Ketika Ana membuka mata pagi ini ada rasa bahagia dan malu yang ia rasakan secara bersamaan. Itu semua karena ciumannya dengan suaminya tadi malam. Mengingat hal itu dia jadi malu sendiri sampai menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Semalam, ciuman mereka kembali terulang saat mereka akan berpisah untuk masuk ke kamar masing-masing. Tentu saja Andre yang memulainya. Ciuman mereka terhenti karena dering ponsel yang berada di saku celana Andre. "Siapa?" Tanya Ana setelah suaminya mengambil ponsel. Dahi Andre berkerut melihat sang penelpon. "Mama video call." "Angkat teleponnya. " Andre mengiyakan setelah itu tampak wajah ibunya di layar ponsel dan Alif yang menangis dalam gendongannya. "Cepetan kesini, anak kamu nangis terus cari'in mamanya." Kata mama sambil mencoba men