3 - Bunga Udumbara

1229 Words
"Hati-hati! Kabut ini sepertinya bergerak dengan cara tak biasa! Sangat berbeda dengan yang selama ini selalu kulihat!" Seru Cecilia, memberi peringatan seraya menarik bahu Arthur. Tepat ketika Cecilia menarik bahu Arthur, sehingga membuat Arthur mundur beberapa langkah kebelakang, kabut biru muda menerjang ditempat sebelumnya Arthur berdiri. "Hmmm… Itu seperti punya kehendak sendiri!" Gumam Arthur saat melihat pergerakan tak biasa kabut biru muda di hadapannya. "Kabut ini menutup semua akses menuju keluar! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Cecilia. "Aku sendiri juga tak tahu! Lagipula kita juga tak bisa memastikan efek apa yang akan terjadi bila terkena kabut itu!" Jawab Arthur. Situasi kemudian berubah hening saat Cecilia dan Arthur hanya melihat kedepan pada kabut biru muda yang saat ini juga tiba-tiba berhenti bergerak ketika sudah berada di lokasi tempat Arthur sebelumnya berdiri. Karena keterbatasan informasi tentang kabut aneh berwarna biru muda yang menghadang di depan, situasi hening akhirnya bertahan untuk beberapa waktu, baik Arthur maupun Cecilia tak tahu apa yang harus mereka perbuat. Sampai kemudian, Arthur tiba-tiba merasa sebuah ketukan kuat yang berasal dari dalam Spacial Ringnya. Ada sesuatu yang tersimpan di dalam Spacial ring tersebut yang saat ini tampak memaksa keluar. Merasakan hal ini, Arthur yang menjadi heran, dengan segera memasukkan kesadarannya kedalam Spacial Ring untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi. Dan ketika kesadaran Arthur sudah berada di dalam Spacial Ringnya, kini ia dapat melihat, Jubah Bayangan yang merupakan satu dari tiga item bentuk manifestasi panglima perang Lord Kegelapan miliknya, kini sedang bergerak acak naik turun di dalam ruang Spacial Ring. Beberapa kali menggedor keras formasi segel yang terpasang di dalam ruang tersebut. Tampak benar-benar ingin terbang keluar. "Hmmm… Ini seperti kejadian Rantai Hantu sebelumnya!" Gumam Arthur, saat melihat pergerakan Jubah Bayangan di hadapannya. "Jangan bilang Kabut Biru muda yang ada diluar memiliki suatu Chi khusus sejenis Chi kuno rasa takut, sehingga memicu Jubah Bayangan menjadi seperti ini!" Ucap Arthur. Merasa pemikirian yang ada di dalam benaknya saat ini kemungkinan besar tepat. Arthur sekarang justru menjadi sedikit ragu. Ragu apakah harus menambah tekanan formasi dalam Spacial Ring agar Jubah Bayangan tak bisa keluar, atau membiarkan saja Jubah Bayangan ini terbang keluar. Rasa ragu Arthur sendiri di dasari oleh beberapa sebab, pertama karena ia sendiri tak tahu efek apa yang akan terjadi saat Jubah Bayangan terbang keluar dan menyerap Chi kuno dalam Kabut Biru muda. Bisa saja setelah Jubah Bayangan menyerap Chi kuno, item ini justru akan melarikan diri, tak menganggap atau mengakui Arthur sebagai Master layaknya Rantai Hantu. Karena dari pengetahuan asing yang tiba-tiba di dapat Arthur setelah melakukan kontrak dengan Rantai Hantu, ia menjadi tahu bahwa setiap panglima perang dari Lord Kegelapan, memiliki sifat yang berbeda-beda. Sifat ketiga makhluk ini, cenderung sangat eksentrik dan aneh. Tak bisa di tebak. Selain fakta diatas, faktor kedua yang membuat Arthur menjadi ragu adalah, meskipun Jubah Bayangan pada akhirnya akan memilih ia sebagai Master layaknya Rantai Hantu, tapi ia benar-benar masih tak siap untuk harus pergi kedimensi lain seperti ketika membuat kontrak dengan Rantai Hantu. Sebuah dimensi yang sangat menguras energi mental. Cukup berbahaya bila saja Arthur tak memiliki mental kuat. Tekanan mental mengerikan yang tercipta dari di dalam dimensi lain tersebut, bisa saja membuat Arthur berakhir gila bila kondisi mentalnya tak cukup kuat. Saat ini, Arthur yang masih mempertahankan kesadarannya di dalam Spacial Ring. Tampak sedang berfikir keras untuk beberapa saat, sampai kemudian ekspresi wajahnya berubah teguh. Terlihat telah memutuskan sesuatu. "Untuk mencapai puncak tertinggi, kita harus berani mengambil resiko dan menyambar setiap kesempatan yang ada di hadapan kita!" Gumam Arthur tiba-tiba. Berbicara dengan dirinya sendiri. Bersamaan dengan perubahan ekspresi wajahnya, dan setelah ia mengatakan kalimat gumaman tersebut, Arthur segera menarik kembali kesadarannya ke dunia nyata. "Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Cecilia, saat tiba-tiba merasakan suatu aura aneh, kini memancar keluar dari dalam tubuh Arthur. "Menyambar kesempatan!" Jawab Arthur singkat, seraya mengibaskan tangan kanannya. Dan bertepatan dengan kibasan tangan Arthur, Jubah Bayangan melompat keluar dari dalam Spacial Ring yang terpasang di jari telunjuk tangan kanannya. Jubah Bayangan yang sudah berada di dunia luar, kini dengan cepat segera terbang menuju hamparan kabut biru muda yang berada di hadapan Arthur. *Woooshhhh….!!! Setelah berada di dalam selubung kabut biru muda, Jubah Bayangan yang selama ini bagaikan item sederhana yang tak memiliki riak Chi apapun, terlihat sangat senyap, kini berubah seperti makhluk ganas kelaparan yang bertemu mangsa, item ini yang telah sepenuhnya di selubungi kabut biru muda, segera melanjutkan aksinya dengan mulai menyerap kabut yang ada disekitarnya. Menyerap dengan kecepatan sangat tak masuk akal. Seperti sedang memakan dengan lahap kabut yang ada di sekitarnya. Dan begitu kabut yang mengelilinginya tampak sudah mulai menipis, Jubah Bayangan bergerak peralahan ke tempat lain dimana hamparan kabut masih cukup tebal. Begitulah seterusnya, Kabut Bayangan terus bergerak menyerap dengan lahap selubung kabut disekitar, tampak seperti makhluk yang tak punya batas rasa kenyang. Disisi lain, Arthur dan Cecilia, tak terlalu banyak melakukan apapun, mereka hanya bergerak mengikuti kemanapun Jubah Bayangan terbang selama proses menyerap kabut-kabut disekitar mulut gua. Peristiwa tersebut berlanjut dalam waktu ke waktu, menyebabkan kabut yang menutupi mulut gua, saat ini telah benar-benar habis, diserap seluruhnya oleh Jubah Bayangan. Dan seperti belum puas dengan kabut yang ada di mulut gua, Jubah Bayangan terbang keluar gua, meneruskan untuk menyerap kepulan kabut yang terhampar lebih banyak lagi di luar gua. "Hmmmm… Apa benar-benar tak masalah membiarkannya terus menerus menyerap kabut-kabut itu?" Tanya Cecilia, kini tampak menjadi waspada saat melihat aura yang terpancar dari dalam Jubah Bayangan, menjadi lebih kuat dan intens, terasa sangat menyesakkan. "Entahlah! Sudah terlanjur sejauh ini, jadi biarkan saja!" Jawab Arthur asal-asalan. "Kau terlalu santai! Apakah tak terasa menyesakkan untukmu aura mengerikan yang keluar dari dalamnya? Benda macam apa sebenarnya yang kau keluarkan itu?" Tanya Cecilia lagi. "Hmmm… Sudah! Jangan banyak tanya! Cukup lihat saja!" Dengus Arthur, meskipun ia sebenarnya juga sama khawatir dengan Cecilia karena merasa tekanan menyesakkan yang keluar dari dalam Jubah Bayangan. Tapi ia memilih untuk mencoba bersikap sok keren dan tenang. Mendengar jawaban Arthur, Cecilia hanya mendengus pelan untuk sesaat, sebelum kembali menatap dengan tatapan waspada Jubah Bayangan yang saat ini masih terbang kesana kemari. Dengan lahap menyerap hamparan kabut biru muda di sekitarnya. Arthur dan Cecilia terus mengikuti pergerakan Jubah bayangan sampai kemudian mereka tiba di suatu tempat yang memiliki ketebalan kabut tak biasa. Tempat yang membuat Jubah Bayangan semakin menggila dalam proses menyerap kabut di sekitar. Dan ketika kabut pada akhirnya benar-benar telah menipis hampir habis. Arthur dan Cecilia kini mulai dapat melihat lokasi sekitar dengan jelas. Dimana merupakan sebuah danau aneh yang berada di tengah deretan perbukitan gersang. Di tengah danau ini sendiri, terdapat hamparan tanah membentuk sebuah pulau kecil yang hanya memiliki satu tumbuhan hidup diatasnya. "Tumbuhan yang sangat aneh!" Gumam Arthur saat melihat bentuk tumbuhan yang hidup di atas pulau kecil tersebut. Tumbuhan ini memiliki banyak daun merambat yang mengelilingi dahannya, sementara dahan dari tumbuhan tersebut, tumbuh sangat tinggi meskipun bentuknya sangat kecil dan tipis. Diatas dahan, tumbuh kelopak bunga raksasa berwarna biru muda. Pemandangan menjadi aneh saat dahan kecil nan tinggi yang menopang kelopak bunga raksasa, terus bergoyang secara perlahan seperti di tiup angin. Disisi lain, saat Arthur masih merasa heran dengan bentuk tumbuhan tersebut, Cecilia yang berdiri di sampingnya, kini memasang ekspresi tertegun. Cenderung takut. "Tidak salah lagi! Tumbuhan itu pasti adalah Demonic Plant yang langka! Salah satu variant bunga Udumbara yang legendaris!" Ucap Cecilia, dengan seluruh tubuh mulai bergetar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD