4 - Pemikiran Tertentu

1211 Words
"Bunga Udumbara?" Mendengar kalimat akhir disampaikan oleh Cecilia, raut wajah Arthur lekas menampilkan kerutan. Tampak terkejut, juga tampak seperti mengetahui nama dari baru disebut oleh gadis disebelahnya. "Kau tahu tentang Variant Demonic Plant Legendaris ini?" tanya Cecilia, mampu menangkap perubahan ekpsresi Arthur. "Hmmm…. Ya! Satu dua pengalaman masa lampau!" balas Arthur. "Meski tak pernah melihat secara langsung bentuknya, tapi aku cukup paham Kristal Plant dari makhluk ini, akan dapat dimanfaatkan untuk hal luar biasa!" lanjut Arthur. Pengalaman masa lampau dimaksud oleh Arthur, tentu adalah masa kehidupan sebelumnya di Gaia Land. Dimana dalam perjalanan tertentu, ia melihat Sang Mentor mendapatkan Kristal Plant dari Variant Bunga Legendaris ini. "Kristal Plan? Dimanfaatkan?" gumam Cecilia, menatap aneh wajah Arthur. "Apa sedang kau bicarakan? Bunga Udumbara, adalah satu dari beberapa hal berbahaya di Tartarus Land yang harus dihindari!" "Itu merupakan aturan tak tertulis bagi tiap Hunter jika kebetulan bertemu dengan makhluk ini!" lanjut Cecilia. Nona Muda Klan Iron Eagle, seperti menangkap maksud atau niat tertentu dari pemilihan kalimat sempat diucap oleh Arthur. Lekas menjadi cemas. "Hmmmm…. Dihindari?" gumam Arthur. Menatap balik wajah Cecilia. "Itu aku yang seharusnya bertanya! Apa sedang kau bicarakan?" lanjut Arthur. "Kenapa aku malah harus menghindar atau mengabaikan saat harta besar, datang dengan sendirinya tepat didepan mata?" Tatapan Arthur, kini kembali untuk Bunga Udumbara. "Konyol!" "Aku akan ditertawakan dewa atau bahkan setan jika melakukan itu!" "Tunggu saja disini!" tutup Arthur. Sepenuhnya mengabaikan Cecilia, Arthur bahkan tak menunggu Nona Muda Klan Iron Eagle tersebut sempat menyampaikan tanggapan apapun sebelum lekas melompat kedepan pasca kalimat penutup ia sampaikan. "Hei….! Dasar i***t!" bentak Cecilia. Sekedar bisa menampilkan raut wajah cemas menatap punggung Arthur. Arthur sendiri, jelas tetap pada pendirian, mengabaikan seruan cemas bercampur kesal Cecilia. Mengambil beberapa langkah untuk lebih dekat dengan posisi Bunga Udumbara. Bergerak dipandu oleh Jubah Bayangan yang bertahan menyerap sebaran kabut biru muda untuk membuka jalan. "Hmmm…! Kurasa ini sudah jarak paling bagus!" gumam Arthur. Mempertajam tatapan lurus kedepan. Melakukan pemindaian cepat guna menganalisis tiap sudut ruang yang ada dihadapannya. Semakin bergerak pada bagian dalam celah perbukitan lokasi Bunga Udumbara tumbuh, sebaran kabut biru muda, juga bertambah pekat menyelubungi wilayah sekitar. Jubah Bayangan, layaknya makhluk buas kelaparan semakin liar menyerap kabut biru muda pekat. Sumber dari aliran kabut biru muda sendiri, terletak pada sudut tertentu sisi dinding celah perbukitan. Dimana tampak sebuah Bunga dengan tangkai tipis memanjang, terus bergoyang dalam alunan lirih nan aneh. Semakin aneh berkembang menyeramkan saat suara seperti tangisan, terdengar dari kelopak Bunga Raksasa berwarna sepenuhnya biru bersih pada ujung atas tangkai tipis. Arthur tak tahu jenis atau Variant Bunga Udumbara apa kini sedang ia tatap, tak memiliki cukup informasi untuk itu. Satu yang pasti, gejolak atau hasrat ingin memiliki, berkembang semakin membuncah didalam jiwanya saat ia berhasil semakin dekat menatap langsung wujud Demonic Plant Legendaris ini. Sempat bertahan diam sekedar mengamati, Arthur tak lagi menunda untuk melanjutkan. Bergerak dengan langkah teratur sembari mengarahkan Jubah Bayangan yang melindungi dengan melemahkan sebaran Kabut biru muda. Sampai kemudian, ketika telah berada dijarak dekat tertentu, Jubah Bayangan melakukan aksi manuver tiba-tiba yang cukup mengejutkan Arthur. Tak lagi melayang perlahan, itu bergerak melesat cepat mencapai tanah tepat dimuka bergoyang lirihnya tangkai memanjang Bunga Udumbara. "Hei…! Jubah!" seru Arthur, kesal sendiri dengan manuver mendadak item misterius miliknya itu. Lekas mengikuti dengan menambah kecepatan gerak. *Woooshhhh….!!! Menyambut seruan Arthur, Jubah Bayangan seketika justru mulai menyebar deru aliran Chi terasa sangat kuno. Aliran Chi kuno yang berpendar semburat kesegala arah. Sempat menyebar untuk beberapa saat, aliran Chi kuno, seketika tertarik kembali untuk bergabung dalam alunan kabut biru muda, seolah bergerak menyatu dengan sebaran kabut milik Bunga Udumbara tersebut. *Wuuungg…!!! Kejadian selanjutnya, Jubah Bayangan mengeluarkan sebuah suara dengunan keras nan mendalam. *Woooshhhh….!!! Seperti tanpa batas, Item Misterius manifestasi Lord Kehampaan, salah satu Panglima Lord Kegelapan, mulai lahap menyerap seluruh sebaran kabut biru muda yang memenuhi celah perbukitan. "Ohhh, terlihat bagus…!" gumam Arthur. Mengomentari progres dari aksi Jubah Bayangan. Selepas bergumam, Arthur yang tampak seperti baru mendapat ide tertentu, membuat aksi mengetuk Ranah Jiwa-nya. "Hmmm….! Apalagi sekarang?" Barbatos, melompat keluar dari dalan tatto segel Hell Orb untuk melayang dihadapan Arthur. Terpanggil atas aksi mengetuk tadi dilakukan oleh Arthur. "Hehehe, sekedar ingin menanyakan beberapa hal, ide tertentu!" balas Arthur, tersenyum canggung sebagai tanggapan atas kalimat kesal Barbatos. "Menurutmu, apakah ada cara atau peluang bisa digunakan untuk memindahkan hal luar biasa ini di dalam Spacial Ringku!" tanya Arthur. "Memindahkan Bunga Udumbara kedalam Spacial Ring?" gumam Barbatos. "Hal seperti itu, cukup sulit dilakukan, tapi tak sepenuhnya mustahil! Hanya saja, perlu satu dua penyesuaian!" lanjut Barbatos. "Penyesuaian?" tanya Arthur. "Ya! Spacial Ringmu perlu disesuaikan untuk ditingkatkan lebih jauh kapasitas serta kualitasnya!" tanggap Barbatos. Sebelum mulai menampilkan raut wajah tak sabar. "Repot menjelaskan! Lebih baik langsung saja! Beri aku akses untuk masuk kedalam Spacial Ringmu!" lanjut Barbatos. "Hmmm…" Sempat menampilkan raut wajah ragu, Arthur akhirnya memutuskan untuk percaya, membuka akses bagi Barbatos memasuki Spacial Ring miliknya. "Jangan lakukan hal aneh atau macam-macam didalam sana! Juga jangan sentuh apapun barang milikku!" ucap Arthur. "Cerewet! Kau cuma memiliki sampah! Aku sama sekali tak tertarik dengan item dari Realm kelas rendah!" dengus Barbatos. Sebelum sosoknya, seketika lenyap. *Wuuungg…!!! Tak butuh waktu terlalu lama dari pertama sosok Barbatos menghilang, sampai sebuah suara dengungan keras yang dibarengi dengan riak liar kobar Hell Fire, muncul untuk meluap dari dalam Spacial Ring Arthur. "Ehhh… Apa-apaan ini?" gumam Arthur. "Sudah selesai!" Arthur masih mengamati kobaran Hell Fire ketika sosok Barbatos, kembali muncul. Tampak telah menyelesaikan apapun itu perlu ia lakukan didalam Spacial Ring. "Sudah selesai?" gumam Arthur. Lekas coba melempar kesadaran untuk melihat kedalam Spacial Ring. "Apa-apaan?" Selesai memeriksa, sorot mata Arthur melebar. Memasang raut wajah terkejut. "Apa sudah kau lakukan didalam sana makhluk sialan!" bentak Arthur. "Hmmmm… Tidak ada waktu untuk memberi penjelasan sekarang!" balas Barbatos. Masih bertahan menampilkan wajah tak peduli melihat ekpsresi kesal Arthur. "Selesaikan saja dulu urusan didepan! Lagipula, itu kau sendiri yang meminta! Juga secara rela memberi akses!" lanjut Barbatos. "Hmmm… Makhluk sialan! Kalian memang tak bisa dipercaya!" dengus Arthur untuk terakhir kalinya. Bagaimanapun juga, tampak sudah cukup terlambat untuk mengeluh. Sekedar bisa mengambil pelajaran lain waktu lebih berhati-hati dalam berinteraksi dengan Barbatos. "Ruang khusus sudah kusiapkan seperti apa yang kau mau! Sekarang, itu bisa digunakan untuk menampung Bunga Udumbara!" ucap Barbatos. "Jadi, berhenti mengoceh! Segera saja beraksi! Aku ingin melihat hiburan, juga cukup penasaran bagaimana kau akan menangani ini!" tutup Barbatos. Menampilkan raut wajah congkak. "Bagaimana aku akan mengurus? Bukankah tinggal melempar saja kedalam jika memang semua telah kau siapkan!" balas Arthur. "Melempar?" gumam Barbatos. Mengerutkan kening. Tampak masih tak dapat menangkap maksud dari kalimat baru dilempar oleh Arthur. Namun, tepat ketika Barbatos masih mengerutkan kening, coba memahami, pada sudut lain, Arthur yang kini menjadi pusat perhatiannya, melakukan sebuah aksi yang seolah menjawab semua pertanyaan. "Bunga Udumbara! Aku datang…!" Melesat kedepan dengan gerak tampak gegabah, Arthur yang kini juga meneriakkan seruan terdengar kekanakan, seketika mengaktifkan tatto segel kuno membelenggu tubuhnya. Tatto segel kuno dari Rantai Hantu. Salah satu manifestasi Panglima Lord Kegelapan. Panglima Ketakutan. Bersama gerak menerjang Arthur telah sampai pada jarak tertentu dengan Bunga Udumbara, Rantai-rantai hitam, lekas terbentuk instan, menyebar luas untuk kemudian melayang perlahan disekitar tubuh Sang Putra Kegelapan, terikat dalam satu simpul terpasang pada area d**a. "Hmmmm… Menarik! Melemahkan dengan Jubah Bayangan, untuk kemudian melanjutkan aksi menangkap dengan Rantai Hantu?" gumam Barbatos, mengomentari aksi yang tampak hendak akan dijalankan oleh Arthur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD