Seseorang baru saja membuka pintu, mengakhiri masa tunggu Edward maupun Gladia. Embun, sungguh wanita itu yang melakukannya. Tanpa Edward sadari, selain kedua matanya yang langsung terpaku menatap Embun, senyum kecil juga sukses menarik kedua sudut bibirnya. Embun, dengan penampilan yang masih sederhana dan kali ini mengikat rambutnya, menatap Edward tak percaya. “Enggak bengek, Pak?” tanya Embun refleks lantaran bukannya bengek atau sekadar bersin, Edward justru tersenyum. Bahkan seorang Gladia sampai refleks menoleh, menatap Edward penuh kepastian. “Eh, iya, Ed? Dari tadi kamu enggak bengek?” Tapi ketika Edward menatap lama wajah Gladia, semuanya berubah. Edward kembali bersin parah dan buru-buru menjadikan kedua pergelangan tangannya sebagai fokus perhatian. “Ya ampun, Ed … baru j