Part 12 Cemburu

1699 Words
Setelah Papah meninggal, Mamah mulai bekerja. Mamah memutuskan membuka butik di Daerah yang agak ramai. Dan juga membuat beberapa baju rancangannya sendiri. Walau setelah Papah meninggal, kami mendapat uang pensiun setiap bulan, tapi kata Mamah, kita juga harus punya penghasilan lain. Mamah tidak ingin terus bergantung dengan uang pensiun Papah. Sebentar lagi kenaikan kelas. Dan kelulusan Kak Doni. Mamah ingin Kak Doni meneruskan kuliah, walau Kak Doni menolak karena tidak ingin merepotkan Mamah lagi. Tapi Mamah bersikeras Kak Doni harus kuliah. Begitupula denganku nanti. Apapun yang terjadi, Mamah akan tetap berusaha agar kami bisa menjadi sarjana kelak. Disaat aku libur karena Sekolah dipakai untuk ujian kls 3, aku selalu ke Butik membantu Mamah. Mamah juga jarang diRumah, sampai diRumah pasti sudah lelah dan kubiarkan saja Mamah istirahat, biar rumah aku yang mengurusnya dengan Kak Doni. ======== Hari minggu kali ini, aku di Rumah sendirian. Janya ada Bi Siti yang sekarang membantuku membereskan Rumah, memasak dan lain lain. Mamah tidak tega melihatku merapikan Rumah seorang diri. Kak Doni juga jarang diRumah, sibuk bimbingan belajar dan kegiatan nya diluar. Kuputuskan diRumah saja kali ini. Malas rasanya ke Butik. "Mba Dina, ada tamu didepan "kata Bi Siti saat aku sedang meracik sayuran yang akan kumasak. "Siapa sih, Bi?"tanyaku masih mengupas bawang yang kupegang. "Laki laki... Udah sana temuin dulu, biar Bibi yang nerusin."katanya langsung mengambil alih pekerjaanku. Aku mencuci tanganku. Lalu segera keluar. Saat sudah di Teras, aku melihat Will yang duduk disana. Dia berpakaian rapi sekali. "Eh.. Will. Kirain siapa? Tumben pagi pagi udah kesini?"tanyaku sambil duduk didepannya. "Iya Din, habis dari Gereja tadi.. Terus mampir deh...," Oh iya, ini kan hari minggu ya. Tapi, perasaan Gereja nya kan jauh dari sini. Kok bisa mampir? Will tersenyum.. "Iya deh, emang sengaja mampir sini. "Katanya tau apa yang kupikirkan. Aku hanya tertawa mengikutinya "Eh, mau minum apa nih?"tawarku. "Eum.. Apa aja deh, Din.. " "Sebentar ya.. Bi Siti..."panggilku ke dalam Rumah. Bi Siti malah keluar dengan membawa nampan berisi minuman dan kue kue. "Silahkan diminum, Mas.."kata Bi Siti lalu kembali lagi ke dalam Rumah. "Aku ganggu gak, Din? Kamu lagi ngapain tadi?"tanya Will. "Ganggu sih enggak, biasa aja kok Will, lagi mau masak tadi.."ucapku santai. "Uhhuuuuukkk...,"dia tersedak saat minum. "Eh.. Kenapa? Pelan pelan minumnya." "Kamu? masak??" Tanya nya heran. "Hooh.. Emang kenapa?"tanyaku ikut bingung. "Kirain kamu nggak bisa masak Din?"katanya lagi. "Ih ngeledek deh. Bisa donk.. Namanya perempuan kudu bisa masak, biar besok Suami betah diRumah, nggak jajan diluar."kataku sambil mencomot kue dimeja. Will tersenyum penuh arti. "Eum.. kamu nggak pengen pergi hari ini?"tanya Will agak ragu ragu. Akhir akhir ini memang kami jarang hang out bersama. Aku sekarang lebih betah diRumah. Sekalipun kami sudah tau perasaan masing masing, Will masih tetap menghargai keputusanku kemarin. "Kamu tuh mau ngajak aku pergi atau cuma nanya?"aku skak mat pertanyaannya. Dia hanya menunduk malu. "Ya kalau mau pergi sih. Ayok.."ajaknya. "Bilang aja mau ngajak jalan. Mau kemana emangnya?"tanyaku balik. "Alex ultah hari ini.. Kita diajak dia makan makan." "Alex? Wah..beneran nih?" Will mengangguk. "Bukan pesta sih, Din..cuma dia mau traktir makan diluar aja." Aku pun mengiyakan ajakan will.dan segera berdandan ala kadarnya. ===== Kami segera meluncur ke tempat yang dimaksud. Sebuah Restorant yang lumayan besar. Lebih tepatnya Rumah makan Jawa. Bentuknya agak mirip Rumah Joglo, hanya sedikit lebih luas. Saat turun dari motor Will. Aku melihat seorang wanita mengenakan pakaian Jawa, lengkap dengan kebaya dan beberapa hiasan khas wanita Jawa jaman dahulu. Dia hanya tersenyum ke pengunjung yang akan masuk ke Restoran ini. Tapi anehnya mereka tidak merespon nya, malah terkesan cuek seolah tidak ada orang disana. "Itu bukan manusia."ucap Will yang mengagetkanku. Kulihat lebih teliti ke arahnya. Masa sih cantik begini bukan manusia. Dia tersenyum juga kepadaku, kubalas senyum juga ke arahnya. Baunya wangi. Dia bahkan tidak menyeramkan sama sekali. Will menarik tanganku masuk ke dalam. Disana ternyata sudah ada beberapa anak yang berkumpul. Sekitar 20 orang. Yang kutau mereka teman teman Alex yang sering bersamanya di Sekolah. "Haaaaaiii... Welcome Dina sama Will.. Pasangan Romeo and Juliet Sekolah dateng nih guysss"ucapnya sedkit lantang ke arah kami. Membuat beberapa anak menyoraki kami berdua. Apa? Romeo and Juliet Sekolah? Kalau saja tidak banyak orang sudah ku jitak kepalanya nih. Will& Alex berpelukan. Aku menyalami Alex," happy brithday ya Lex..maaf gak nyiapin kado. Nendadak banget sih ngabarinnya!"kataku basa basi. "Santai Din, emang sengaja.. Cukup doa nya aja. Nggak perlu kado segala.."ucapnya bijak. Tumben. Datang seorang perempuan yang belum pernah kulihat sama sekali. Cantik, tinggi, rambutnya panjang sebahu dan kulihat dia memakai kalung sama seperti Will dan Alex. "Claraaaa!! Kamu dateng juga akhirnya.. "Sapa Alex ke wanita itu dan mendekat ke arahnya. "Iyalah Lex.. Aku sempetin nih dateng buat kamu.. Happy brithday ya.."ucapnya lalu memberikan sebuah bungkusan cantik ke Alex. Will berdiri dan menemuinya juga. Mereka bertiga terlihat akrab sekali. Hmm..oke baiklah. Aku dikacangin. Bagai obat nyamuk disini. Aku memainkan sedotan yang ada di gelas yang kuminum. Ada rasa getir yang kurasakan melihat Will sangat akrab dengan Clara. "Din.. Kenali ini Clara." ucap Will yang ternyata sudah berdiri disampingku dengan wanita itu. Aku pun berdiri dan menyambutnya. "Hai... Aku Dina.." "Claraa.. " "Dia temen SMPku sama Alex. Ya  kan ,Ra.."kata Will sambil menatap Clara. Clara duduk disebelahku, otomatis Will duduk agak jauh dariku. Udah ketebak, mereka asik ngobrol sendiri. Sedangkan aku? Bagai makhluk astral yang tidak terlihat. Aku melihat jam yang melingkar dipergelangan tanganku, moodku sudah buruk sekarang. Lalu aku berdiri menghampiri