Moni dan Merlin menganggukkan kepalanya, mereka setuju dengan usulan dari Herman, membuat pernikahan ini tertutup agar tak menjadi kontroversi dengan mengadakan menikah dengan dua gadis sekaligus. Moni dan Merlin tidak mau gagal menikah dengan Rangga, walau dalam agama islam menikahi dua wanita sekaligus di perbolehkan, asalkan jangan wanita bersaudara atau sedarah. Diharamkan untuk menikah.
Sedangkan Moni dan Merlin adalah sahabat, tidak ada hubungan sedarah dan tidak bersaudara, maka mereka dibolehkan menikah dengan satu pria. Untuk Wali dan mahar berbeda tentunya. Tapi, Moni dan Merlin, sama-sama tidak memiliki keluarga lagi. Mereka sedari kecil tinggal di panti asuhan.
Keluarga Merlin meninggal karena kebakaran rumah Merlin, yang selamat hanya Merlin dan Moni kehilangan keluarganya akibat kecelakaan lalu-lintas dan hanya Moni yang selamat. Merlin terlebih dahulu memasuki panti asuhan beberapa bulan lebih dulu dari Moni, saat itu usia mereka sebelas tahun dan harus merasakan kehidupan sebatang kara.
“Kami tidak memiliki orangtua, kami dibesarkan di panti asuhan semenjak orangtua kami meninggal,” ucap Merlin.
“Kalian bersaudara?” tanya Herman langsung. Tidak mau anaknya menikah dengan wanita bersaudara, nanti pernikahan mereka menjadi pernikahan haram dan tidak sah.
Moni dan Merlin menggeleng, mereka memang seperti saudara, tapi, mereka bukan saudara. Mereka hanya sering bersama-sama sehingga banyak orang mengira mereka berdua mirip. Gaya rambut dan gaya berpakaian mereka juga seperti anak kembar.
“Kami tidak bersaudara, kami beda bapak dan ibu. Keluarga kami meninggal juga dengan cara berbeda,” jelas Moni diangguki oleh Merlin.
Herman mendesah lega, tidak mau pernikahan ini menjadi dosa pada akhirnya dan tidak sah, malah haram. Tapi, menikahi wanita bersaudara dianjurkan, asalkan istri pertama meninggal dan suami menikahi adik atau kakak almarhumah istri. Itu tidak akan menimbulkan dosa dan pernikahannya sah.
Tapi, kalau istri pertama masih hidup, walau sakit-sakitan, dan suami ingin menikahi adik atau kakak si istri, maka pernikahan itu tetap tidak sah dan haram. Sebaiknya kalau ingin mengambil tindakan, diusahkan bertanya atau membaca dari berbagai nara sumber sekarang. Bisa bertanya pada yang paham agama, bisa cari informasi di google, atau media lainnya.
“Alhamdulillah, kalian tidak bersaudara, saya kira kalian bersaudara. Karena kalian sangat mirip,” ucap Herman.
Moni dan Merlin tertawa mendengarnya. Bukan hanya ayah Rangga saja yang mengatakan mereka hamper mirip, banyak orang mengatakan mereka mirip dan mengira mereka adalah kembar. Moni dan Merlin setiap mendengar itu hanya tertawa dan tidak menyangka, orang-orang sebegitu penasarannya tentang mereka.
“Mungkin sedari kecil kami sudah bersama dan menjadi sahabat, makanya kami dikatakan mirip,” ujar Moni.
“Bisa jadi, nanti ijab qabul kalian dipisah saja jamnya. Siapa yang menjadi istri pertama?” tanya Santi menatap Moni dan Merlin secara bergantian.
Moni dan Merlin saling melirik. “Lebih baik Moni saja, karena Moni lebih tua dua bulan dari saya,”ucap Merlin.
Semuanya mengangguk setuju. Moni menjadi istri pertama dan Merlin menjadi istri kedua, karena permintaan dari Merlin sendiri yang ingin menjadi istri kedua dan Moni menjadi istri pertama. Rangga menerima saja siapa yang akan menjadi istri pertama dan istri kedua, Rangga sudah bersyukur memiliki kedua wanita itu sebagai istrinya.
Pasti banyak sekali nanti, karyawan pria di kantornya yang patah hati karena dua gadis yang menjadi primadona kantor menikah dengan Rangga keduanya. Tak jarang mereka akan menghujat Rangga dan mengatakan kalau Rangga menjebak dua gadis itu. Padahal kedua gadis itu sendiri yang melamar Rangga.
“Aku terserah yang mana menjadi istri pertama dan istri kedua, yang penting tidak akan menjadi masalah kemudian hari,” ucap Rangga mengambil minuman di atas meja dan meminumnya. Ia sangat haus saat kedua wanita itu melamarnya tadi dan mengatakan ingin menjadi istri Rangga.
Kalau tahu mereka mencintai Rangga dan tak masalah di poligami, Rangga akan melamar kedua gadis itu terlebih dahulu. Tapi, mereka tidak pernah mengatakan mencintai Rangga dan mau menjadi istri Rangga walau di madu.
Kedatangan Moni dan Merlin mampu membuat jantung Rangga mau copot. Karena Rangga baru pertama melihat wanita lebih dahulu melamar seorang lelaki. Dan wanita itu dengan lugasnya mengatakan, mau di poligami dan tidak masalah di madu.
“Kami tidak akan mempermasalahkannya kemudian hari. Lagian kami yang mau di madu dan di polgami,” ucap Moni.
Santi menggeleng, masih tidak percaya dengan yang didengarnya dan yang dilihatnya sekarang. Sudah wanita yang melamar dan mau di madu lagi. Memang zaman seperti sudah edan. Wanita saja dengan beraninya melamar lelaki, sedangkan lelaki hanya berani main celup lalu ditinggalkan. Tidak mau menghalalkan.
Sedangkan Moni dan Merlin, mengaku mencintai Rangga dari lama, dan mampu menahan nafsu mereka untuk tidak berpacaran dan tidak melakukan seks sebelum menikah. Walau Santi akan tetap mengatakan kedua gadis itu sudah gila dan mau-mau saja membagi suami.
Santi tidak akan mau di poligami, karena Santi tidak akan ikhlas melihat suaminya menikah dengan wanita lain dan bermesraan dengan wanita lain. Santi akan memotong kejantanan suaminya kalau berani menikah lagi. Ini Santi tidak bisa mengatakan apa-apa, karena kedua gadis itu sendiri mau di poligami dan rela membagi suami.
Rangga—anaknya seorang lelaki, mau saja memiliki istri dua dan malah keuntungan bagi Rangga memiliki dua istri yang sangat cantik dan menawan. Tidak aka nada rugi menikah dengan Moni dan Merlin, ketika Santi selalu mendengar kalau anaknya selalu dibawakan bekal setiap pagi oleh kedua gadis itu.
Berarti Moni dan Merlin adalah istri impian yang pandai masak dan menyenangkan suami dengan masakan mereka. Santi penasaran dengan masakan mereka berdua, besok Santi akan menguji kemampuan memasak kedua gadis itu. Apakah sungguh enak atau malah sebaliknya.
“Baik, jadi Moni nanti akan menikah dengan Rangga terlebih dahulu. Pernikahan Rangga dan Moni akan dilaksanakan pagi dan pernikahan Rangga dan Merlin akan dilaksanakan sore hari.
Semuanya mengangguk setuju atas usulan Santi. Dan wali Moni dan Merlin akan diserahkan pada bapak penghulu, karena kedua gadis itu tidak memiliki sanak saudara dan orangtua lagi. Santi berharap pernikahan anaknya lancar dan bahagia selamanya.
“Kami pulang dulu Tante, Om, kami harus mengumpulkan surat-surat untuk mengajukan pernikahan dan nanti kami akan memberikannya pada Om dan Tante.”
“Kalian hanya perlu menyerahkan surat-suratnya dan nanti saya akan memberikannya pada pihak KUA.”
Moni dan Merlin bersyukur, mereka diterima sebagai menantu keluarga Aditya dan sebentar lagi mereka akan menjadi nyonya Aditya. Impian mereka selama ini.
“Rangga, kamu antar Moni dan Merlin pulang,” ucap Santi dan diangguki oleh Rangga.
Rangga berdiri dari tempat duduknya, dan diikuti oleh Moni dan Merlin dari belakang, sebelum pergi mereka bersalam dulu dengan Herman dan Santi.
“Hati-hati di jalan.”
Rangga, Moni, dan Merlin mengangguk mendengar pesan dari Santi dan Herman. Agar mereka hati-hati di jalan.
***