BAB 23Wajah Azizah bersemu ketika mendengar apa yang disampaikan oleh Umi Zubaidah dan Abi Firdaus tentang niatan Airlangga yang akan melamarnya. Air mata menitik penuh haru, akhirnya penantiannya selama ini berbuah manis. “Alhamdulilah, Umi!” Azizah menyeka sudut matanya yang basah. “Semoga lancar sampai harinya, ya, Sayang!” Umi Zubaidah mengusap lembut pucuk kepala putrinya lalu memeluknya penuh sayang. Dia pun begitu bahagia melihat binar bahagia terpancar dari sorot netra putri kesayangannya. Abi Firdaus tampak lega, akhirnya putri semata wayangnya akan beralih tanggung jawab pada sosok menantu idaman semua orang. Bukan hanya kaya, akan tetapi bijak dan juga memahami ilmu agama. “Umi, aku mau ngabarin Mbak Ines dulu! Dia pasti seneng denger kabar bahagia ini!” Azizah menyeka air m