Alex. "Lex.. Aku balik dulu ya.. Masih ada perlu nih.." Will melihatku bingung, karena tiba tiba aku pamit ke Alex. Dasar cowok! Nggak peka!,umpatku dalam hati. "Lho Din, kok buru buru sih? Makan juga belum?"tanya Alex. "Iya, maaf. Aku baru inget ada perlu .. Maaf ya, Lex.. Makasih lho udah diundang..." kataku. "Iya udah deh, Din.. Wah, sayang banget kamu balik duluan.. Makasih ya udah nyempetin dateng." "Iya, makasih juga undangan nya.. Temen temen... Duluan yaaa.."kataku ke mereka. Mereka melambaikan tangan ke arahku. Beberapa kulihat menatap Clara terus tanpa berkedip. Dia memang cantik, laki laki mana yang tidak terpesona. "Clara.. Duluan ya.."aku sempatkan pamit ke dia. Sedangkan Will, hanya kulirik saja. Lebih baik aku melihat setan kalau seperti ini. Aku sudah berjalan hampir sampai didepan restaurant. "Din... Dinaaaaa!!"teriak Will memanggilku dari dalam. Aku menengok ke arahnya. "Kok balik? Nanti aja ya.. Nanti bareng aku pulangnya " bujuknya. "Gak usah Will. Kamu masuk aja. Aku ada urusan."kataku bohong. Dia diam beberapa saat. Aku menjadi salah tingkah ditatapnya begitu. Karena aku tau, Will pasti berusaha membaca pikiranku. "Eh ada taksi, duluan ya Willl."kataku lalu berjalan meninggalkannya. Tapi tanganku lebih dulu ditarik oleh Will. Will menatap mataku dalam dalam. "Aku anter!" lalu menggandengku menuju parkiran. Terpaksa aku pulang dengan Will lagi. Ada sedikit rasa senang, dia mengejarku tadi. "Kamu cemburu?"tanya Will tiba tiba. "Enggak!" "Bohong!!" Aku kembali diam. "Kamu mau kemana? Aku anterin."tanya Will lembut. "Masjid.. Aku belum sholat dhuhur." Tanpa banyak tanya, dia melajukan motornya sedikit cepat, lalu berhenti di Masjid Agung dekat Alun alun kota. Saat aku turun, kulihat Will memandangan Masjid, entah apa yang dipikirkannya. "Kamu mau nunggu atau mau balik ke Alex?"tanyaku membuat perhatiannya tertuju kepadaku lagi. "Nunggu...," katanya datar. "Ya udah, turun deh kalo gitu. Masa mau diatas motor terus? Aku agak lama mungkin, mau ikut sholat jamaah juga." "Jamaah itu apa?"tanya Will. "Jamaah itu, sholat yang dilakukan bersama sama. Ya udah turun dulu...,"pintaku. "Turun? Terus aku nunggu dimana?" Tanya nya sambil celingukan. "Masuk aja.. Gak papa kok."saranku. Aku pikir, daripada dia nunggu ditempat yang tidak jelas dimana, kan kasihan. "Emang boleh ya?" "Ya boleh lah Will. Rumah Allah terbuka untuk semua orang."kataku lalu mengajaknya masuk. Dia menurut lalu mengikutiku, melepas sepatunya dan masuk ke Masjid. Aku menyuruhnya menunggu di Aula, yang letaknya diDepan Teras. Disana ada beberapa rak buku, bisa dibilang Perpustakaan mini. Kulihat ada Aa Harun, salah 1 marbot di Masjid ini. Aku memang sering kemari. Jadi aku kenal dengan nya. "A harun.." sapaku kepada pria yang sedang membereskan buku bukundisana. "Eh, Dina.. Mau sholat?"tanyanya. "Iya A..., " "Ya udah masuk aja. Sebentar lagi dimulai."saran A Harun. Dia melihat Will yang berjalan dibelakangku. "Temenku nunggu disini boleh ya A.." sambil ku pandang Will yang masih terdiam. "Boleh aja kok, Din. Silahkan duduk, Mas.." A Harun melihat kalung dileher Will dan paham maksudku. "Maaf, saya Will...," secara otomatis Will memperkenalkan diri. "Saya Harun.." mereka berjabat tangan. Aku melihat keDalam Masjid, sudah agak ramai didalam. "Oh iya, Din, aku baru denger kabar Papah kamu. Aku turut berduka ya.. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT." "Aamiinn.iya A, makasih.. Aa sampai jam berapa disini? Lama ya kita gak ngobrol. Akhir akhir ini aku banyak kegiatan di Sekolah." "Iya, kamu sih, nggak pernah main sini lagi. Ada beberapa buku baru lho.. Aku udah siapin buat kamu."lalu A Harun berjalan ke sebuah rak buku dan mengambil beberapa buku, dan menyerahkannya padaku. "Wah... Makasih.. Aku bawa pulang ya, kalo udah selesai aku kembalikan lagi." kataku sambil mengamati buku yang kupegang. "Iya, bawa aja. Kaya sama siapa kamu, Din.. Oh iya, aku tinggal dulu ya, mau bantuin nyiapin diSalem.. Will, tunggu sini aja..., "lalu A Harun masuk ke Masjid. Aku masih melihat buku buku yang kupegang. "Jadi gini ya, Din, rasanya?" tiba tiba Will mengucapkan kalimat itu. Aku mengerutkan kening lalu menatapnya bingung. "Ini yang kamu rasain tadi waktu aku sama Clara? Sakit ya Din?" Katanya sambil menekan dadanya sendiri. "Kamu ngomong apa sih, Will.. Ya udah, bentar ya, aku mau wudhu dulu.kamu sini aja, nitip tas ya.."aku segera pergi mengambil air wudhu, dan masuk ke dalam. ==== Sholat pun berjalan dengan khidmat. Dulu memang aku sering kesini dengan Papah, Mamah dan Kak Doni. A Harun ini selain menjadi marbot Masjid, dia juga kuliah disalah 1 Universitas Negri diKotaku. Dia juga akrab dengan keluargaku. Selesai sholat, aku ke tempat Will. Kulihat dia sedang membaca buku. "Will.. Maaf lama ya?"kataku basa basi. Will menutup bukunya dan mengembalikan ke rak seperti semula. "Gak papa Din, aku malah seneng disini, tempatnya adem. Banyak buku juga, jadi gak bosen." "Alhamdulillah kalau gitu... Eum, mau balik sekarang Will?" "Yuk...," kami lalu berjalan keluar Masjid. Masih banyak orang yang sedang itikaf diMasjid. Disini memang tidak pernah sepi. Kami berpapasan dengan A Harun diDepan. " A Harun.. Kita pamit dulu ya.. Makasih lho bukunya.."kataku. "Iya Din, sering sering main sini ya, Din.."kata A Harun kepadaku. "Insha allah, A... " "Oh iya Will ajak juga lho, Din.."pinta A Harun. Will yang awalnya terlihat kesal, mendadak berubah. Dia seperti sungkan dengan A Harun. Will lalu mengangguk diiringi senyum tipis ke A Harun. Kami segera naik motor Will. "Din, makan dulu ya..."pinta Will. "Eum.. Pulang aja deh Will. Capek.." "Ya udah..." Will sepertinya kecewa. "Makan diRumahku aja ya.. Tadi Bi Siti udah masak, mubazir kalau nggak dimakan." "Mmmm.. Nggak papa?" Tanya Will semangat. "Ya nggak papalah Will. Lagian Kak Doni pasti belum pulang, Mamah juga balik malem biasanya. Kalau aku makan diluar, makanan nya gimana yang dirumah?"kataku. "Ya udah deh. Ayok kita balik sekarang." Ajak Will dengan semangat 45.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD