13. Why life so hard?

1960 Words
Claire dengan cepat membereskan barang-barangnya. Moodnya cukup naik turun dengan ekstrim. Moodnya naik karena mendengar kabar gaji sudah masuk ke rekening mendadak turun karena kelakuan Reinaldy seharian ini yang berhasil membuatnya emosi. Claire harus pulang lebih dulu karena kalau ia terlambat maka ia akan berpapasan dengan Reinaldy pasti pria itu akan menagih ucapannya. Claire tadi akhirnya mengiyakan ajakan Reinaldy. Bukaann... Bukan karena Claire akhirnya mengikuti keinginan pria itu tapi agar pia itu cepat angkat kaki dari dalam ruangan kerjanya karena Claire khawatir ada orang lain yang mendengar percakapan mereka atau ada orang lain yang masuk dan kaget melihat mereka berdua ada di dalam. Claire tidak mau terlibat apapun diluar urusan pekerjaan dengan Reinaldy. Kejadian di masa lalu cukup memberinya pelajaran yang sangat berarti. Namun Claire bisa berencana tapi akhirnya Reinaldy juga yang menentukan. Claire lupa kalau Reinaldy adalah seorang Algantara dan pria itu bukan pria bodoh yang tidak bisa membaca niat Claire. Reinaldy sudah menunggu wanita itu di dalam mobilnya yang sengaja ia parkir di depan lobby utama kantor sehingga ia dengan mudah bisa mengawasi kemunculan Claire dan benar saja firasat Reinaldy. Claire pulang dengan langkah cepat keluar dari gedung kantor padahal jam pulang baru lewat beberapa menit. Reinaldy terkekeh tanpa sadar melihat tingkah wanita itu dan perlahan Reinaldy mengikuti Claire hingga ia bisa melihat bagaimana wanita itu berlari-lari kecil menuju stasiun kereta. Reinaldy melihat Claire sudah tidak berlari ketika ia sudah berada jauh dari kantor dan disitulah Reinaldy menampakkan diri dengan berhenti tepat di sisi Claire sambil membunyikan klakson mobilnya membuat wanita itu berjengkit kaget. Reinaldy menurunkan kaca mobilnya membuat wanita itu membulatkan matanya ketika menatap dirinya dan Reinaldy tidak mampu menyembunyikan senyumnya melihat ekspresi Claire itu. "Ayo, Masuk, Claire... Kamu sudah menyetujui ajakanku untuk makan malam bersama." Claire mengumpat dalam hatinya melihat orang yang sangat tidak ingin ia lihat itu. Claire sedang berpikir bagaimana caranya melarikan diri tapi bunyi klakson dari mobil belakang membuat Claire akhirnya terpaksa masuk ke dalam mobil itu. "Saya tau kamu akan kabur jadi saya sudah menunggu kamu di depan lobby kantor bahkan sebelum jam pulang, Claire..." Claire menghela nafas panjang, "Saya tidak benar-benar menyetujui ajakan bapak tadi. Saya hanya ingin bapak cepat pergi dari ruangan kerja saya." Akhirnya Claire memilih jujur. Claire sudah berusaha menghindar tapi Reinaldy ini seperti sejenis pria yang tidak akan menyerah dan Claire sepertinya salah strategi memikirkan kalau ia harus menjaga sikap agar ego pria itu tidak terluka. Reinaldy dengan santai menggangguk dan menjawab, "Aku tau makanya aku pun menunggu kamu di lobby kantor sebelum kamu kabur begitu saja. Aku benar-benar serius mau memulai semua dari awal Claire. Berteman. Cukup dengan berteman." Claire menghela nafas panjang dan memilih diam. Percuma merespon karena pria disebelahnya itu pun terlalu keras kepala dengan keinginannya padahal keinginan pria itu tidak sejalan dengan keinginan Claire. Claire memilih membiarkan Reinaldy melakukan apa yang ia mau untuk malam ini dan berharap semua urusannya dengan pria itu selesai dengan segera. Reinaldy mengajak Claire makan malam di sebuah restoran Jepang lalu setelah selesai Reinaldy mengantarkan Claire pulang ke Flatnya. Menurut Claire tidak ada yang istimewa dan hanya sebuah keterpaksaan yang membuatnya melakukan keinginan anak pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Claire memasuki gedung flatnya dan perlahan suasana hatinya membaik mengingat hari ini adalah hari gajiannya. Hari gajian mengingatkannya kalau ia bisa membayar sewa flatnya besok. Bagi seorang karyawan, gajian adalah hal yang paling di tunggu-tunggu termasuk Claire. Namun pada kasus Claire uang hasil kerja kerasnya dengan cepat menguap untuk menutupi hutang-hutang ulah dari Mama Judith. Claire mendapatkan uang yang cukup banyak dari hasil kerja kerasnya selama sebulan namun uang itu masih terasa kurang untuk membayar hutang-hutang Mama Judith dan juga memenuhi kehidupan mereka berdua. Claire satu-satunya yang mencari penghasilan dan Mama Judithlah yang membuat hasil kerja kerasnya habis sia-sia. Claire sendiri sudah lelah didatangi oleh para pesuru Haves. Setiap ada uang pasti langsung ia gunakan untuk membayar hutang-hutang yang timbul karena ulah Mamanya itu. Mama Judith sudah tidak tertolong lagi dan Claire kadang lelah memberi tau mamanya itu. Wanita paruh baya itu sudah tidak bisa meninggalkan kebiasannya untuk mempertaruhkan uang hasil kerja kerasnya di meja judii. Wanita paruh baya yang harusnya menyadari bahwa mungkin usianya tidak lama lagi sehingga ia perlu mulai mempersiapkan hal-hal baik yang mungkin bisa membawanya ke surga nanti itu seakan tidak perduli. Langit sudah gelap namun tidak menyurutkan langkah orang yang rajin mendatanginya. Pintu flatnya diketuk. Jangan tanya bagaimana anak buah Haves bisa mendapatkan akses menuju flatnya. Flatnya itu hanya flat sederhana tanpa pengawasan ketat. Claire sudah hafal siapa yang mengetuk pintu flatnya sehingga Claire mengambil uang yang sudah ia persiapkan dan begitu membuka pintu, Claire langsung menyodorkan uang itu. Dalam sekejap waktu sepauh gajinya lenyap begitu saja. Pria bertubuh besar dengan pakaian khas preman dengan tato dilengannya itu tersenyum puas menerima uang dari tangan Claire sambil berucap, "Bulan depan bayar lebih besar, Claire. Hutang Mamamu tidak akan lunas-lunas kalau kamu bayar sekecil ini sementara Mama kamu terus berhutang pada Haves." Claire mengabaikan ucapan itu dan langsung menutup pintu flatnya. Sebenarnya bukan jumlah uang yang dibayar yang harus diubah. Kebiasaan mamanya berjudilah yang harus diubah. Hutang-hutangnya tidak akan selesai kalau Mamanya terus berjudi dan meminjam uang pada Haves. Jumlah hutang Mamanya akan semakin menggunung dan rasanya Claire ingin kabur dari mamanya sendiri dan membiarkan wanita itu hidup seorang diri. "Aku pergi." Claire yang sedang melangkahkan kakinya menuju kamarnya pun spontan memutar tubuhnya menatap mamanya yang sudah rapih dengan dressnya. Claire pun mengerutkan alisnya, "Mama mau kemana dengan pakaian seperti itu?" Mama Judith nampak percaya diri dengan pakaiannya dan berputar-putar menunjukkan penampilannya hari itu. "Aku mau pergi ke pesta yang diadakan oleh salah satu temanku. Aku akan bersenang-senang." Claire memandang mamanya dengan tatapan waspada, "Jangan membuat masalah, Ma. Mama sudah banyak membuat masalah dan aku sudah tidak sanggup menyelesaikan masalah-masalah yang mama buat." Mama Judith mendengus. "Aku tidak akan membuat masalah kalau mereka tidak mencari masalah denganku terlebih dahulu." Mama Judith pergi begitu saja saat Claire memijit pelipisnya spontan. Mama Judith selalu mengatakkan hal itu namun pada akhirnya akan selalu ada yang menghubungi dirinya dan memberi kabar bahwa mamanya membuat masalah dan berujung utangnya semakin menumpuk dan hampir mencekik lehernya. Claire ingin sekali meninggalkan mamanya. Namun hati kecilnya selalu berucap kalau dirinya lahir karena Mama Judith. Mereka saling berkaitan satu sama lain. Di saat wanita seumurannya sudah fokus membangun kehidupan dengan menjalin hubungan dengan lawan jenis, Claire masih terpaku dengan kehidupannya saat ini. Mama Judith membuat Claire berat untuk melangkah karena ia tidak mau ada orang lain yang menjadi korban dari kelakuan minus Mamanya itu. Claire tidak mau kalau nantinya masalah hidupnya bertambah karena pria yang dekat dengannya keberatan dengan kelakukan Mamanya itu. Tidak ada yang tahan dengan Mama Judith. Claire pun sebenarnya begitu tapi hati kecilnya melarangnya meninggalkan Mama Judith begitu saja. Claire menjalani harinya dengan membersihkan flat kecilnya lalu mencuci pakaian yang belum dicuci lalu ia wanita itu merebahan dirinya di sofa usang dalam flatnya sebelum sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Datang ke alamat ini! Mamamu kembali membuat masalah dan kali ini dia terancam dipenjara, Claire! Claire mengumpat kencang dan langsung melompat dari posisinya kemudian menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan segera. Claire membaca alamat yang dikirim dan menggunakan transportasi umum menuju alamat itu dengan segera. *** Claire tau Mamanya itu selalu membuat masalah karena itulah fakta yang sudah terjadi selama ini. Claire tau Mamanya itu tidak bisa sebentar saja diam tanpa membuat sebuah masalah baru yang akhirnya melibatkan dirinya. Claire tertegun ketika sampai di sebuah rumah besar yang jelas-jelas milik orang dari kalangan berada. Dengan kaki gemetar Claire melangkah masuk dan mendapati orang suruhan Haves lalu wanita itu spontan mengikuti orang yang terasa familiar dimatanya itu. "Mamamu memang sumber masalah, Claire. Dia mencuri untuk mendapatkan undangan masuk ke acara ini lalu sekarang mengacaukan sebuah pesta. Kamu harus mengumpulkan banyak uang untuk membayar ganti rugi gaun limited edition milik Tuan rumah sekaligus pemilik mansion ini yang rusak karena ulah Mamamu, Claire." Ucapan pria suruhan Haves benar-benar membuat tubuh Claire mendadak menggigil ketakutan. Ia harus menganti gaun limited edition? Ya Tuhan.. Apa yang harus Claire lakukan setelah ini... "Mamamu harus mendekam di penjara dalam waktu yang sangat lama kalau kalian tidak mampu membayar ganti rugi itu Claire..." Claire memejamkan matanya sejenak. Otaknya mendadak macet. Claire tidak mempunyai uang yang banyak yang bisa membayar ganti rugi sebuah gaun limited edition. Ia hanya seorang karyawan biasa dengan penghasilan yang setengah penghasilannya sudah digunakannya untuk membayar hutang. Ia tidak memiliki uang lagi. Claire memasuki sebuah ruangan dan di tengah-tengah ruangan mamanya sedang diikat disebuah kursi dengan kondisi berantakan mengenaskan dengan seorang wanita berdiri angkuh dengan wajah emosi dan jelas gaun wanita itu nampak mengenaskan. Gaun cantik itu robek hingga menampilkan kaki jenjang wanita yang memakai gaun itu. Hanya dengan melihatnya saja Claire percaya gaun yang dirusak Mamanya itu bernilai mahal. Tidak heran kalau orang suruhan Haves bilang kalau gaun itu limited edition karena yang menggunakannya pun sang pemilik acara yang juga pemilik mension megah tempatnya berada saat ini. Claire bahkan hanya mampu diam karena syok. Telinga Claire mendadak berdengung mendengar jumlah uang yang harus ia keluarkan untuk mengganti gaun yang sudah di rusak oleh mamanya itu. Secara kasat mata, Claire bisa menilai kalau gaun yang rusak itu memang bukan sebuah gaun murah. Ia melihat bagaimana adanya taburan batu berkilau di gaun itu yang membuat gaun itu terlihat mewah dan kini gaun itu rusak dan kerusakan itu karena ulah mamanya. "Bawa uang itu tiga hari lagi kesini atau Mamamu akan mendekam di penjara. Sampai kamu bisa membawa uang itu... Sementara waktu mamamu akan menjadi penghuni penjara itu..." ucap Wanita itu sambil menunjuk ruangan gelap dengan jeruji besi yang ada di dekat mereka. Claire memandangi mamanya dengan pandangan terluka. Tidak cukupkah label yang mamanya berikan selama ini? Claire sudah menjadi seorang anak hasil perselingkuhan, seorang anak dari wanita yang hobi berjudii dan kini mamanya masih mau membuatnya memiliki label menjadi anak dari seorang narapidana? Claire pulang dengan wajah lesu. Wanita itu memilih jalan kaki sambil menikmati angin malam yang terasa menusuk kulitnya. Claire tertawa miris mengingat apa yang terjadi tadi dan bagaimana percakapan terakhirnya dengan mamanya tadi. Wanita dengan gaun rusak karena ulah mamanya itu pun keluar dari ruangan itu. Tali yang mengikat tubuh Mama Judith di kursi dilepaskan. Wanita paruh baya itu mengenaskan. Wajah Mama Judith memar entah karena pukulan atau apa. Mama Judith berusaha melawan hingga seorang pria bertubuh besar khas orang suruhan memukul mamanya membuatnya terkesiap kaget dan menutup mulutnya sendiri. Mamanya terus berusaha melawan namun para penjaga itu memegangi tubuh mamanya dengan kuat hingga wanita paruh baya itu mau tidak mau harus mengikuti langkah para pria bertubuh besar itu. Mamanya masuk ke dalam jeruji besi dan Claire merasa hatinya diremas begitu kuat melihat kejadian yang sedang terjadi. "Cari uang bagaimanapun caranya! Bebaskan aku dari wanita sialan itu!" "Jumlah uang itu terlalu besar bahkan dengan gajiku saja tidak bisa membayarnya, Ma!" "Jual tubuhmu di club! Mereka akan membayar mahal untuk wanita yang belum tersentuh seperti kamu! Sudah aku katakan menjual diri akan mendapatkan banyak uang tapi kamu malah dengan bodoh bekerja dikantor! Cepat ke club dan layani pria disana!" Claire mengepalkan tangannya. Claire sudah lelah. "Aku tidak punya uang sebanyak itu dan aku tidak mau melakukan apa yang mama katakan tadi... Kali ini mama harus bertanggung jawab sendiri karena mama yang membuat masalah ini..." "Anak sialan! Aku melahirkan kamu bukan untuk melakukan ini! Kalau aku tidak melahirkan kamu, kamu tidak mungkin bisa hidup di dunia ini!" Saat itu Claire berusaha mematikan fungsi pendengarannya dang pergi meninggalkan ruangan itu dengan tubuh yang mati-matian ia pertahankan tetap sadar. Claire sudah lelah dengan kelakuan mamanya tapi bisakah ia bertahan dengan pemikirannya kali ini? Bolehkah Claire egois kali ini saja? Claire selama ini selalu membereskan masalah yang mamanya buat tapi untuk kali ini bolehkah Claire menutup mata dan membiarkan mamanya bertanggung jawab atas apa yang sudah wanita paruh baya itu lakukan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD