan yang belum sepenuhnya terjadi oleh seorang Edward yang begitu perhitungan apalagi terhadap barang-barang mewah yang Edward miliki. “Si Jio, beneran mirip Edward. Apa gara-gara sering ketemu Edward?” pikir Embun sambil tersenyum geli menatap Jio. Bocah bertubuh segar itu tak hentinya cekikikan. Dan yang paling mencolok dari seorang Jio, tak lain koleksi cincin emas yang meng